Pentingnya Dominasi Konten Lokal Edukatif dan Inspiratif


Pentingnya konten lokal yang inovatif dan edukatif (Foto: pixabay/ncasullo)
KOMISI Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, berharap konten lokal yang edukatif, inspiratif dan ramah anak, bisa mendominasi media penyiaran Indonesia. Hal itu bertujuan untuk memberikan manfaat optimal bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Harapan tersebut disampaikan oleh Ketua KPI Pusat, Agung Suprio. Hal itu berawal dari masih banyaknya konten-konten asing yang kurang ramah anak, dan disiarkan pada media-media penyiaran saat ini.
Baca Juga:
"Kami terus berharap TV dan radio di Indonesia bisa membuat lebih banyak konten bermuatan loka, yang memang asli menggambarkan Indonesia," jelas Agung, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Menurut Agung, muatan lokal yang edukatif, inspiratif dan ramah anak, harus menjadi prioritas. Karena media penyiaran di Indonesia merupakan yang paling banyak diakses, meski barus bersaing dengan perkembangan media digital.
Menurut data dari Lembaga Riset Media, Nielsen. Selama tahun 2020 media penyiaran menjadi media yang paling banyak diakses oleh masyarakat Indonesia.
Saat ini, media penyiaran bersaing sangat ketat, dengan platform digital, salah satunya layanan streaming audio dan Over-the-top (OTT).
Agar konten tetap banyak diminati tapi bisa membentuk SDM generasi muda semakin berkualitas, maka diperlukan konten lokal yang sifatnya inspiratir, edukatif, dan ramah anak di media penyiaran Indonesia.
Konten-konten lokal bermuatan positif itu diharapkan dapat digaungkan oleh media-media yang mengisi ruang publik, setelah Analog Switch Off (ASO) terealisasi penuh di 2 November 2022.
Baca Juga:
Selain dari pihak KPI, hal serupa pun disampaikan oleh Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno. Dave mengharapkan, media penyiaran Indonesia menggunakan paradigma out of the box agar konten yang dihasilkan tidak kalah dengan konten asing, tapi tetap diminati oleh masyarakat Indonesia.

Dave menambahkan, bahwa setelah ASO terealisasi secara nasional, maka ada efisiensi lebar pita yang memungkinkan, untuk semakin banyak media penyiaran baru yang berkembang.
Kondisi tersebut pun harus diiringi dengan peningkatan kualitas produksi konten yang mendidik di ruang publik. Menurut Dave, industri kreatif penyiaran harus berinovasi menghadirkan konten dengan nilai- nilai yang kita anut, seperti tata krama, moralitas, dan nasionalisme.
"Jangan manja, cuma ambil program dari media asing lalu di-dubbing. Ini justru tidak mendukung industri kreatif Indonesia," jelasnya. (Ryn)
Baca Juga:
Serial Televisi yang Bisa Menemani Kamu di Era 'Social Distancing'
Bagikan
Berita Terkait
Jadwal Siaran Langsung dan Live Streaming Timnas Indonesia Vs Malaysia di ASEAN U-23 Championship 2025

Jadwal Siaran Langsung dan Live Streaming Inter Vs AC Milan di Coppa Italia

TV Analog Dimatikan, KPID Jateng Minta Pemerintah Pastikan Distribusi STB Merata
