Peningkatan Serangan Phising di Indonesia selama 2022


Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menemukan ribuan serangan phishing pada domain ".id". (Foto: Pexels/Sora Shimazaki)
SERANGAN phising di Indonesia masih tergolong tinggi. Dalam lima tahun terakhir, serangan tersebut bahkan mengalami peningkatan. Selama kuartal ketiga 2022 saja, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menemukan ribuan serangan phishing pada domain ".id".
Ketua Dewan Pengurus PANDI, Yudho Giri Sucahyo, mengatakan dua tahun terakhir banyak pelaku kejahatan yang menggunakan domain ".id" untuk phishing. Sebelumnya serangan tertuju pada domain yang menggunakan ".com".
"Jumlah serangan phishing unik yang dilaporkan pada Q3 (kuartal 3) 2022 sebanyak 7.988. Sektor bisnis yang paling menjadi sasaran serangan phishing pada Q3 2022 adalah Lembaga Pemerintahan, sedangkan jumlah domain unik yang digunakan untuk serangan phishing pada Q3 2022 sebanyak 181," kata Yudho melalui konferensi pers di Surabaya, Selasa (27/12).
Baca juga:

Laporan Indonesia Anti-Phishing Data Exchange (IDADX), divisi PANDI untuk menjaga domain ".id", menemukan serangan phishing di Indonesia cenderung naik setiap kuartal sepanjang 2022.
Pada kuartal I, terdapat 1.613 serangan pishing pada domain ".id". Lalu pada kuartal II tercatat sebanyak 4.902. "Rata-rata situs web yang menjadi korban adalah subdomain," lanjut Yudho seperti dikutip Antara (27/12).
PANDI menemukan pengelola situs hanya fokus menjaga domain utama, sedangkan subdomain kurang perhatian sehingga penjahat siber melihat celah dan menggunakannya untuk phishing.
PANDI juga melihat ada pergeseran pola serangan phishing. Pada kuartal III, serangan phishing paling banyak dialamatkan kepada lembaga pemerintahan (68 persen). Sementara pada kuartal sebelumnya, menurut PANDI, serangan phishing banyak terjadi pada sektor keuangan, termasuk teknologi finansial.
Pergeseran serangan phishing salah satunya adalah karena tahun ini Indonesia mengadakan forum G20. Temuan lainnya untuk kuartal ini adalah pelaku kejahatan siber menyalahgunakan protokol HTTPS untuk situs phishing.
Baca juga:

Menurut PANDI, protokol HTTPS tidak digunakan oleh pelaku phishing pada 2019. Selama lima tahun belakangan, IDADX PANDI menemukan total 34.622 laporan phishing pada domain ".id".
Serangan phishing terjadi ketika seseorang mencoba menipumu untuk berbagi informasi pribadi secara daring. Phishing biasanya dilakukan melalui e-mail, iklan, atau melalui situs yang tampak mirip dengan situs yang telah kamu gunakan. Misalnya kamu mungkin mendapatkan e-mail yang terlihat seperti dari bank yang memintamu untuk mengonfirmasi nomor rekening bank.
Informasi lain yang mungkin diminta oleh situs phishing adalah nama pengguna dan sandi, nomor jaminan sosial, nomor PIN, nomor kartu kredit, nama ibu, dan data kelahiranmu. (dru)
Baca juga:
Sniffing dan Phising Makin Marak, Simak Tips untuk Menghidarinya
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
