Pengungsi Gunung Agung Meningkat Hingga 134.229 Jiwa


Sejumlah anak pengungsi letusan Gunung Agung bermain bola di posko pengungsian Desa Les, Kabupaten Buleleng, Bali, Minggu (24/9). (ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
MerahPutih.com - Jumlah pengungsi dari ancaman meletusnya Gunung Agung terus bertambah. Hal ini terlihat dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Kamis sore (28/9), jumlah pengungsi mencapai 134.229 jiwa di 484 titik pengungsian yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali.
Pengungsi sebanyak 134.229 jiwa tersebut berada dibeberapa Kabupaten, yaitu; Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (6.158 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), Kota Denpasar 51 titik (11.036 jiwa), Kabupaten Gianyar 16 titik (12.084 jiwa), Kabupaten Jembrana 29 titik (420 jiwa), Kabupaten Karangasem 122 titik (49.575 jiwa), Kabupaten Klungkung 173 titik (27.395 jiwa), dan. Kabupaten Tabanan 26 titik (4.851 jiwa).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banyaknya jumlah pengungsi ini disebabkan karena masyarakat yang tinggal di luar radius berbahaya pun ikut mengungsi. Selain itu, penyebabnya karena sulitnya memahami dan mengetahui batas radius berbahaya di lapangan.
"Apalagi kenaikan status Awas ditetapkan malam hari, saat terjadi gempa yang beruntun dan ditambah beredarnya banyak informasi palsu (hoax)," katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (28/9).
Memang, Kata Sutopo, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi dan juga tingginya gempa vulkanik menunjukkan masih berlangsungnya dorongan magma ke permukaan. Namun, pengamatan visual tanda-tanda erupsi belum tampak dan juga belum bisa di prediksi pasti kapan Gunung Agung akan meletus.
Bertambahnya pengungsi, berbanding lirus dengan peningkatan kebutuhannya juga. Namun, karena bantuan terus berdatangan, kebutuhan logistik pengungsi diperkirakan cukup hingga satu bulan ke depan.
"Bantuan terus berdatangan, baik bantuan dari pemerintah, pemda, dunia usaha dan masyarakat," Kata Sutopo.
"Distribusi bantuan ke pengungsi juga berjalan dengan lancar. Jika ada beberapa titik pengungsian belum menerima bantuan disebabkan pos pengungsi mandiri tersebut tidak melaporkan ke petugas," sambungnya.
Selain itu, Ia juga mengungkapkan, penanganan pengungsi berlangsung dengan lancar karena, karakter masyarakat Bali yang suka gotong royong. Akibatnya, antara masyarakat dan aparat pemerintah kompak untuk melayani pengungsi dengan baik. "Ini adalah modal sosial yang besar yang membentuk masyarakat Bali tangguh menghadapi bencana," katanya. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Tinjau Pasokan Bahan Pokok di Pasar Nyanggelan Bali, Mendag Busan: Stok Cukup, Harga Terkendali

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

AXEAN Festival 2025: 43 Penampil Siap Ramaikan Panggung Musik Asia di Bali

Lemhanas Tegaskan Pemindahan Warga Gaza ke Pulau Galang untuk Dapat Pengobatan Murni Atas Dasar Kemanusiaan

254 Rumah Warga Rusak Akibat Gempa Poso, Tersebar di 19 Desa

Tidak Ada Korban Jiwa, BNPB Minta Warga Tetap Waspada Efek Gempa Susulan di Bekasi

Korban Gempa Poso Dijanjikan Bantuan Rumah Rusak Rp 15-30 Juta, Plus Bansos Tunai Rp 600 Ribu 3 Bulan

Selundupkan Kokain ke Bali Pakai Dildo di Kemaluan, Cewek Peru Dijanjikan Upah Rp 320 Juta

Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025

Pemerintah Mau Evakuasi Warga Gaza, Legislator Malah Khawatir Indonesia Kena Getahnya
