Pengamat: Setop Rekrut Politikus Kutu Loncat


Talkshow "Menguji Nawacita di Tengah Daulat Pasar", di Birdcage, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (15/5). (Foto: MerahPutih/Achmad)
MerahPutih Nasional - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, meminta agar partai politik tak lagi merekrut politikus kutu loncat. Hal ini berlaku untuk di kancah nasional maupun di tingkat daerah.
"Berhenti rekrut kutu loncat untuk jadi pemimpin, baik tingkat nasional maupun lokal," kata Siti, dalam acara talkshow "Menguji Nawacita di Tengah Daulat Pasar", di Birdcage, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (15/5).
Lebih lanjut Siti juga menyampaikan politik kekerabatan juga tidak bagus. Menurutnya, ini jauh dari kesan profesional. Namun, sambung dia, ketika melihat sejarah politik kekerabatan ini sudah ada sejak masa awal Indonesia merdeka. Contohnya, Partai Masyumi dan PNI. "Bapak, anak atau siapa pun jadi ketum, sekjen, dan bendahara," kata dia.
Siti menduga feodalisme dan paternalistik sudah semakin lekat. Jika itu terjadi, maka demokrasi hanya menjadi topeng.
Rakyat, lanjut Siti, hanya berdaulat selama 5 detik saat berada di dalam bilik suara. Selebihnya, kata dia, oligarki yang menentukan bangsa ini. "Ini kejadian uar biasa, kita tipu-tipu," tandasnya. (mad)
Baca Juga:
Radhar Panca Dahana: Nawacita Gagal Sejak Pembuatan
Soft Launching Merahputih.com, Menguji Nawacita di Tengah Daulat Pasar
Relawan Jokowi: Perlu Tiga Tahun Nawacita Terwujud 100 Persen
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Peneliti BRIN Siti Zuhro Bicara Optimalisasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Demokrat Lebih Masuk Akal Gabung ke Koalisi Prabowo
