Pengamat Sebut Jakarta Bisa Chaos jika Lockdown

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 27 Maret 2020
Pengamat Sebut Jakarta Bisa Chaos jika Lockdown

Petugas mengoperasikan 'drone' untuk melakukan penyemprotan disinfektan di jalan protokol di wilayah Jakarta Selatan, Jumat (27/3/2020) (ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai, pilihan karantina wilayah (lockdown) dalam menghadapi virus corona bisa melahirkan kekacauan.

Pasalnya, masyarakat kecil seperti buruh kasar, buruh harian, dan pedagang-pedagang kecil yang paling mendapat kerugian akibat kebijakan tersebut.

Baca Juga:

Bamsoet Minta Lockdown Mulai dari Jakarta

Berbeda dengan ASN, pegawai kantoran, dan pekerja kreatif yang bisa mengerjakan segala sesuatunya di rumah.

"Kalau di Jakarta terjadi lockdown, itu bisa terjadi chaos (kaos) nanti dampaknya,” kata Trubus di Jakarta, Jumat (27/3).

Dia melihat, masalah lockdown bukan perkara kewenangan pusat atau daerah. Kebijakan itu lebih ke kondisi force majeure yaitu keadaan yang terjadi di luar kemampuan manusia sehingga kerugian tidak dapat dihindari.

Petugas Satpol PP Tanah Abang berpatroli membubarka kerumunan massa pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang, Jumat (27/3/2020). (ANTARA/Livia Kristianti)
Petugas Satpol PP Tanah Abang berpatroli membubarka kerumunan massa pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang, Jumat (27/3/2020). (ANTARA/Livia Kristianti)

Seperti di India terjadi kericuhan karena pemberlakuan lockdown. Banyak pekerja kecil yang tak mendapatkan penghasilan.

Lalu, sebagian pedagang dan pekerja rendahan di Malaysia yang mulai mengeluhkan terjadinya lockdown.

Ia menjelaskan, jurang penghasilan antara warga kaya dan miskin di Jakarta sangat lebar. Kalau yang kaya mungkin punya tabungan dan bisa pesan makan lewat online.

Baca Juga:

Berikut Besaran Kalori yang Berhasil Dibakar Wapres Ma'ruf Sejak 'Social Distancing'

Sementara masyarakat miskin, harus kerja hari ini untuk mendapatkan makan hari ini juga. Jika tidak kerja, maka tidak dapat makan.

“Belum lagi kalau pun ada harganya mahal, duitnya enggak kesampaian, akhirnya ada kecemburuan sosial, akhirnya munculnya chaos,” jelasnya.

Trubus menyarankan agar karantina mandiri dan isolasi diri dikedepankan mengingat itu solusi terbaik bagi masyarakat Jakarta.

"Sementara, para pekerja yang terdampak diberikan bantuan langsung tunai agar kehidupannya tetap terjaga. Bisa juga dengan meringankan kredit, cicilan, dan pajak," jelas Trubus. (Knu)

Baca Juga:

Drone Penyemprot Disinfektan COVID-19 Mulai Diuji Coba di Jaksel

#Virus Corona #Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Berita Foto
Potret Galian Pipa Limbah di Jalan TB Sumatupang Jaksel Ditargetkan Rampung Desember 2025
Bus Transjakarta melintas dekat proyek galian pipa limbah di jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jum'at (5/8/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 05 September 2025
Potret Galian Pipa Limbah di Jalan TB Sumatupang Jaksel Ditargetkan Rampung Desember 2025
Indonesia
Gulkarmat: 65% Kasus Kebakaran di Jakarta Akibat Masalah Kabel Listrik
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) menyatakan sekitar 65 persen penyebab kebakaran di DKI Jakarta karena masalah pemeliharaan kabel listrik.
Wisnu Cipto - Kamis, 04 September 2025
Gulkarmat: 65% Kasus Kebakaran di Jakarta Akibat Masalah Kabel Listrik
Indonesia
Potret Kondisi Jakarta Pasca Demo, Warga Sudah Kembali Beraktivitas Normal
Kondisi Jakarta kini sudah kembali normal pasca demo. Banyak warga yang sudah menjalankan aktivitasnya. Namun, sebagian perkantoran menerapkan WFH. Lalu, sekolah juga menerapkan pembelajaran daring.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Potret Kondisi Jakarta Pasca Demo, Warga Sudah Kembali Beraktivitas Normal
Indonesia
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
Alasan pencabutan kebijakan WFH itu karena situasi dan aktivitas di Jakarta saat ini sudah berjalan dengan normal
Wisnu Cipto - Rabu, 03 September 2025
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
Indonesia
Hari Ini Transjakarta Kerahkan 4.907 unit Angkut Penumpang, Tarif Masih Rp 1 Sampai 7 September 2025
Transjakarta mengenakan perjalanan masyarakat dengan tarif Rp 1 hingga 7 September 2025, seperti ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 September 2025
Hari Ini Transjakarta Kerahkan 4.907 unit Angkut Penumpang, Tarif Masih Rp 1 Sampai 7 September 2025
Indonesia
Kerugian Demo di Jakarta Capai Rp 55 M, Ini Rinciannya Versi Pemprov
Demo yang berlangsung selama sepekan itu sempat memicu kerusuhan dan pengerusakan sejumlah fasilitas publik.
Wisnu Cipto - Senin, 01 September 2025
Kerugian Demo di Jakarta Capai Rp 55 M, Ini Rinciannya Versi Pemprov
Indonesia
Sekolah Ditargetkan Kembali Lancar di Rabu, 3 September 2025
Satuan pendidikan yang berada dekat dengan lokasi unjuk rasa atau terkendala akses atau adanya permohonan dari orang tua/wali murid, diperkenankan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Sekolah Ditargetkan Kembali Lancar di Rabu, 3 September 2025
Indonesia
Jam Operasional MRT Jakarta Kembali Normal Pasca-Demo, Stasiun Istora Mandiri Sisi GBK Masih Ditutup
Per Senin 1 September 2025, waktu layanan operasional MRT Jakarta kembali beroperasi dari pukul 05.00-00.00 WIB
Wisnu Cipto - Senin, 01 September 2025
Jam Operasional MRT Jakarta Kembali Normal Pasca-Demo, Stasiun Istora Mandiri Sisi GBK Masih Ditutup
Indonesia
Pasca-Demo, TransJakarta Berlakukan Tarif Rp 1 Hingga 7 September
Selama masa perbaikan halte Tranjakarta yang rusak akibat demo beberapa hari terakhir, pihak Transjakarta berikan akses tarif Rp 1 kepada pengguna layanan
Wisnu Cipto - Minggu, 31 Agustus 2025
Pasca-Demo, TransJakarta Berlakukan Tarif Rp 1 Hingga 7 September
Indonesia
Suasana CFD Jakarta Pasca-Demo Ternyata Lowong, Pedagang Keluhkan Tak Ada Pembeli
Meski terlihat sejumlah warga Jakarta hadir berolah raga di CFD, tetapi suasananya terbilang sepi.
Wisnu Cipto - Minggu, 31 Agustus 2025
Suasana CFD Jakarta Pasca-Demo Ternyata Lowong, Pedagang Keluhkan Tak Ada Pembeli
Bagikan