Pengamat Kritik Buzzer Piaraan Pemerintah Pecah Belah Rakyat

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 02 Oktober 2019
 Pengamat Kritik Buzzer Piaraan Pemerintah Pecah Belah Rakyat

Ilustrasi buzzer penyebar hoaks. (Foto: net)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pengamat kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mengkritik Pemerintah karena terkesan memelihara buzzer di media sosial. Kehadiran para buzzer itu malah dianggap memperkeruh suasana dan memecah belah rakyat Indonesia.

"Pemerintah kan sudah dipercaya publik untuk mengelola nehara dan melindungi masyarakatnya. Dengan pemeliharaan buzzer urgensinya apa," kata Trubus saat berbincang dengan Merahputih.com di Jakarta, Rabu (2/10).

Baca Juga:

Sebar Hoaks Ambulans DKI Bawa Batu, Ketua Bapilu PDIP Solo Dipolisikan

Trubus melanjutkan, kehadiran buzzer yang suka menebar isu sensitif ini dianggap kontraproduktif. Dia mencontohkan isu kelompok radikal di Komisi Pemberantasan Korupsi yang disebarluaskan para buzzer malah mengadu domba publik antikorupsi.

"Bisa kontraproduktif dan memancing permusuhan. Kita kan masyarakat sudah damai. Pemerintah menggunakan buzzer yang tak memiliki kapasitas. Mereka jadi terkesan memojokkan kelompok tertentu lalu institusi yang sah selama ini," tutur Trubus.

"Arahnya malah memperpanjang konflik (revisi UU KPK). Sesuatu yang enggak ada dibilang ada," kritik dia, sambil menambahkan, "Jadi mereka seperti mencari panggung saja. Apalagi sampai mendapat keuntungan dari jumlah yang banyak."

Baca Juga:

Hoax Terkait Politik Masih Marak

Menurut Trubus, pemerintah sengaja memelihara buzzer untuk membungkam dan menyerang pihak lawan. Apalagi, lanjut dia, informasi dari buzzer itu sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Ini tak baik bagi demokrasi," tegas pengajar Universitas Trisakti itu.

pengamat trubus
informasi dari buzzer itu sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Untuk diketahui, sejumlah pihak mulai mengkritik para buzzer pendukung Presiden Joko Widodo makin lama makin membahayakan kondisi bangsa. Berbagai kabar bohong mereka sebarkan dan gaungkan di media sosial untuk mempengaruhi opini dan sikap publik.

Misalnya, mereka menyebarkan kabar tentang ambulans berlogo pemerintah DKI Jakarta yang berisi batu saat unjuk rasa pelajar sekolah menengah atas pekan lalu yang ternyata adalah informasi keliru.

Dalam kasus seleksi calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi dan revisi Undang-Undang KPK, para pendengung menyebarkan agitasi bahwa lembaga itu dikuasai kelompok agama garis keras yang mereka sebut Taliban.

Mereka menyebut Novel Baswedan, penyidik yang dikenal gigih mengusut pelbagai kasus korupsi jumbo, sebagai antek khilafah. Ketika timbul dukungan kepada KPK, mereka menyerang para pendukung itu dengan memberi mereka label pendukung khilafah. (Knu)

Baca Juga:

Terungkap! Ini Tiga Cara Pemerintah Tangkal Penyebaran Hoaks di Medsos

#Berita Hoax
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Indonesia dikabarkan bakal bangkrut pada 2030, karena utang yang semakin menumpuk. Apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
Stasiun TV dilarang menayangkan aksi unjuk rasa, karena mengandung unsur kekerasan. Lalu, apakah informasi tersebut benar?
Soffi Amira - Minggu, 07 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan
ART Ahmad Sahroni dikabarkan luka parah akibat dikeroyok massa saat penjarahan. Apakah informasi tersebut bisa dibenarkan?
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: ART Ahmad Sahroni Luka Parah akibat Dikeroyok saat Penjarahan
Indonesiaku
[HOAKS atau FAKTA]: Drivel Ojol yang Bertemu Wapres Gibran Ternyata Anggota PSI
Drivel ojol yang bertemu Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, merupakan anggota PSI. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Drivel Ojol yang Bertemu Wapres Gibran Ternyata Anggota PSI
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Mau Lunasi Utang Rakyat Indonesia Pakai Uang Pribadi
Presiden RI, Prabowo Subianto, kabarnya ingin melunasi utang rakyat Indonesia dengan uang pribadinya. Namun, apakah informasi tersebut benar?
Soffi Amira - Selasa, 19 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Mau Lunasi Utang Rakyat Indonesia Pakai Uang Pribadi
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ahok Singgung Nama Jokowi dalam Kasus Korupsi Pertamina
Mantan Komisaris Utama Pertamina, Ahok, menyinggung nama Jokowi dalam kasus korupsi Pertamina. Namun, apakah berita ini benar?
Soffi Amira - Selasa, 05 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ahok Singgung Nama Jokowi dalam Kasus Korupsi Pertamina
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Tak Perlu Perpanjang 5 Tahun, Prabowo Resmikan SIM Seumur Hidup
Presiden RI, Prabowo Subianto, dikabarkan meresmikan SIM seumur hidup. Lalu, apakah informasi tersebut benar?
Soffi Amira - Sabtu, 19 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Tak Perlu Perpanjang 5 Tahun, Prabowo Resmikan SIM Seumur Hidup
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Australia dan Amerika Panik, Prabowo Izinkan Rusia Bangun Pangkalan Militer di Indonesia
Australia dan Amerika panik, karena Prabowo mengizinkan Rusia membangun pangkalan militer di Indonesia. Lalu, apakah hal itu benar?
Soffi Amira - Jumat, 11 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Australia dan Amerika Panik, Prabowo Izinkan Rusia Bangun Pangkalan Militer di Indonesia
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Perintahkan Kapolri Tangkap Jokowi karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Prabowo dikabarkan memerintahkan Kapolri untuk menangkap Jokowi. Hal itu buntut dari kasus dugaan ijazah palsu. Namun, apakah berita ini benar?
Soffi Amira - Senin, 07 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Perintahkan Kapolri Tangkap Jokowi karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Tak Puas dengan Pramono Anung, Warga Jakarta Mau Pindah ke Jawa Barat
Warga Jakarta ingin pindah ke Jawa Barat, karena tidak puas dengan kepemimpinan Pramono Anung. Lalu, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Tak Puas dengan Pramono Anung, Warga Jakarta Mau Pindah ke Jawa Barat
Bagikan