Pemilik Model 3 Ingin Gugat Tesla atas Masalah Pengereman
Model 3 Tesla alami masalah pengereman saat fitur swakemudi menyala. (Foto: Tesla)
TESLA sedang diselidiki oleh Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) untuk tuduhan oleh konsumennya yang disebut "pengereman hantu," masalah yang dilaporkan mengganggu sistem mengemudi otomatis Autopilot (serta Full Self-Driving), lapor Inside EVs.
Kini, sejumlah pengemudi Tesla Model 3 dari San Francisco, California, ingin meluncurkan gugatan class action kepada pabrikan mobil itu untuk masalah tersebut. Dasarnya bahwa perusahaan terlalu cepat membawa fitur mengemudi semi-otonom ke pasar saat teknologinya belum siap.
Salah seorang pengguna Model 3 di San Francisco mengatakan bahwa mobilnya kerap melakukan pengereman mendadak yang tidak diminta atau diperintahkan. Ini sangat berbahaya sekaligus menyeramkan.
Baca juga:
Tesla Tarik 578.607 Kendaraan Produksinya
"Ketika cacat pengereman mendadak yang tidak diinginkan terjadi, fitur itu berubah dari apa yang disebut sebagai fitur keselamatan menjadi sebuah mimpi buruk yang menakutkan dan berbahaya," ungkap Jose Alvarez Toledo, pengemudi tersebut.
Gugatannya diajukan pada hari Jumat melalui Pengadilan Federal di California. Penggugat menyatakan tujuan gugatan adalah untuk mengubah tuntutan itu menjadi class action, diartikan sebagai gugatan kolektif terhadap Tesla atas nama sekelompok orang yang terkena dampak.
Setelah menerima ratusan keluhan, NHTSA pada Februari lalu mulai secara resmi melihat masalah pengereman hantu itu. Mereka mengatakan, pengereman di Model 3 itu terjadi tanpa adanya hambatan yang jelas di depan. Penyelidikannya meluas ke lebih dari 400.000 Model 3 dan Model Y yang dibangun pada tahun 2021 dan 2022.
Pada bulan Mei, NHTSA mengumumkan bahwa lebih dari 750 pengemudi telah melaporkan masalah tersebut dan Tesla diminta untuk menanggapi klaim tersebut pada 20 Juni, tetapi organisasi keselamatan belum mengumumkan ada tanggapan dari pembuat mobil tersebut. Tesla harus bertanggung jawab membayar ganti rugi sebesar USD 115 juta (Rp 1,7 triliun) dalam hukuman perdata jika gagal merespons.
Baca juga:
PUBG dan Tesla Berkolaborasi, Gamer Boleh Rakit Model Y
Tesla juga baru-baru ini menghadapi kritik dari sebuah kelompok bernama The Dawn Project, yang mengklaim bahwa fitur autopilot Tesla tidak akan berhenti saat ada anak-anak di jalan dan akan menabrak mereka.
Meskipun mobil itu dikemudikan manusia dan sepenuhnya dalam kontrol manusia, mobil-mobil Tesla juga diklaim oleh kelompok itu tidak akan berhenti bila ada anak-anak di jalanan karena sistem pengereman otonom darurat yang cacat.
Hal itu mendorong banyak pemilik Tesla untuk melakukan eksperimen mereka sendiri, beberapa bahkan menggunakan anak mereka sendiri, dalam upaya untuk membuktikan bahwa kritik The Dawn Project tidak mencerminkan kenyataan. (waf)
Baca juga:
Harga Mobil Tesla di AS Naik
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Penutupan Feders Gathering 2025 Jadi Ajang Temu Komunitas Motor Matic
Peduli Bencana Sumatera Utara: Bantuan Pakaian dan Layanan Penggantian Oli Gratis untuk Warga Terdampak
VinFast Resmikan Pabrik Kendaraan Listrik di Subang, Tegaskan Komitmen Lokalisasi di Indonesia
Riding Bareng hingga Sharing Session, 'Sowan Nyaman' Rangkul Komunitas Motor Matic
Menilik Deretan Mobil Baru Mejeng di Ajang Otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week 2025
Berakhir Besok, ini Daftar Mobil Listrik dan Motor yang Bisa Dijajal di GJAW 2025
Mengusung Filosofi Travel+, JETOUR T2 Siap Jadi Partner Adventure di Indonesia
Jajal Kendaraan Listrik Tanpa Keluar Gedung, GJAW 2025 Tawarkan EV Test Drive Indoor
5 Mobil SUV yang Meluncur di GJAW 2025, Ada Suzuki Grand Vitara hingga BJ30 Hybrid FWD
3 Mobil Hybrid Suzuki yang Rilis selama 2025, Siap Jadi Primadona Baru!