Pemerintah Selandia Baru Bantu Warganya untuk Beli Mobil Listrik


Warga Selandia Baru dapat keringanan beli mobil listrik. (Foto: Unsplash/CHUTTERSNAP)
PEMERINTAH Selandia Baru akan memberi bantuan keuangan bagi keluarga berpenghasilan rendah, untuk mengganti kendaraan bensin dan diesel dengan kendaraan berbasis baterai atau listrik. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Rencananya pemerintah setempat akan menganggarkan dana senilai NZD 569 juta atau sekitar Rp 5,3 triliun, dalam program uji coba sebagai bagian dari perencanaan lebih besar yang mencakup subsidi bagi bisnis untuk mengurangi emisi, peralihan ke bus ramah lingkungan pada 2035, dan pengumpulan limbah makanan rumah tangga pada akhir dekade.
"Ini adalah hari penting dalam transisi kami ke masa depan rendah emisi. Kita semua telah melihat laporan terbaru tentang kenaikan permukaan laut dan dampaknya di Selandia Baru. Kita tidak bisa meninggalkan masalah perubahan iklim sampai semuanya terlambat untuk diperbaiki," ungkap Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardem seperti dilansir Antara, Senin (16/5).
Baca juga:
Mobil Listrik Bebas Polusi Udara dan Suara Bahkan Kebal Ganjil Genap

Rencana tersebut merupakan langkah menuju pemenuhan kesepakatan yang dibuat Selandia Baru, berdasarkan Paris Agreement 2016 tentang perubahan iklim dan komitmen Selandia Baru untuk mencapai emisi nol karbon bersih pada 2050 mendatang.
Ardem mengatakan setiap unsur masyarakat, komunitas, dan sektor memiliki peran untuk berkontribusi terhadap pemeliharaan lingkungan. Dirinya melanjutkan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dapat membantu rumah tangga hindari gejolak kenaikan harga.
Rencana tersebut juga menetapkan target untuk mengurangi total kilometer perjalanan mobil sebesar 20 persen selama 13 tahun ke depan, dengan menawarkan pilihan transportasi yang lebih baik di kota-kota serta pilihan untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki.
Baca juga:
Daftar Mobil Listrik Terlaris di Eropa

Program-program tersebut akan menggunakan dana tanggap darurat iklim (CERF) senilai NZD 4,5 miliar atau setara dengan Rp 41,8 triliun. Pemerintah Selandia Baru optimistis uang hasil pengurangan emisi rumah kaca dapat membantu membiayai program lingkungan ketimbang dari pajak rumah tangga.
Sejumlah kritikus politik mengatakan upaya pemerintah Selandia Baru ini dapat memberi kemudahan bagi industri pertanian besar di negara tersebut, yang telah menciptakan sekitar setengah dari total emisi gas rumah kaca.
"Beberapa kebijakan yang diumumkan seperti Car Allowance Rebate System terbukti tak masuk akal dan telah gagal di luar negeri. Konsumen harus dapat memilih bagaimana mereka mengurangi emisi melalui skema perdagangan emisi," kata pemimpin Partai ACT David Seymour. (waf)
Baca juga:
ITS dan ITB Daftarkan Paten Mobil Listrik SUV dan City Car
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Jangkau Pecinta Otomotif, BMW Exhibition Hadir Perdana di Mall Kelapa Gading Jakarta

Tren Mobil Listrik Melesat di Indonesia: Konsumen Kian Matang, Infrastruktur Jadi Kunci

Mobil Listrik Premium BMW Jadi Sustainable Mobility Partner Maybank Marathon 2025

Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025

6 Mobil Listrik BYD Jadi Primadona di GIIAS 2025, Langsung Diserbu Pengunjung!

Melihat 2 Mobil Listrik Baru Toyota di GIIAS 2025, Ada yang Diproduksi Lokal

Pamerkan SUV Listrik Hasil Kolaborasi NMAA x Cellos, Chery Luncurkan J6 Modification Contest 2025 di GIIAS

LEPAS Resmi Debut di Indonesia lewat GIIAS 2025, Hadirkan Tiga Model Mobil Listrik Andalan

MINI Indonesia Hadirkan MINI JCW 66 Collection dan MINI Countryman di Ajang GIIAS 2025

VinFast Indonesia Resmi Luncurkan VinFast VF7 dalam Ajang Otomotif GIIAS 2025
