Kritik Pemerintah Lambat Tangani Corona, DPR: Implikasinya Sudah ke Mana-Mana

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Senin, 16 Maret 2020
Kritik Pemerintah Lambat Tangani Corona, DPR: Implikasinya Sudah ke Mana-Mana

Warga berjalan dengan latar depan spanduk bertuliskan COVID-19 di Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat, Kamis (12/3). (Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani menilai, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) lamban dalam menangani penyebaran virus corona.

"Saya menilai terlambat. Implikasinya sudah ke mana-mana. Kepanikan menyebar di masyarakat sampai pada panic buying akibat kurangnya informasi yang tepat. Rumor dan hoaks bertebaran," kata Netty dalam keterangannya, Senin (16/3).

Baca juga:

Hadapi Corona, Hotel Milik CR7 Disulap Jadi Rumah Sakit

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyesalkan sikap pemerintah yang tidak gerak cepat menangani penyebaran hoaks soal virus corona ini. Menurutnya, keterlambatan penanganan oleh pemerintah inilah yang juga membuat WHO berkirim surat ke Indonesia.

"Bahkan muncul pemain masker yang mengambil kesempatan dengan mencari keuntungan pribadi. Mengapa WHO sampai secara khusus menyurati Indonesia agar menerapkan darurat nasional," sesal Netty.

netty pks
Anggota DPR RI Fraksi PKS, Netty Prasetiyani. Foto: pks.id

Belakangan pemerintah Indonesia memang sudah membentuk Gugus Tugas untuk penanganan virus corona. Meski Netty menilai itu juga terlambat, namun ia berharap Gugus Tugas ini bisa menjadi angin segar untuk melakukan terobosan baru.

"Gugus tugas harus bekerja progresif, fokus, memiliki indikator kerja dan timeline yang jelas. Harus langsung kerja, lakukan terobosan, dan jangan sampai terjebak pada urusan administrasi atau birokrasi," kata Netty.

Baca Juga

Putri Megawati Desak Jokowi Gratiskan Biaya Tes Corona

Netty juga meminta pemerintah untuk transparan soal daerah sebaran virus corona di Indonesia. Menurutnya, hal itu agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam melakukan antisipasi penyebaran virus corona. Pemerintah juga perlu menambah perhatian khusus untuk daerah-daerah yang menjadi akses masuk WNA ke Indonesia.

"Petakan dengan jelas dan informasikan pada masyarakat agar tidak terjadi kepanikan. Daerah yang menjadi entry point warga negara asing, seperti Kuala Namu, Menado, Bali, dan daerah lainnya, harus mendapat perhatian khusus," bebernya.

Bijaklah dalam menggunakan baju pelindung saat kekurangan tim medis (Foto: Daily Mail)

Lebih lanjut, Netty menyarankan pemerintah untuk memberlakukan lockdown negara, yaitu melarang siapapun untuk datang dan keluar dari Indonesia jika situasinya diprediksi semakin parah.

"Jika diprediksi makin meningkat, kondisi ini dapat dijadikan dasar untuk dilakukan lock down sebagai langkah pencegahan penyebaran lebih luas," ujarnya.

Di sisi lain, terkait penanganan orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dengan pengawasan (PDP), Netty juga menyesalkan bahwa proses pengetesan spesimen pada PDP masih harus dilakukan di Balitbangkes, Jakarta. Menurutnya, Kemenkes perlu menyiapkan laboratorium di setiap kota besar.

"Bagaimana keamanannya selama dibawa? Apakah Kemenkes tidak mampu menyiapkan laboratorium di setiap kota-kota besar? Harusnya kan tidak perlu dibawa ke Jakarta," tutup istri mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ini. (Pon)

Baca juga:

Instagram Ambil Langkah Baru Untuk Perangi Penyebaran Hoax Tentang Corona

#Virus Corona #Pasien Corona #Penyakit Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Indonesia
Biaya Pasien COVID-19 Masih Ditanggung Pemerintah Meski PPKM Dicabut
Pemerintah secara resmi mengumumkan pencabutan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Mula Akmal - Jumat, 30 Desember 2022
Biaya Pasien COVID-19 Masih Ditanggung Pemerintah Meski PPKM Dicabut
Bagikan