Pemerintah Korea Selatan Optimistis Tingkat Fertilitas Total akan Terus Naik Tahun ini, Berharap tidak Terjadi Kepunahan


Ibu hamil. (Foto: Unsplash/Suhyeon Choi)
MERAHPUTIH.COM - JUMLAH bayi yang lahir di Korea Selatan pada 2024 meningkat untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. Demikian ditunjukkan dalam data yang dirilis pada Rabu (26/2). Pemerintah Korsel melihat tren peningkatan ini didorong kenaikan jumlah pernikahan dan berbagai kebijakan yang diterapkan untuk membantu orangtua dengan anak kecil.
Seperti dilansir The Korea Times, sebanyak 238.300 bayi lahir pada 2024. Jumlah itu meningkat 8.300 dari angka terendah tahun sebelumnya yang tercatat 230.000. Badan Statistik Korea menyebut angka itu pulih setelah terus menurun sejak 2015, ketika angka kelahiran mencapai 438.400. Seiring dengan naiknya jumlah kelahiran, tingkat fertilitas total Korea, yakni rata-rata jumlah bayi yang diharapkan dimiliki seorang perempuan sepanjang hidupnya, naik menjadi 0,75 dari sebelumnya 0,72.
Dalam sebuah konferensi pers, Wakil Ketua Komite Presiden untuk Kebijakan Masyarakat yang Menua dan Kebijakan Populasi Joo Hyung-hwan mengatakan ia dengan hati-hati memprediksi tren kenaikan ini akan berlanjut tahun ini hingga mencapai 0,79.
"Pemulihan ini merupakan langkah penting untuk membalikkan tren rendahnya angka kelahiran yang telah lama berlangsung, yang menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah mulai memberikan efek dan semakin bergaung di kalangan masyarakat," kata Hyung-hwan di Korea Press Center, Seoul.
Baca juga:
Tingkat fertilitas total pada kuartal keempat 2024 tercatat 0,75, lonjakan signifikan jika dibandingkan dengan 0,66 pada periode yang sama pada 2023. "Angka ini sangat menggembirakan karena tingkat kelahiran cenderung paling rendah pada kuartal keempat setiap tahun. Namun, angka ini hampir setara dengan rata-rata kuartalan tahun lalu," ujar Hyung-hwan.
Tanda positif lainnya yakni peningkatan pernikahan yang melonjak 14,9 persen pada 2024. Itu merupakan lonjakan terbesar sejak data mulai dikumpulkan pada 1970. "Mengingat pernikahan menjadi indikator utama kelahiran di masa depan, ini sangat menggembirakan," katanya.
Hyung-hwan menjelaskan peningkatan jumlah kelahiran mungkin dipengaruhi pernikahan yang tertunda selama pandemi COVID-19. Namun, pihaknya percaya perubahan substansial dalam pandangan masyarakat terhadap pernikahan dan kelahiran anak menjadi penyebab utamanya.
Korea Selatan telah lama berjuang dengan penurunan angka kelahiran. Banyak anak muda enggan menikah atau memiliki anak akibat biaya perumahan dan pengasuhan anak yang terus melonjak. Untuk membalikkan tren ini, pemerintah meluncurkan berbagai langkah untuk mendorong orang agar menikah dan memiliki anak.
Presiden Yoon Suk-yeol, yang sekarang menghadapi pemakzulan, menyatakan keadaan darurat nasional atas krisis angka kelahiran ini. Ia menyerukan tanggapan darurat dengan tujuan menaikkan tingkat fertilitas total ke angka 1 pada 2030.
Angka terbaru ini melebihi prediksi pemerintah sebelumnya yang memproyeksikan 0,74. Meski begitu, ini tetap menjadi yang terendah di dunia. Di antara 38 negara anggota OECD, Korea merupakan satu-satunya negara dengan angka di bawah 1. Hyung-hwan mengatakan lima tahun mendatang akan menjadi periode krusial karena diperkirakan jumlah perempuan usia subur dan populasi di usia 30-an akan menurun mulai 2027.
Dia menambahkan pemerintah akan terus memperbaiki kebijakan yang telah terbukti efektif, termasuk perluasan layanan pengasuhan anak dan bantuan keuangan langsung serta dukungan untuk orangtua yang bekerja, yang harus menyeimbangkan tanggung jawab pengasuhan dengan karier mereka. Salah satu area yang akan difokuskan pemerintah ialah membantu memproyeksikan citra positif tentang keluarga dengan banyak anak dan keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan anak.
Sebagai bagian dari upaya untuk lebih meningkatkan angka kelahiran dan mengurangi beban finansial pada generasi mendatang, ia juga menyarankan agar pemerintah menaikkan usia pensiun legal dan mengembangkan ide kebijakan untuk mengundang pengasuh asing untuk membantu orangtua yang bekerja.(dwi)
Baca juga:
Korea Selatan Sambut Generasi Baru, Angka Kelahiran Catatkan Rekor Tertinggi dalam 14 Tahun
Bagikan
Berita Terkait
12 September Memperingati Hari Apa? Peristiwa Bersejarah hingga Perayaan Unik Dunia

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Indonesia U-23 Tertinggal di Babak Pertama, Gol Tunggal Korsel Dicetak Menit ke-6

9 September Memperingati Hari Apa? Ini Deretan Fakta Mengejutkan

7 September Memperingati Hari Apa? Munir Meregang Nyawa di Udara

6 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Perayaan dan Fakta Uniknya

5 September Memperingati Hari Apa? Ini Daftar Peringatan dan Peristiwa Pentingnya

4 September Memperingati Hari Apa? Ini Fakta Menarik yang Jarang Diketahui

2 September Memperingati Hari Apa? Ini Fakta Uniknya

25 Agustus Memperingati Hari Apa? Begini Catatan Menariknya
