Pemerintah Buka Suara Soal Jumlah Positif Corona Kerap Melonjak Drastis

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 14 Mei 2020
Pemerintah Buka Suara Soal Jumlah Positif Corona Kerap Melonjak Drastis

Juru Bicara Pemerintah Penananganan COVID-19 Achmad Yurianto. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Tren kasus positif virus corona atau COVID-19 dalam dua hari ini mengalami pelonjakan. Per Kamis (14/5), terjadi penambahan 568 kasus baru.

Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjelaskan, melonjaknya angka positif lantaran di beberapa daerah terdapat proses panjang dalam melakukan pemeriksaan virus corona.

Baca Juga:

Sempat Molor Pendistribusian, Pimpinan DPRD Apresiasi Bansos Anies Tahap kedua

"Kalau dilihat sebaran kenaikan hari ini atau kemarin, kita akan melihat bahwa daerah punya gap pemeriksaan cukup jauh dan panjang akan meningkat dengan cepat," kata Yurianto dalam jumpa pers live streaming di Gedung Graha BNPB Jakarta, Kamis (14/5).

Akumulasi angka, kata Yurianto, disebabkan lantaran adanya keterbatasan penerbangan. Tetapi kini, sudah dapat diatasi masing-masing wilayah.

"Sehingga pada hari ini tidak ada penambahan karena seluruhnya sudah diperiksa kemarin. Kemudian kasus sembuh meningkat 231 orang menjadi 3.518 orang. Kasus meninggal bertambah 15 orang, sehingga menjadi 1.043 orang," tutur Yurianto.

Yurianto mencontohkan seperti yang terjadi di Sulawesi Tenggara (Sultra). Menurutnya, di wilayah ini mengalami peningkatan 91 orang, lantaran berkaitan proses pemeriksaan spesimen.

"Sebagai contoh untuk Sulawesi Tenggara, mendapatkan kenaikan 91 orang. Ini karena spesimen yang semula rencananya dikirim ke Makassar, bisa diperiksa ke tempat itu," ucap Yurianto.

Petugas melakukan Rapid Diagnostic Test (RDT) Corona masal di GOR Pangukan, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (12/5/2020). Menurut data Dinkes Sleman berdasarkan pendaftaran RDT massal Corona klaster swalayan Indogrosir Sleman, jumlah pendaftar yang memenuhi persyaratan untuk melakukan RDT tercatat sebanyak 1.422 orang. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.)
Petugas melakukan Rapid Diagnostic Test (RDT) Corona masal di GOR Pangukan, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (12/5/2020). Menurut data Dinkes Sleman berdasarkan pendaftaran RDT massal Corona klaster swalayan Indogrosir Sleman, jumlah pendaftar yang memenuhi persyaratan untuk melakukan RDT tercatat sebanyak 1.422 orang. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.)

Ia mengingatkan masyarakat bahwa penyebaran virus corona terjadi dari manusia ke manusia.

"Kita tak lagi berpikir untuk menghindari kerumunan, tetapi kita berpikir untuk tidak membuat kerumunan, ini yang disebut kesadaran kolektif. Bukan hanya hindari kerumunan, tetapi membuat komitmen tak buat kerumunan," ucap Yuri.

Yuri menjelaskan, jika ada kepentingan mendesak di suatu tempat secara kolektif, maka harus ditentukan jarak fisiknya. Sehingga muncul tekad bersama dalam melaksanakan pencegahan penularan COVID-19.

"Secara kolektif masyarakat sadar bahwa risiko harus dikurangi dengan lakukan hal-hal tak perlu, aktivitas tak perlu," kata Yuri.

?Ia mengungkapkan, saat ini penularan virus corona bukan lagi dari kasus imported case atau orang yang baru pulang dari luar negeri maupun daerah endemik. Penularan lokal saat ini telah terjadi.

"Sumber penularan di tengah masyarakat, orang yang bawa penyakit namun dirinya tak merasakan ada keluhan apa pun. Kalau ada keluhan minimal sekali, sehingga dia tak merasakan sakit. Ini yang menjadi sumber penularan," ungkapnya.

Baca Juga:

Pemprov DKI: 96.748 Rapid Test, 3.703 Terkonfirmasi Positif Corona

Berdasarkan data yang dihimpun Kamis ( 14/5) pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, ada penambahan 568 kasus baru COVID-19. Sehingga secara akumulatif ada 16.006 kasus positif COVID-19.

Berdasarkan data yang dipaparkan Yuri, kasus baru pasien positif COVID-19 tersebar di 26 provinsi. Kasus terbanyak terjadi di DKI Jakarta dengan 134 kasus baru. Setelah itu, disusul oleh Sumatera Selatan dengan 119 kasus baru dan Jawa Timur dengan 91 kasus baru.

Sementara itu, penularan COVID-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 382 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.

Yuri melanjutkan, pemerintah juga mencatat ada penambahan 231 pasien yang telah dinyatakan sembuh.

"Dengan demikian, total pasien sembuh ada 3.518 orang," tutur Yuri. (Knu)

Baca Juga:

Calon Penumpang Pesawat Tetap Wajib Patuhi Aturan PSBB

#Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Bagikan