Pemda Diminta Siaga Hadapi Klaster COVID-19 Bencana Alam


Ilustrasi pengungsi akibat bencana alam. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Musim penghujan menjadi kekhawatiran sendiri munculnya klaster baru penyebaran COVID-19 di Indonesia, selain klaster Pilkada Serentak yang bakal memicu penyebaran karena adanya peningkatan aktivitas dan pergerakan massa.
Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan, masyarakat rentan tertular di posko pengungsian kala bencana melanda. Pemerintah Daerah (Pemda) harus menjaga kebersihan lokasi pengungsian agar terhindar dari CIVID-19 dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh musim hujan.
Beberapa penyakit, yang umumnya terjadi sat bencana terutama banjir, diantaranya demam berdarah dengue, lepra, tifus, diare dan penyakit kulit. Semua penyakit tersebut, dapat menurunkan imunitas sehingga masyarakat menjadi rentan tertular COVID-19.
Baca Juga:
Awasi Protokol Kesehatan, Anggota TNI di Lapangan Diingatkan Jaga Kesehatan
"Jika tidak memungkinkan menjaga jarak, maka sebisa mungkin pemerintah setempat memastikan adanya sirkulasi udara yang baik, sinar matahari yang cukup dan memastikan kebersihan lokasi pengungsian," kata Wiku dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat (25/9).
Masyarakat yang terdampak banjir atau bencana alam, harus tinggal di lokasi pengungsian sehingga terjadi kerumunan di lokasi-lokasi tersebut. Kondisi ini, berpeluang menjadi klaster baru penyebaran COVID-19.
"Namun, kedisiplinan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat dengan memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan termasuk menjaga kebersihan dapat menekan potensi penularan tersebut," ujar pria asal Malang ini.

Ia menegaskan, pemerintah daerah diminta siap-siaga dan berupaya meminimalisasi risiko penularan COVID-19 selama musim hujan ini. Dan selama di pengungsian, masyarakat wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan untuk menekan potensi penularan/
Seperti diketahui, jumlah pasien Virus Corona di Indonesia bertambah 4.634 orang, per Kamis (24/9). Sehingga total ada 262.022 kasus positif di tanah air.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 3.895 orang, sehingga total pasien sembuh ada 191.853 orang. Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 128 orang, sehingga total ada 10.105 pasien COVID-19 yang meninggal. (Knu)
Baca Juga:
Pilkada di Masa Pandemi, Publik Merasa Was-Was
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Korban Tewas dan Hilang Banjir Bali Terus Bertambah, Denpasar Jadi Wilayah Paling Banyak

15 Korban Meninggal Akibat Banjir Bali Ditemukan, Gubernur Fokus Pembersihan

Puan Maharani Mendorong Pemerintah untuk Fokus pada Pemulihan Ekonomi Masyarakat Kecil di Bali

Banjir Bali Disebabkan Kerusakan Lingkungan, AHY Khawatirkan Sektor Pariwisata Jadi Terganggu

Drainase Diduga Jadi Penyebab Banjir di Bali, DPR: Jika Dibiarkan Bisa Rugikan Masyarakat

Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Jakarta Siapkan Sejumlah Mitigasi untuk Tangani Potensi Banjir

Hampir 1000 Orang Meninggal Akibat Banjir di Pakistan, 1 Juta Penduduk Kehilangan Tempat Tinggal

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Parigi, Rangkaian Susulan Gempa Magnitudo 4,8

Gunung Ibu Erupsi Setinggi 700 Meter, PVMBG Naikkan Status Menjadi Waspada

Tanah Longsor Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang di Sudan, hanya 1 Orang yang Selamat
