PBNU Sesalkan Sikap Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi
PBNU bersama tokoh lintas agama mendesak perdamaian di Rakhine, Myanmar. (MP/Fadli)
MerahPutih.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan sikap diam pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi atas kekejaman militer Myanmar terhadap etnis Rohingya.
Ormas berbasis massa Islam ini pun mendesak agar peraih nobel perdamaian tersebut bersikap konkret.
"Apa sikapnya, tidak cuma penyesalan, sikap konkret, kerja jelas bagi Rohingya. Yang jelas bisa menyelesaikan persoalan," tegas Ketum PBNU Said Aqil Siradj di kantornya, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (22/9)
Menurut Kiai asal Cirebon itu, konflik di Rakhine, Myanmar, merupakan dampak dari politisasi agama, sebab tidak ada agama yang mengajarkan umat untuk bertindak sesadis dan sekejam itu.
"Ini akibat agama menjadi komoditas politik dan ekonomi. Tidak ada ajaran agama yang mengajar seperti itu," ujarnya usai bersilaturahmi dengan tokoh lintas agama.
Untuk itu dia mengajak seluruh bangsa, umat beragama, untuk mengutuk keras kezaliman yang terjadi di sana.
"Kita bersama tokoh lintas agama akan mengirimkan bantuan ke sana. Yang sudah dibangun di sana ada sekolah dan rumah sakit," imbuhnya.
Jadi, kata Kiai Said, bantuannya konkrit tidak hanya penyesalan dan pernyataan saja.
"Indonesia yang pertama mengirimkan bantuan ke sana dibandingkan negara lain seperti Turki dan Iran," tuntas dia. (Fdi)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Bahas Rohingya, Menlu Retno Temui Presiden Palang Merah Internasional
Bagikan
Berita Terkait
PBNU Sebut Insiden Al-Khoziny Sidoarjo 'Puncak Gunung Es' Masalah Infrastruktur Pesantren
KPK Dinilai Terlalu Tendensius ke Salah Satu Ormas Dalam Mengusut Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
KPK Buka Peluang Panggil Ketum PBNU Terkait Korupsi Kuota Haji
PBNU Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji Biar tidak Jadi Bola Liar
KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Korupsi Kuota Haji, Termasuk ke PBNU
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar
Junta Cabut Status Darurat Militer Setelah 4,5 Tahun, Myanmar Segera Gelar Pemilu
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi