Pakar Telekomunikasi Paparkan Sistem Informasi Pemerintah Kurang Aman

MerahPutih.Com - Sistem informasi pemerintah menurut Pakar Telekomunikasi ITB Dr Tutun Juhana cenderung kurang aman. Seringkali data pemerintah mudah dibobol dan bocor kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Kondisi inilah yang kemudian menempatkan Indonesia di urutan 5 atau 6 negara sebagai target perang 'cyber'," kata Tutun Juhana dalam kegiatan Sosialisasi Keamanan Informasi Bagi Aparatur Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, di Garut, Kamis (9/11).

Menurut Dosen Program Studi Teknik Telekomunikasi ITB itu , berdasarkan data tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 29 dalam kasus serangan terhadap jaringan, setahun kemudian pada 2016 naik peringkatnya menjadi ke-7 di dunia akibat serangan itu.

Tutun Juhana sebagaimana dilansir Antara mengingatkan aparatur pemerintah agar senantiasa melindungi aset informasi instansi penyelenggara layanan publik dari segala bentuk ancaman, baik eksternal maupun internal, sengaja atau tidak.

Selain itu aparatur pemerintah juga harus melindungi informasi dari ancaman keamanan informasi yang meliputi kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan dan mengurangi dampak dari terjadinya insiden keamanan.

"Saya juga menyarankan agar ada 'awarness', tata kelola serta kesepahaman antar stakekholder," katanya.

Pemateri lainnya yang juga dosen ITB, Prof. Dr. Ir. Adit Kurniawan, M.Eng menambahkan pegawai pemerintahan agar menghilangkan kebiasaan-kebiasaan lama dalam memperlakukan perangkat kerjanya.

Ia mencontohkan, seperti mengunduh aplikasi yang ilegal, sembarang mengakses informasi melalui laman yang mengandung virus dan bocornya informasi kepada pihak luar.

“Aparatur pemerintah, diharapkan mampu memilih dan memilah agar sistem keamanan informasi tetap terjaga dan tidak terjadi penyalahgunaan, “pungkas Adit Kurniawan.(*)