Night at the Ragunan Zoo Diuji Coba, DPRD: Jangan Berisik dan Sampai Sorot Cahaya ke Mata Hewan


Arsip foto - Pengunjung mendokumentasikan landak Jawa (Hystrix javanica) saat wisata malam di Taman Margasatwa Ragunan (ANTARA FOTO/Yulius Satria)
MerahPutih.com - Wisata Taman Margasatwa Ragunan (TMR) malam hari bertajuk Night at the Ragunan Zoo resmi dilakukan uji coba pada Sabtu (11/10) kemarin.
Night at the Ragunan Zoo diadakan setiap malam Minggu, pukul 18.00–22.00 WIB, dengan tarif masuk normal Rp 4.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak. Melalui program ini, pengunjung dapat menyaksikan satwa yang aktif di malam hari, seperti mamalia kecil, burung hantu, hingga reptil.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike mengatakan bahwa dalam uji coba, menunjukkan masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi, di antaranya penerangan dan fasilitas pengunjung.
"Yang paling penting jangan sampai satwanya terganggu. Kalau pun ada tambahan penerangan, harus ramah terhadap penglihatan hewan. Pengunjung juga perlu diberi rambu-rambu seperti larangan berisik atau menyorot cahaya ke mata hewan," kata Yuke di Jakarta, Jumat (17/10).
Saat ini, uji coba operasional Ragunan hingga malam hari baru difokuskan pada kegiatan rekreasi, olahraga, serta edukasi satwa nokturnal.
"Sekarang baru ada sekitar 10 buggy car untuk lima orang, sewanya Rp 250 ribu. Artinya pengunjung harus menambah biaya di luar tiket masuk. Nah, ini perlu dipikirkan agar tetap bisa dijangkau masyarakat menengah ke bawah," katanya.
Baca juga:
DPRD DKI Soroti Harga Buggy Wisata Malam Lebih Mahal Ketimbang Tiket Masuk Ragunan
Yuke juga mengingatkan pentingnya aspek keamanan dan kenyamanan pengunjung, termasuk penambahan CCTV, penerangan jalur, serta pembatasan area yang boleh diakses pada malam hari.
"Ragunan itu luas sekali. Harus dipastikan jalur yang aman, mungkin pakai tanda glow in the dark atau rute khusus supaya tidak ada risiko bagi pengunjung," tuturnya.
Yuke juga menanggapi tingginya antusiasme masyarakat terhadap kebijakan uji coba Ragunan dibuka pada malam hari. DPRD DKI, kata dia, pada prinsipnya mendukung penambahan jam operasional Ragunan tersebut bila seluruh aspek teknis sudah siap.
"Kalau semua sudah siap, secara anggaran dan skemanya pas, tentu kita dukung. Tujuannya kan untuk membahagiakan warga Jakarta," ucapnya.
Lebih lanjut, Yuke juga mendorong agar kegiatan malam di Ragunan dapat menghadirkan UMKM dan atraksi edukatif tanpa mengganggu satwa.
"Boleh saja ada kegiatan tambahan seperti UMKM atau atraksi edukatif, asal tidak bising dan tidak mengganggu hewan. Kalau pun ada hiburan, sebaiknya bersifat edukatif," ucapnya.
Ia menambahkan, keseimbangan antara fungsi konservasi, rekreasi, dan ekonomi harus menjadi perhatian utama dalam kebijakan ini.
"Jakarta ini masih kurang ruang terbuka hijau dan tempat rekreasi yang murah. Jadi Ragunan harus bisa jadi tempat warga berolahraga, bersantai, dan tetap menjaga keseimbangan alam. Kalau semuanya siap dan bisa dijangkau masyarakat, kita pasti dukung," pungkasnya. (Asp).
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Night at the Ragunan Zoo Diuji Coba, DPRD: Jangan Berisik dan Sampai Sorot Cahaya ke Mata Hewan

6 RT di Jakarta Selatan Sebelumnya Kebanjiran, BPBD: Surut Sepenuhnya hingga Pukul 10.00 WIB

Pedagang Eks Pasar Barito Kunjungi Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung untuk Pilih Kios, Berharap Pembelinya Ramai

Pasar Taman Puring Belum Diperbaiki usai Kebakaran, Pramono Ungkap Alasannya

DPRD DKI Soroti Harga Buggy Wisata Malam Lebih Mahal Ketimbang Tiket Masuk Ragunan

DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang

Layanan 24 Jam Puskesmas Tingkat Kecamatan Jadi Jurus Andalan Pemprov DKI Lawan Meningkatnya Kasus ISPA

Pramono Berencana Bangun Rumah Sakit Tipe A untuk Tingkatkan Pelayanan Kesehatan di Ibu Kota

Gubernur Pramono dan KPK Bahas Penyelesaian Monorel Jakarta dan Tanah Sumber Waras

ISPA Jakarta Meledak Hampir 2 Juta Kasus, Dinkes Ungkap Biang Keladi Selain Polusi
