Ngotot Bukan Etika di Jalan Raya


Selalu beretika dan mengharagai pengguna jalan. (Foto: KabarOto)
SALING menghargai sudah sepantasnya menjadi etika berlalu-lintas. Tidak ada yang harus dimenangkan atau dikalahkan sejauh hal itu dapat dilakukan.
Belakangan memang tersiar berita tak mengenakan pesepeda dan pemotor serta pengguna jalan lainnya, saling tuding yang menjadi pengganggu di jalan.
Baca juga:

Kemudian pesepeda biasanya hadir dalam rombongan baik dalam jumlah banyak atau bisa dihitung dengan jari tangan. Terkadang mereka tak lagi berada di pinggir jalan, ke tengah dan dianggap mengganggu pengendara sepeda motor dan mobil. Karena, sepeda adalah kendaraan yang mudah oleng saat berjalan, metode gowes kaki yang membutuhkan ruang yang lebar di jalan raya.
Bagaimana bila kamu mengendarai sepeda motor dn berhadapan dengan rombongan pesepeda? Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu menjelaskan pada laman KabarOto, yang bisa dilakukan saat ada pesepeda bergerombol, tetap tertib berlalu lintas dan berbagi jalan. Meski keberadaan mereka menurut pengendara motor mengganggu, namun Jusri meminta tetap tertib.
"Tertib aja, mengalah, bersabar, kalau kita punya kesempatan untuk menyalip rombongan pesepeda segera lakukan, dengan hati-hati," terangnya.
Baca Juga:

Pengendara motor juga diharapkan tidak menghadapinya dengan emosi. Karena, menurut Jusri, jika menggunakan emosi bakal timbul tindakan dan keputusan yang salah.
"Ini bisa memicu konflik dan macam-macam. Jadi sabar, karena yang perlu kita sikapi adalah jangan sampai terjadi kecelakaan," terangnya. Dia juga mengatakan jangan dipush, karena jika terjadi mengakibatkan konflik. Ketika konflik terjadi, masalah tentu akan muncul.
Pesepeda menurut Jusri juga harus paham, potensi bahaya, sementara pengguna jalan lain harus paham, agar tidak terjadi kecelakaan yang melibatkan kedua belah pihak.
Sementara itu, Sony Susmana, Training Safety Defensive Consultant (SDCI) mengatakan, untuk pemotor diharapkan mengambil langkah jarak aman dengan mengalah.
Selain itu, memberi ruang untuk mereka koreksi lajurnya. Selain itu, berkomunikasi dengan pesepeda menggunakan klakson atau lampu. "Hindari konflik dengan pesepeda, demi keamanan," terangnya. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pemprov DKI Jakarta akan Bangun Jalur Sepeda Tambahan Sepanjang 3,8 Km dengan Konsep Complete Street

Dishub DKI Targetkan Pemeliharaan Jalur Sepeda Usai Lampaui Target 2025

Dishub DKI Jakarta Bangun 3,8 Km Jalur Sepeda Baru Tahun Ini, Fokus pada Keamanan dan Kenyamanan Pesepeda

MRT Jakarta Bantu Pelanggan yang Kehilangan Sepeda Lapor ke Polsek Setiabudi

Viral Sepeda Rp 3,3 Juta Hilang Dicuri di Parkiran MRT Setiabudi, Polisi Cek TKP

Pilkada DKI Jakarta: Program Fasilitas Non Jalur bagi Pengguna Sepeda Komuter

Pramono Anung Ingin Benahi Jalur Sepeda di Jakarta, Bangkok Jadi Contoh

Tim Balap Sepeda Indonesia Berpeluang Loloskan Atletnya ke Olimpiade Paris 2024

Inisiator Jakarta Barometer Desak Jalur Sepeda di Jakarta Dibongkar

Alasan Bike to Work (B2W) Indonesia Laporkan Pj Heru ke Ombudsman
