Mantan Petinggi Menyesal Sudah Jual WhatsApp ke Mark Zuckerberg
Mantan Petinggi WhatsApp mengaku menyesal telah menjual WhatsApp ke Mark Zuckerberg (Foto: pixabay/antonbe)
PENYESALAN memang selalu datang di akhir. Neeraj Arora yang merupakan mantan petinggi di aplikasi WhatsApp, secara mengejutkan menyampaikan rasa sesalnya lantaran sudah menjual aplikasi tersebut ke Mark Zuckerberg melalui akuisisi.
Adapun penyesalan Neeraj disampaikan secara terbuka melalui cuitan pada akun twitter pribadinya @Neerajarora. "Pada 2014, saya adalah Kepala Eksekutif Bisnis di WhatsApp. Saya membantu negosiasi sebesar USD 22 miliar untuk akuisisi dengan Facebook, saat ini saya menyesalkannya," tulis Neeraj di akun twitternya.
Baca Juga:
Seperti yang dikutip dari laman Financial Express, langkah akuisisi perusahaan milik Mark Zuckerberg ke WhatsApp rupanya tidak hanya berlangsung satu kali, tapi berkali-kali.
Percobaan pertama kabarnya berlangsung pada sekitar tahun 2012-2013. Tapi, saat itu WhatsApp masih ingin berusaha mengembangkan platform mereka, dan menolak tawaran dari Facebook.
Kemudian, berselang satu tahun, perusahaan yang saat ini dikenal dengan nama Meta tersebut, kembali menawarkan kesepatakan yang awalnya terlihat seperti kemitraan biasa.
Ada sejumlah hal yang dijanjikan pada kemitraan tersebut. Seperti halnya dukungan penuh untuk teknologi end-to-end encryptions, dan memberi kebebasan bagi WhatsApp untuk bisa mengambil keputusan perusahaan secara mandiri.
Pada saat dibuat, WhatsApp memiliki tujuan agar privasi pengguna terjaga sepenuhnya, tanpa adanya pelacakan data, monetisasi dan iklan.
Ketika awal kemitraaan semuanya tampak berjalan mulus. Kala itu juga membawa WhatsApp ke masa kejayaanya, saat semua orang menggunakan percakapan secara mudah dan instan melalui WhatsApp.
Namun, Arora melihat pada 2017 dan 2018 segalanya mulai terlihat sangat berbeda. Meski tidak disebutkan secara eksplisit, bukan merupakan rahasia bila pendiri WhatsApp Jan Koum dan Brian Action meninggalkan Meta. Hal ini dikarenakan adanya ketidaksepakatan dengan Mark Zuckerberg soal rencana akan melibatkan monetisasi WhatsApp dengan iklan.
Baca Juga:
Meski WhatsApp masih tidak menampilkan iklan apa pun, Meta sudah mulai mendorong untuk mendapatkan lebih banyak bisnis yang menjual barang dan jasa serta berinteraksi dengan pelanggan melalui WhatsApp.
Arora menjelaskan ketika memasuki tahun 2018 merupakan puncak kekacauan yang terjadi akibat akuisisi Facebook. Pada tahun itu, Facebook terseret dalam kasus Cambrige Analytica dan membuat skandal pelanggaran data serta privasi pengguna terbesar di dunia.
"Pada awalnya tidak ada yang tahu bahwa facebook akan menjadi monster Frankenstein yang melahap data pengguna dan menghasilkan uang kotor," jelas Arora.
Namun, penyesalan tersebut akhirnya dijadikan pelajaran berharga oleh Arora. Setelah keluar dari WhatsApp, Arora menggandeng Eks Direktur Teknik WhatsApp Michael Donohue untuk membuat aplikasi kompetitor bernama HalloApp.
Aplikasi yang sudah tersedia di App Store dan Google Play Store tersebut, dikabarkan memiliki visi awal seperti WhastApp, yakni tanpa adanya pelacakan data yang bisa berpotensi pada pelanggaran privasi pengguna. (ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Vivo X300 Ultra Jadi HP Pertama yang Pakai Kamera Ganda 200MP, ini Spesifikasi Lengkapnya
Bocoran OPPO Reno 15 Pro: Dibekali Baterai 6.300mAh dan Kamera 200MP
OPPO Reno 15 Muncul di Geekbench, Spesifikasinya Kini Mulai Terungkap!
Siap Rilis di Indonesia, OPPO Find X9 Series Jadi HP Flagship Pertama yang Bawa Dimensity 9500 dan Baterai Terbesar di Kelasnya!
Redmi Siap Rilis HP dengan Baterai 9.000mAh, Pakai Chipset Dimensity 8500
Era Baru Fotografi Mobile: OPPO Find X9 Series Andalkan AI Relight dan Kamera Hasselblad
OPPO Find N6 Bakal Jadi HP Lipat Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 6
OPPO Find X9 Series Segera Rilis di Indonesia, Sudah Bisa Dipesan dari Sekarang!
Bocoran Huawei Mate 70 Air: Bawa RAM Jumbo dan Daya Tahan Baterai Lebih Lama
Samsung Galaxy S25 Plus Terbakar usai Overheating, Pemilik Alami Luka Bakar Ringan