Nahdlatul Ulama Tegaskan Islam dan Nasionalisme Tidak Berseberangan
Logo NU
MerahPutih.com - Nahdlatul Ulama (NU) menegaskan agama Islam dan nasionalisme tidak berseberangan, melainkan saling menguatkan untuk membangun Indonesia agar lebih maju.
"Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari yang menyatakan agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian agama dan keduanya saling menguatkan," ujar Wakil Sekjen PBNU Sulthonul Huda dalam Forum Merdeka Barat (FMB) 9, di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Rabu (30/5).
Menurut Sulthonul, NU memahami dan menjadikan pijakan prinsip-prinsip dan kondisi di Indonesia yang terdiri banyak kepulauan, suku, dan bahasa.
Islam, ujar dia, muncul pada generasi ke-3 sejarah Nusantara, sementara agama pertama yang datang adalah Hindu, dilanjutkan Buddha, Islam dan kemudian Kristen.
Ada pun terkait paham radikalisme atau fundamentalisme agama justru banyak berasal dari Islam Timur Tengah, menurut dia, karena negara-negara Islam di Timur Tengah dibentuk dari kepentingan negara-negara imperialis Barat seperti Inggris dan Prancis.
"Berbeda dengan pembentukan negara Indonesia dengan kelompok Islam dan nasionalis berjuang membebaskan diri dari penjajahan kolonial Barat," kata Sulthonul.
Ia berpendapat orang-orang atau kelompok yang mengaku wakil Islam dari Timur Tengah sama sekali bukan orang-orang yang turut mendirikan Indonesia, tetapi organisasi Islam yang mendirikan Indonesia adalah NU dan Muhammadiyah.
NU pun tidak pernah menyatakan diri atau merasa memberikan hadiah terbesar dari umat Islam untuk Indonesia.
Ketika BPUPK sedang merumuskan dasar negara Pancasila, NU juga sepakat mencabut tujuh kata yang menyebut kewajiban menjalankan agama berdasarkan syariat Islam.
Hingga kini, NU mendukung toleransi antaragama dan saling menghargai keberagaman yang ada di Indonesia. (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Umrah Mandiri Dibolehkan, DPR Minta Pemerintah Terbitkan Panduan Khusus
PBNU Sebut Insiden Al-Khoziny Sidoarjo 'Puncak Gunung Es' Masalah Infrastruktur Pesantren
KPK Dinilai Terlalu Tendensius ke Salah Satu Ormas Dalam Mengusut Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
Abu Bakar Ba'asyir Nasihati Jokowi Supaya Kembali Mengamalkan Hukum Islam dengan Baik
KPK Buka Peluang Panggil Ketum PBNU Terkait Korupsi Kuota Haji
PBNU Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji Biar tidak Jadi Bola Liar
KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Korupsi Kuota Haji, Termasuk ke PBNU
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi