Na Niarsik, Masakan Khas Toba yang Penuh Makna


kan arsik khas batak _ foto by IndonesiaGOID (Foto: dedy hutajulu)
SETIAP daerah di Indonesia pasti memiliki ciri khas makanannya sendiri. Meski budaya Barat sudah mulai menggeser makanan tradisional, namun, tidak sedikit juga makanan tradisional yang bertahan di tengah gempuran makanan barat. Salah satunya Na Niarsik, kuliner khas Batak yang sudah ada sejak lama.
Ikan Arsik nama lain dari Na Niarsik adalah kuliner tradisional khas Toba yang kaya dengan bumbu dan rempah. Makanan ini memiliki cita rasa tinggi, sehat dan alami. Kenapa sehat? karena Na Niarsik sama sekali tidak mengandung MSG.
Baca juga:
Tidak Perlu Khawatir, Bumbu Indonesia Sudah Ada di Luar Negeri
Penamaan makanan Batak sebagian besar didasarkan pada proses memasak. Na Niarsik berarti dikeringkan. Maksudnya, ikan dimasak agak lama sampai kuahnya kering. Ketika kering, bumbu tersebut secara otomatis menyerap ke ikan. Oh iya, biasanya Na Niarsik mengunakan ikan emas.

Tapi, terkadang Na Niarsik memakai jenis ikan lain seperti kembung dan kakap. Beberapa orang juga memakai daging seperti daging babi atau sapi untuk dijadikan kuliner dengan bumbu kuning ini.
Bumbu kuliner Na Niarsik memiliki komponen khas pegunungan Sumatera Utara seperti andaliman dan asam cikala alias kecombrang. Bumbu-bumbu khas nusantara yang umum juga ada seperti lengkuas dan serai.
Baca juga:
Wow! Makanan Tradisional Indonesia Berikut Punya Sejarah Unik
Biasanya ikan Na Niarsik disuguhkan pada acara perkawinan, meninggal dan adat lainnya. Hal itu membuat kuliner ini penting dalam upacara adat Batak, terkait dengan siklus kehidupan. Jika proses memasak benar, Na Niarsik dapat bertahan 2 hari tanpa basi.

Konon, ada beberapa aturan dalam menyuguhkan kuliner ini. Hanya kerabat dari pihak istri saja yang boleh menyajikannya. Ikannya pun harus angka ganjil, dimana masing-masing jumlah punya makna tersendiri.
Satu ekor diberikan untuk pengantin baru, tiga ekor bagi pasangan yang baru punya anak, lima ekor disajikan ke pasangan yang baru memiliki cucu. Sementara tujuh ekor ikan untuk pemimpin adat.
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Teh Liang, Minuman Khas Sumatra Utara dengan Ragam Manfaat

Mengicip Itak Pohul-Pohul khas Sumatra Utara, Kehangatannya Bawa Ingatan akan Rumah
