Musim Hujan, Ojek Payung Warga +62 Banjir Berkah


Ojek payung selalu siap ketika hujan melanda. (Foto: Unsplash/Erik Witsoe)
STASIUN Depok Baru (DPB) diguyur hujan. Para penumpang yang turun dari kereta lantas meneduh terlebih dulu agar tidak kebasahan. Beberapa menit kemudian, hujan tak kunjung reda sementara hari sudah mulai sore menjelang malam. Para penumpang mulai gelisah karena ingin cepat-cepat tiba di rumah tepat waktu.
Sejumlah penumpang yang tadinya masih santai menunggu berhentinya hujan, mulai menoleh ke kanan dan kiri, mencari sosok bocah yang biasanya datang dengan sukarela menjajakan payung. Akhirnya, Andi (nama samaran) datang dari seberang stasiun, menerobos derasnya hujan dengan amat cepat. Merahputih.com mencoba untuk menggunakan jasanya.
Baca Juga:
Walau membawa payung, Andi tetap basah kuyup. Payung tersebut memang tidak pernah ia pakai saat bekerja sebagai ojek payung. Baginya, payung tersebut 'ekslusif' untuk pelanggan yang sudah menyewa jasanya. "Enggak apa-apa, saya di sini saja hujan-hujanan, enak kok dan sudah terbiasa," ujarnya kepada merahputih.com, sambil mendampingi di luar jangkauan payung.

Sebagai warga +62, bagi Andi hujan malah menjadi ladang cuan. Dalam sehari, ia bisa meraup uang Rp 40 ribu hanya dengan meminjamkan payung kepada penumpang kereta yang ingin melanjutkan perjalanan ke ojek daring nan sudah dipesan, angkot, hingga penjemput. Payung tersebut disewa tak sampai lebih dari 5 menit.
Fisik Andi sangat kuat. Jika biasanya orang bilang hujan dapat membuat sakit, Andi justru malah senang karena bisa menjadi jalan untuk membantu keuangan orang tua di rumah. "Ga sakit kok, justru sehat saya dan bisa bantu ibu setiap bulannya dari hasil ojek payung ini," kata Andi yang merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara ini.
Baca Juga:
Mengenal Leptospirosis, Penyakit yang Kerap Mewabah saat Banjir
Andi mengaku tidak menggunakan uang tersebut sendirian. Ia selalu membagi pendapatan hariannya kepada orang tua tercinta. "Biasa, uang yang saya dapat dari ojek payung, buat ibu dan ayah. Saya sih tujuannya hanya menolong orang tua. Lumayan buat tambah-tambahan uang belanja," lanjutnya.

Menurut Andi, ibunya tidak mempunyai pekerjaan tetap, hanya sebagai tukang cuci dan setrika. Setiap bulannya sang ibu hanya mendapatkan upah sekitar Rp 300 ribu. Sementara sang ayah, memiliki profesi sebagai tukang ojek daring.
Hujan mungkin bisa membuat jalanan Jakarta dan sekitarnya kebanjiran. Tapi dalam sudut pandang Andi, hujan justru membuat kantongnya kebanjiran berkah. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Musim Piala Dunia Jadi Berkah untuk Pakar Bola di Tongkrongan

4 Makanan Tionghoa Pembawa Berkah

Berkah Tak Jadi Nonton Konser

Berkah Jalan Bareng Orangtua

Macet di Sini, Berkah di Sana

Cara Menyiasati Banjir Cashback

Ada Berkah Terselubung Bila Kamu Tak Masuk Circle Pertemanan

Berkah Menjadi Seorang Introver

5 Berkah Menggunakan Mobil Listrik

Berkah Punya Teman Gitaris di Tongkrongan
