Merespons Pandemi, Museum MACAN Hadirkan 'Present Continuous/Sekarang Seterusnya'

Salah satu karya seni yang siap tampil di Museum MACAN (Sumber: Istimewa)
PANDEMI memberi warna baru bagi dunia seni Tanah Air, khususnya seni rupa. Refleksi tersebut ditunjukkan Museum MACAN yang memulai proyek seni kontemporer kolaboratif bertajuk Present Continuous/Sekarang Seterusnya. Proyek itu mengikutsertakan perupa dan komunitas seni dari sejumlah daerah di Indonesia sebagai tanggapan atas pandemi COVID-19 di Indonesia .
Present Continuous / Sekarang Seterusnya diinisiasi dan diorganisasi oleh Museum MACAN bekerja sama dengan lima organisasi seni, yakni Biennale Jogja, Indeks, Jatiwangi art Factory, LOKA, dan Makassar Biennale.
BACA JUGA:
Instalasi Kolaborasi Sepatu Compass dengan BCA Hadir di Beberapa Titik Ibukota
Sebanyak lima seniman dan lima co-kurator berpartisipasi dalam pameran itu. Seniman yang ikut serta yakni Arifa Safura & DJ Rencong (Banda Aceh), Mira Rizki (Bandung), Muhlis Lugis (Makassar), Kolektif Udeido (Jayapura), dan Unit Pelaksana Terrakota Daerah (UPTD) (Majalengka). Sementara itu, kurator yang terlibat yakni Anwar Jimpe Rachman, Arie Syarifuddin, Elia Nurvista, Putra Hidayatullah, dan Rizki Lazuardi.
Panel diskusi bertajuk Present Continuous / Sekarang Seterusnya: Sebuah Percakapan membuka rangkaian pameran tersebut. Panel yang dibawakan secara daring tersebut menampilkan lima co-kurator. Setelahnya, pembukaan pameran di Museum MACAN akan diselenggarakan di Desember mendatang. Dalam sesi panel diskusi tersebut, para co-kurator memaparkan proses kuratorial secara komprehensif, termasuk tantangan yang dihadapi selama masa pembatasan interaksi sosial yang diberlakukan di sejumlah daerah. Sejumlah perspektif baru dihadirkan khususnya dalam menyikapi permasalahan regional yang ingin diangkat, serta proses kreatif yang dilakukan bersama dengan para perupa.
Pameran ini membuka untaian dialog untuk mewakili berbagai perspektif. Museum MACAN dan lima rekan kurator yang ditunjuk akan mengundang publik mengenal seniman dan problematika budaya lokal yang berdampak kepada masyarakat di Indonesia secara lebih mendalam.
Proyek seni yang di Present Continuous / Sekarang Seterusnya diharapkan dapat memperkaya program seni di seluruh indonesia, sebagai proyek pertukaran ide dan gagasan, sejalan dengan riset, proyek, dan presentasi yang dilakukan oleh para rekan kurator. Proyek kolaboratif ini juga akan hadir di pameran dan bienial lain untuk mendapatkan audiens yang lebih luas terhadap karya dan ide dari para seniman, khususnya di tengah pembatasan perjalanan karena pandemi.
Diselenggarakan secara langsung dan melalui program daring, pameran ini mengangkat situasi politik masyarakat adat dan kaitannya dengan pengalaman kolonial, memori kolektif, sejarah dari bunyi dan relasinya dengan konsep kehidupan bermasyarakat, mitologi, dan alam, serta industri kreatif yang berdampak pada perubahan kebijakan dan pengembangan ekonomi mikro.(Avia)
Bagikan
Berita Terkait
Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'

Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal

Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer

Hai Anak Muda, Hipertensi Mengicarmu! Begini Cara Mengatasinya

4 Alasan Kenapa Harus Konsumsi Keju

Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi

Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN

Menilik Pameran Seni Rupa Bertajuk Beyond Imagination di Gedung JDC Jakarta
