Museum Kesejarahan Jakarta dan Kunstkring Gelar Pameran Jejak Memori Rijsttafel

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 12 Oktober 2022
Museum Kesejarahan Jakarta dan Kunstkring Gelar Pameran Jejak Memori Rijsttafel

Pameran ini berlangsung 12-21 Oktober 2022 di Museum Kesejarahan Jakarta, Kota Tua, Jakarta. (Foto: Merahputih.com/Hendaru Tri Hanggoro)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

GERBANG bergaya neoklasik dengan empat pilar besar berdiri di halaman belakang Museum Kesejarahan Jakarta. Di atas gerbang terpampang tulisan "Jejak Memori". Agak menjorok dari gerbang, tergantung cermin besar.

Masuk lebih dalam, lampu kristal dengan aksen emas bergantung di sebuah ruang. Dua meja bundar berlapis kain putih, kursi-kursi berukiran indah, dan perangkat makan tertata apik. Semua dibuat serba klasik sekaligus mewah.

Inilah tata ruang Pameran Jejak Memori Rijsttafel : Cita Rasa Indonesia dalam Memori yang diselenggarakan oleh Museum Kesejarahan Jakarta bekerja sama dengan Kunstkring Paleis. Tata ruang dibuat sedemikian rupa untuk menghadirkan kembali suasana Rijsttafel.

Rijsttafel adalah budaya makan yang lahir dari etiket makan Barat dengan menu Nusantara yang muncul dan berkembang di Hindia Belanda pada abad ke-19. "Rijsttafel mewakili satu masa berkembangnya budaya menyajikan makanan dan seni adiboga di Indonesia," kata Noor Fatia Lastika Sari, kurator pameran dalam pembukaan pameran (12/10) di Museum Kesejarahan Jakarta.

Pameran ini berupaya merangkum sejarah Rijsttafel di Indonesia. "Pameran ini kami persembahkan untuk masyarakat, agar lebih mengenal sejarah perkembangan kuliner, khususnya budaya menyajikan makanan Rijsttafel yang berkembang pada akhir abad Ke-19 sampai awal abad ke-20," kata Estu Utami, Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta.

Baca juga:

Menilik Pameran 'Jejak Memori Moda Transportasi Jakarta: MRT Jakarta'

pameran rijsttafel
Rangkuman kemunculan dan perkembangan Rijsttafel tersaji dalam panel-panel atraktif dan wahana interaktif dalam pameran. (Foto: Merahputih.com/Hendaru Tri Hanggoro)

Rangkuman kemunculan dan perkembangan Rijsttafel tersaji dalam panel-panel atraktif dan wahana interaktif dalam pameran. Dengan begitu, pengunjung dapat merasakan dan membayangkan kembali seperti apa Rijsttafel.

Kemunculan Rijsttafel tidak dapat dipisahkan dari kehadiran bangsa Belanda di Indonesia dan peran para perempuan dalam memperkenalkan masakan Nusantara. Orang-orang Belanda datang ke Nusantara pada abad ke-16. Kebanyakan lelaki dan tak membawa istri.

Perempuan Belanda pun hanya sedikit yang dibolehkan berlayar ke Nusantara. Selama hampir dua abad, orang Belanda mengawini perempuan tempatan. Dari situ, muncul pula perkawinan budaya yang disebut Kebudayaan Indis.

Salah satu bentuk Kebudayaan Indis adalah Rijsttafel. Orang-orang Belanda belajar mengonsumsi makanan Nusantara dalam waktu lama. Kebiasaan itu dibantu oleh para perempuan tempatan yang menjadi istri mereka. Para istri ini pula yang memodifikasi sejumlah menu makanan Nusantara dengan menambahkan bahan-bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang Eropa.

Meski menu makanan Rijsttafel berangkat dari bahan-bahan makanan Nusantara, cara makannya berbeda dari cara makan kebanyakan orang-orang tempatan. Saat itu, orang-orang Belanda berupaya mengukuhkan dominasi kekuasaannya pada orang tempatan dengan berbagai cara. Dari stratifikasi sosial sampai etiket makan.

Orang Belanda menginginkan cara makan yang berbeda dari orang tempatan. Mereka mengadopsi etiket makan yang berkembang sejak masa Renaisans abad ke-16. Makanan pun dibagi dalam beberapa tahap: pembuka, utama, dan penutup. Semua disajikan di atas meja dan disantap menggunakan piring, sendok, garpu, dan pisau berbahan perak.

"Cara untuk menciptakan haute cuisine (seni adiboga-Red.) ala Eropa di wilayah tempatan," tambah Noor Fatia.

Bandingkan dengan budaya makan orang tempatan. Mereka makan di lantai, tanpa meja, dan disebut lesehan. Makanan pun dihidangkan di atas alas kayu atau daun. Cara menyantapnya menggunakan tangan langsung. Sekepal demi sekepal.

Baca juga:

Berkeliling Sembari Membaca Sejarah Jakarta dari Sudut Utara

pameran rijsttafel
Tata ruang dibuat sedemikian rupa untuk menghadirkan kembali suasana Rijsttafel. (Foto: Merahputih.com/Hendaru Tri Hanggoro)

Bagi orang Belanda, cara makan orang tempatan tidak sopan dan jauh dari beradab. Karena itulah mereka membuat cara makan yang berbeda. Meskipun makanan yang disantap pada dasarnya mirip.

Untuk mengukuhkan dominasi kekuasaan dan status sosialnya, orang Belanda menghadirkan makanan yang mereka santap dengan bantuan pelayan-pelayan dari orang tempatan. Mereka disebut jongos. Jumlahnya belasan sampai puluhan tiap kali gelaran Rijsttafel. Mereka inilah yang bertugas membawakan makanan secara bergantian ke meja orang-orang Belanda.

Meski Rijsttafel bermula dari keinginan menegaskan kolonialisme, beberapa unsur Rijsttafel kemudian diserap sebagai bagian dari kebudayaan makan baru orang Indonesia. Misalnya makan di atas meja menggunakan piring, sendok, garpu, dan pisau. Menu makanan Nusantara pun jadi lebih beragam, hasil percampuran bahan-bahan Eropa dan Nusantara.

"Pertemuan dua dunia, yang digambarkan literatur Barat seperti bumi dan langit jauhnya, nyatanya menghasilkan suatu akulturasi yang menciptakan praktek baru yang menjadi salah satu kekhasan dari berkehidupan dan berwisata di Hindia Belanda," terang Noor Fatia.

Sekarang penyajian makanan dengan cara Rijsttafel tak lagi sepopuler dahulu. Hanya segelintir restoran yang masih menyajikan cara Rijsttafel. Salah satunya Kunstkring di Gondangdia, Jakarta.

Pameran ini berlangsung dari 12-21 Oktober 2022 di Museum Kesejarahan Jakarta, Kota Tua, Jakarta. Selain pameran, juga akan ada seminar bertajuk "Rijsttafel: Satu Meja Banyak Rasa" pada 13 Oktober dan "Kebudayaan Indis: Perkawinan Dua Dunia, Pencarian Haute Cuisine di Hindia Belanda, Hingga Geef Mij Maar Nasi Goreng" pada 19 Oktober.

Kamu tak perlu membeli tiket masuk untuk menikmati pameran ini. Tapi bila ingin sekalian menikmati koleksi Museum Kesejarahan Jakarta, kamu bisa membeli tiket masuk museum on the spot. (dru)

Baca juga:

Kilas Balik Perjalanan Kebaya di Indonesia di Pameran 'Kebaja Saja'

#Pameran #Sejarah Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Fun
ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur
ARTSUBS 2025 resmi dibuka mulai 2 Agustus hingga 7 September 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 01 Agustus 2025
ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur
Indonesia
PT KAI Gelontorkan Rp 3,05 Miliar Buat UMKM, Termasuk Pameran Internasional
Komitmen terhadap UMKM bukan semata program tanggung jawab sosial, melainkan bagian dari strategi korporasi dalam memperkuat ekosistem ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 26 Juli 2025
PT KAI Gelontorkan Rp 3,05 Miliar Buat UMKM, Termasuk Pameran Internasional
Fun
Pameran ART SURA 2025 Bakal Tampilkan 172 Seniman dan 236 Karya Seni
ART SURA 2025 memadukan seni rupa kontemporer dengan perkembangan Teknologi Digital mulai dari Augmented Reality (AR), Blockchain dan NFT, dan Artifcial Intelligence (AI).
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 23 Juni 2025
Pameran ART SURA 2025 Bakal Tampilkan 172 Seniman dan 236 Karya Seni
Fashion
Berlian dan Waktu: Eksplorasi Narasi Alam lewat Pameran Interaktif di Jakarta
Pameran ini menjadi refleksi atas perjalanan panjang merek tersebut dalam menghadirkan perhiasan berbahan dasar berlian alami.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Juni 2025
Berlian dan Waktu: Eksplorasi Narasi Alam lewat Pameran Interaktif di Jakarta
Indonesia
Jakarta Fair Kemayoran Pada Tahun Ini Berkurang 7 Hari
Jakarta Fair digelar dalam rangka memeriahkan HUT DKI Jakarta ke-498 yang mengusung tajuk “Jakarta Kota Global dan Berbudaya”.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
Jakarta Fair Kemayoran Pada Tahun Ini Berkurang 7 Hari
Fun
Anak Gym Mesti Merapat, Indonesia Fitness Expo 2025 Pertemukan Penggemar Olah Raga dengan Jagoan Industri Kebugaran
Indonesia Fitness Expo 2025 menyuguhkan hal menarik seperti puluhan ekshibitor, talkshow oleh para ahli, presentasi produk terbaru, kompetisi, dan olahraga kelompok.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 06 Februari 2025
Anak Gym Mesti Merapat, Indonesia Fitness Expo 2025 Pertemukan Penggemar Olah Raga dengan Jagoan Industri Kebugaran
ShowBiz
Berbagai Aktivasi Seru yang Bisa Kamu Jumpai di Area 'This Is Taylor Swift: A Spotify Playlist Experience'
This Is Taylor Swift: A Spotify Playlist Experience akan ditampilkan di SCBD, Jakarta pada pada 14-16 Februari 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 05 Februari 2025
Berbagai Aktivasi Seru yang Bisa Kamu Jumpai di Area 'This Is Taylor Swift: A Spotify Playlist Experience'
Indonesia
Pameran Lukisan Yos Suprapto Dibatalkan, Dianggap Bentuk 'Pemberedelan' dan Jadi Preseden Buruk
Galeri Nasional membatalkan pameran tunggal Yos Suprapto, bertajuk “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” di Gedung A Galeri Nasional beberapa menit sebelum pembukaan pada Kamis (19/12) malam.
Frengky Aruan - Sabtu, 21 Desember 2024
Pameran Lukisan Yos Suprapto Dibatalkan, Dianggap Bentuk 'Pemberedelan' dan Jadi Preseden Buruk
Lifestyle
Aharimu Buka Pameran Seni Solo Bertajuk 'Figure A'
Pendekatan ini membebaskan dirinya dari teknik akademik konvensional
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Desember 2024
Aharimu Buka Pameran Seni Solo Bertajuk 'Figure A'
Fun
Pokemon Festival 2024 Resmi Dibuka, Tawarkan Pengalaman Libur Tahun Baru Ceria
Pokemon Festival 2024 bisa jadi opsi liburan menarik untuk keluarga kunjungi.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 06 Desember 2024
Pokemon Festival 2024 Resmi Dibuka, Tawarkan Pengalaman Libur Tahun Baru Ceria
Bagikan