MUI Sarankan Jemaah Calon Haji Lansia Ikut Skema Murur
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mendorong kursi roda seorang calon haji lansia Indonesia di Makkah, Arab Saudi, Selasa (4/6/2024). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
MERAHPUTIH.COM - DEMI keselamatan jemaah calon haji lansia dan berisiko tinggi, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyarankan untuk mengikuti skema murur.
Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah.
“Pada 2008 hingga 2019, tempat di Muzdalifah masih luas sehingga saat mobil (bus) parkir di sini, meskipun sempit-sempit, tetap masih menampung. Namun, sekarang banyak bangunan. Di sini juga dibangun toilet," ujar Anwar Abbas di Makkah, Arab Saudi, Rabu (12/6), dikutip ANTARA.
Saat menjalankan skema murur, jemaah calon haji melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di dalam bus. Setelah itu, bus langsung membawa mereka menuju tenda di Mina.
Baca juga:
Menag Perintahkan Petugas Haji Siapkan Mitigasi Kepadatan di Muzdalifah
Anwar Abbas mengatakan mabit di Muzdalifah dengan skema murur patut menjadi pilihan karena bertujuan menjaga keselamatan diri. "Itu ada alasannya, masyaqqah, kesulitan. Dalam maqashid syariah kan ada hifdzunnafs, ya, ada pertimbangan keselamatan jemaah," kata Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah itu.
Lebih jauh, ia sepakat dengan program murur yang disiapkan pemerintah. Jemaah lansia, jemaah dengan risiko tinggi, serta pendampingnya akan mulai diberangkatkan dari Arafah langsung menuju Mina dimulai sejak pukul 19.00.
"Itu, kan, artinya sudah melewati malam, ya. Saya kira sah. Malam, kan, dimulai dari terbenamnya matahari. Memang ada ulama menyatakan lewat pukul 00.00, tetapi situasi dan kondisinya tidak memungkinkan. Melihat luas sekarang ini, saya punya kesimpulan memang tidak mungkin," katanya.
Berdasarkan catatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), area Muzdalifah yang diperuntukkan jemaah calon haji Indonesia seluas 82.350 meter persegi.
Pada 2023, area itu ditempati sekitar 183.000 jemaah Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara itu, ada sekitar 27.000 orang (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid sehingga setiap anggota jamaah saat itu hanya mendapatkan ruang sekitar 0,45 meter persegi di Muzdalifah.
Pada 2024, Mina Jadid tidak lagi ditempati jemaah calon haji Indonesia sehingga sebanyak 213.320 orang dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah.
Di tahun ini juga, ada pembangunan toilet yang mengambil tempat di Muzdalifah seluas 20.000 meter persegi sehingga ruang yang tersedia untuk setiap anggota jamaah jika semuanya ditempatkan di Muzdalifah sekitar 0,29 meter persegi.
Oleh karena itu, mabit Muzdalifah dengan skema murur menjadi ikhtiar pemerintah untuk dapat mengurangi kepadatan di sana. Pemerintah memperkirakan 55 ribu orang jamaah calon haji Indonesia akan melakukan skema murur.(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Putra Mahkota Saudi Telepon Presiden Prabowo, Beri Dukungan untuk Indonesia dan Bahas Kampung Haji
Jangan Lupa Batas Akhir Pengajuan Visa Haji 8 Februari 2026, Lewat Batal Berangkat!
Kuota Jemaah Haji Asal Jawa Barat Turun Drastis, Tak Ada Lagi Menyalip Antrean
Keberatan Kuota Haji Dipangkas, DPRD Sumedang Sambangi Komisi VIII DPR
BPKH Hormati Proses Hukum KPK dan Tegaskan Komitmen Transparansi Pengelolaan Dana Haji
DPR Ingatkan BPKH Jangan Jadikan Uang Umat untuk Proyek Infrastruktur yang Tak Ada Urusannya dengan Ka'bah
Kebijakan Masa Tunggu Haji 26 Tahun Ciptakan Ketidakadilan Baru yang Rugikan Ribuan Calon Haji, Prioritaskan Jemaah Lansia Agar Tidak Tunggu Sampai Tutup Usia
Gerindra Soroti Pasal Krusial RUU PKH, Jangan Sampai Dana Miliaran Rupiah Jadi Bancakan Investasi Gelap
Biaya Haji Turun, Puan Sebut Terapkan Prinsip Berkeadilan Bagi Seluruh Calon Jemaah
2 Syarikah Ditunjuk Urus Haji 2026, DPR Ingin Pastikan Komitmen Pelayanan Terbaik