Muhammadiyah Ungkap Ada Upaya Pelemahan KPK
Logo KPK. Foto: Ist
MerahPutih.com - Polemik Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dengan aliansi masyarakat sipil serta Wadah Pegawai KPK perlu menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.
Ketua Hukum dan HAM PP Pemuda Muhammadiyah, Razikin Juraid menilai bahwa protes dari masyarakat sipil adalah peringatan adanya potensi bahaya pembelokan agenda pemberantasan korupsi serta pelemahan KPK.
Baca Juga
Ketum PBNU Minta Presiden Jokowi Pilih 10 Nama Capim KPK Berintegritas
"Hal ini tidak boleh terjadi, korupsi merupakan mara bahaya dan ancaman serius bagi masa depan bangsa, Negara dan rakyat Indonesia. Karena korupsi membuat rakyat miskin, karena korupsi pembangunan bisa lumpuh, karena korupsi rakyat sakit tidak bisa berobat," kata Razikin kepada wartawan di Jakarta, Minggu (1/9).
Razikin mengingatkan semua pihak untuk mengawal capim yang dinilai tak memiliki integritas. Ia beranggapan, pimpinan KPK harus dipastikan adalah orang yang memiliki komitmen tinggi, integritas yang kuat melawan korupsi.
Baca Juga
"Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukut komitmen dan integritas salah satunya adalah melalui rekam jejak. dan dalam rekam jejak capim KPK sekarang ditemukan bermasalah," jelas Razikin.
Ia mendesak Jokowi memperhatikan aspirasi wadah pegawai KPK dan masyarakat.
"Tentu juga nanti DPR melalui Komisi III memilih Capim KPK mendasarkan pada integritas yang kuat bukan dengan pendekatan transaksional baik transaksi politik, hukum maupun ekonomi," tutup Razikin.
Seperti diketahui, berbagai elemen masyarakat sipil yang berasal dari serikat buruh, mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat, seniman, pengajar hukum tata negara, pegiat anti korupsi, dan pegawai KPK berkumpul di depan panggung yang dibuat di Gedung KPK Merah Putih Jakarta pada Jumat (30/8).
Baca Juga
Peneliti Senior: Jokowi Bisa Terancam Jika Pansel Salah Pilih
Sambil membawa berbagai poster yang menyerukan penolakan terhadap Calon Pimpinan KPK yang rekam jejaknya terindikasi bermasalah, mereka mendengarkan grup band asal Jakarta Efek Rumah Kaca. (Knu)