Mudik 2025, Pemerintah Dinilai Biarkan Rakyat Tanggung Bebannya Sendiri

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 13 Maret 2025
Mudik 2025, Pemerintah Dinilai Biarkan Rakyat Tanggung Bebannya Sendiri

Ilustrasi Gerbang Tol. (Foto: dok. Jasamarga)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Pengamat kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat mengkritisi program pemerintah dalam mempersiapkan mudik Lebaran 2025.

Menurut Achmad, kebijakan-kebijakan yang dirancang pemerintah tampaknya belum sepenuhnya berpihak kepada kepentingan publik, terutama rakyat kelas menengah ke bawah.

“Beban utama pengelolaan mudik masih diserahkan kepada rakyat sendiri,” kata Achmad kepada wartawan di Jakarta dikutip Rabu (12/3).

Achmad melihat, masyarakat harus tetap mengatur jadwal keberangkatan, biaya transportasi, dan menanggung beban psikologis kemacetan parah yang bisa berlangsung puluhan jam.

“Kebijakan seperti ini menunjukkan wajah negara yang belum sepenuhnya berpihak pada kepentingan mayoritas rakyatnya,” tutur Achmad.

Baca juga:

Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Capai 95 Persen untuk Mudik Lebaran

Achmad mencontohkan, sampai saat ini, belum ada satu pun pernyataan resmi dari pemerintah bahwa tol akan digratiskan untuk mendukung mudik.

Padahal, beban biaya tol menjadi salah satu komponen besar dalam ongkos mudik.

“Masyarakat yang mudik menggunakan kendaraan pribadi, terutama dari kalangan menengah ke bawah yang tidak mendapat fasilitas mudik gratis, harus membayar biaya tol yang sangat tinggi,” jelas dia.

Achmad mencontohkan dengan jarak Jakarta-Surabaya saja bisa menghabiskan Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta hanya untuk tol, belum termasuk bensin dan kebutuhan lain.

“Jika tol digratiskan, dampaknya langsung terhadap daya beli masyarakat, terutama untuk keperluan lebaran, akan sangat signifikan,” sebut Achmad.

Baca juga:

Polri Sarankan Pemudik Pakai Angkutan Umum dan Hindari Naik Motor

Kedua, penyediaan informasi lalu lintas secara real time yang akurat dan mudah diakses oleh masyarakat juga tidak terdengar menjadi prioritas. Pemerintah memang menyiapkan Command Center dan laporan lalu lintas.

“Tetapi akses informasi ini sering tidak terintegrasi dengan baik ke masyarakat pemudik secara langsung,” ungkap Achmad.

Dia juga melihat, pengaturan lalu lintas untuk angkutan barang selama mudik juga tidak dibahas secara tegas. Setiap tahun, truk dan kendaraan berat masih berseliweran di jalan tol dan jalur arteri di masa-masa rawan mudik.

Padahal, jika pemerintah serius, larangan atau pembatasan operasional kendaraan barang di jalur utama mudik bisa meringankan beban lalu lintas secara signifikan.

“Apalagi angkutan barang besar kerap menjadi biang kemacetan di jalur sempit, jembatan timbang, atau rest area,” sebut Achmad.

Baca juga:

Masyarakat Diimbau Untuk Pantau Kondisi Cuaca Saat Mudik Lebaran 2025

Dia juga mencontohkan subsidi bahan bakar untuk pemudik, terutama angkutan umum seperti bus, juga tidak dibahas secara konkret. Padahal, harga tiket bus sering melambung saat mudik.

Jika pemerintah mau, subsidi langsung atau pembebasan sebagian pajak dan bea bisa membantu menurunkan harga tiket bus dan kereta api.

“Sehingga mudik menjadi lebih terjangkau bagi semua kalangan,” imbuh Achmad.

Achmad menyimpulkan pemerintah belum sepenuhnya berpihak pada kepentingan publik dalam urusan mudik, meskipun mudik adalah tradisi tahunan yang menjadi hak sosial masyarakat.

Kebijakan yang diambil lebih banyak bersifat administratif dan manajemen lalu lintas, tanpa ada upaya serius meringankan beban ekonomi masyarakat.

Padahal, dalam konteks ekonomi 2025, di mana daya beli masyarakat masih lemah akibat ketidakpastian global dan tekanan harga pangan, mudik mestinya jadi momentum pemerintah menunjukkan keberpihakan sosial yang nyata.

“Jika pemerintah terus menghindari kebijakan yang secara langsung meringankan rakyat, maka kepercayaan publik kepada pemerintah bisa terus merosot,” tutup Achmad yang juga pengajar dari UPN Veteran Jakarta ini. (Knu)

#Mudik Lebaran #Mudik
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pakai Drone Thermal, Rata-Rata Respons Situasi Darurat Basarnas 2 Kali Lebih Cepat Jadi 15,7 Menit
Saat lebaran 2024 lalu, Basarnas mencatatkan rata-rata waktu respons untuk kondisi darurat, baik di darat maupun perairan mencapai 30 menit atau setengah jam.
Wisnu Cipto - Rabu, 23 April 2025
Pakai Drone Thermal, Rata-Rata Respons Situasi Darurat Basarnas 2 Kali Lebih Cepat Jadi 15,7 Menit
Indonesia
Legislator Gerindra Sebut WFA Jadi Salah Satu Teroboson Urai Puncak Saat Arus Mudik
Penyiapan jalan oleh Kementerian PU sangat layak diapresiasi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 18 April 2025
Legislator Gerindra Sebut WFA Jadi Salah Satu Teroboson Urai Puncak Saat Arus Mudik
Indonesia
Polisi Jerat Petugas Palang Pintu Kereta Api Akibatkan Kecelakaan 4 Pemudik Tewas
SHS ditetapkan tersangka dalam kasus tewasnya empat pemudik asal Jakarta saat naik mobil Daihatsu Sigra di Kelurahan Gayam, Sukoharjo, tertabrak KA Batara Kresna relasi Solo-Wonogiri pada 26 Maret 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
Polisi Jerat Petugas Palang Pintu Kereta Api  Akibatkan Kecelakaan 4 Pemudik Tewas
Indonesia
Rakyat Jadikan Angkutan Umum Jadi Pilihan Saat Arus Mudik dan Balik, Ada Peningkatan 8 Persen
Dari sisi keselamatan, berdasarkan data Integrated Road Safety Management System Korlantas Polri, kecelakaan lalu lintas pada Angleb 2025 tercatat turun 34,31 persen yoy menjadi sebanyak 4.640 kecelakaan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
Rakyat Jadikan Angkutan Umum Jadi Pilihan Saat Arus Mudik dan Balik, Ada Peningkatan 8 Persen
Indonesia
Selama Angkutan Lebaran 2025 PT KAI Daop 6 Amankan Barang Senilai Rp 287 Juta
Sistem Lost and Found milik KAI menjadi wujud nyata kepedulian perusahaan terhadap keamanan dan kenyamanan pelanggan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
Selama Angkutan Lebaran 2025 PT KAI Daop 6 Amankan Barang Senilai Rp 287 Juta
Indonesia
Realisasi Pemudik Lebaran 2025 Turun Tipis, Menhub Sebut Bukan Tanda Darurat Ekonomi
Angka penurunan pemudik yang masih berada di bawah 10 persen tersebut tidak dapat dijadikan dasar kuat untuk menarik kesimpulan
Angga Yudha Pratama - Minggu, 13 April 2025
Realisasi Pemudik Lebaran 2025 Turun Tipis, Menhub Sebut Bukan Tanda Darurat Ekonomi
Indonesia
Selama Masa Angkutan Lebaran 2025, Ketepatan Waktu Kereta Api Belum Capai 100% On Time
OTP keberangkatan kereta api mencapai 99,69 persen, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 99,50 persen.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 12 April 2025
Selama Masa Angkutan Lebaran 2025, Ketepatan Waktu Kereta Api Belum Capai 100% On Time
Indonesia
PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit
Okupansi kereta api yang melebihi angka 100 persen. Hal ini disebabkan adanya penumpang dinamis yaitu penumpang yang turun-naik antara stasiun awal dengan stasiun tujuan akhir.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 10 April 2025
PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit
Indonesia
Okupansi Keberangkatan Kereta Api Capai 104 Persen selama Mudik Lebaran 2025
Okupansi keberangkatan kereta api mencapai 104 persen selama mudik Lebaran 2025.
Soffi Amira - Rabu, 09 April 2025
Okupansi Keberangkatan Kereta Api Capai 104 Persen selama Mudik Lebaran 2025
Indonesia
Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 Berakhir, Korlantas Polri Bakal Evaluasi Semua Aspek
Arus mudik dan balik Lebaran 2025 sudah berakhir. Korlantas Polri pun akan melakukan evaluasi dari semua aspek.
Soffi Amira - Selasa, 08 April 2025
Arus Mudik dan Balik Lebaran 2025 Berakhir, Korlantas Polri Bakal Evaluasi Semua Aspek
Bagikan