Mitos, Kecerdasan Anak karena Faktor Genetik Ibu


Ilustrasi ibu dan anak. (Foto Unsplash Mathilde Langevin)
MerahPutih.com - Kecerdasan kognitif anak sering diafiliasikan dengan faktor genetik ibunya. Secara medis faktor ini disebut mitos.
Dokter spesial anak Ria Yoanita mengatakan bahwa kecerdasan anak paling banyak dipengaruhi lingkungan ketimbangan faktor genetik. Walau tidak salah juga kalau ada yang menghubungkan kecerdasan anak karena faktor gen.
“Mitos, jadi sebetulnya anak itu mencapai kognitif paripurna, spektakuler 80 persennya adalah lingkungan. 20 persen memang benar faktor genetik,” katanya seperti yang dikutip dari Mom’s Corner Youtube Nikita Willy Official, Rabu (18/6).
Ria mengatakan bahwa faktor lingkungan ini banyak pula macamnya. Di antaranya nutrisi, stimulasi, pola asuh asah asih.
Baca juga:
”Jadi lebih besar itu pola lingkungannya sebetulnya, ketimbang genetiknya,” katanya.
Rai pun mengingatkan kepada para ibu untuk memperhatikan kondisi nutrisi anak bayi dan balita. Pasalnya kata dia, pada masa tersebut adalah momentum anak melewati fase golden age.
“Jangan sampai nanti anaknya ‘oh ini berat badan anaknya seret gak naik 4-5 bulan’. Jangan bilang ini keturunan, karena itu tadi, sebetulnya anak tumbuh kembang itu keturunan yang ditentukan itu hanya 20 persen. Sisanya lingkungan. Jadi perhatikan benar jangan keburu meng-judge rupanya salah. Dampaknya sampai nanti,” ujarnya.
Adapun untuk mendukung kebutuhan anak pada 1.000 hari pertama adalah dengan memenuhi nutrisinya, salah satunya DHA dan EPA. Dua asam lemak ini disebut sangat bermanfaat pada pertumbuhan otak anak.
“Pada periode ini terjadi perkembangan otak yang sangat pesat banget, sel-sel otak bertumbuh pesatnya, volumenya, strukturnya, fungsinya juga pesat di umur ini, kalau kita salah menata laksanakan pastinya dampaknya hampir permanen, ya,” kata Ria.
Baca juga:
Kenapa Anak Harus Dapatkan Imunisasi Tambahan Walau Sudah Lengkap?
Ria menjelaskan manfaat DHA. Menurutnya, DHA mempercepat generasi pertumbuhan dan kembang otak anak.
“DHA membantu sel-sel otak itu bertambah jumlahnya, membantu sambung-menyambung antar sel otak satu dengan yang lainnya, juga menambah jaringan di otak semakin ramai semakin kompleks itu yang kita harapkan,” katanya.
“Sedangkan EPA sesuatu asam lemak yang mendukung membentuk DHA,” sambungnya. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
UU Kesejahteraan Ibu dan Anak Disahkan Presiden Jokowi, Ini Poin Pentingnya

Mitos, Kecerdasan Anak karena Faktor Genetik Ibu

Aktivitas Fisik 3 Jam Sehari Bantu Tumbuh Kembang Anak

Puan Dorong Stadion Sepak Bola Ramah Ibu, Anak, dan Difabel
