Salah Tafsir Lebih Baik Minta Maaf Daripada Minta Izin

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Minggu, 30 Mei 2021
Salah Tafsir Lebih Baik Minta Maaf Daripada Minta Izin

Pilih minta izin atau minta maaf? (Foto: pixabay/alexas-photos)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

INDONESIA memang bangsa pemaaf. Mungkin sekali benar, terlebih bila konteksnya lantaran kata maaf mudah ditemukan terselip pada kalimat meminta izin tiap orang di Negeri Aing.

Tak sekadar hanya ucapan, pemberitahuan resmi lewat surat atau papan pengumuman pun terdapat banyak kata maaf.

Baca Juga:

Maaf Bos, Kami Ingin Sukseskan Program Pak Luhut: Kerja dari Bali!

Dari mulai perbaikan jalan, pelayanan terganggu, koneksi tidak stabil, penutupan sementara toko, antrean panjang, dan sebagainya.

Selain kata maaf terselip pada minta izin, ada banyak orang mengganggap lebih baik minta maaf daripada minta izin? Apakah benar demikian?.

Istilah 'lebih baik minta maaf daripada minta izin' seakan menyiratkan orang dengan mudah membuat kesalahan lalu minta maaf kemudian semua dosa terhapus. Mungkin istilah tersebut perlu ditinjau ulang.

'Lebih baik minta maaf daripada minta izin' kerap dilakukan para suami untuk membeli barang-barang yang menjadi hobi atau kesukaanya (foto: pixabay/pexels)

Semisal, ketika seorang suami memiliki hobi otomotif khususnya mobil, kemudian tanpa adanya SNI (Sudah Nanya istri) dan ISO (Istri Sudah Oke), suami tersebut lantas membeli velg mobil seharga 40 juta.

"Ah beli aja soalnya barang gue suka banget, urusan istri nanti tinggal minta maaf'. Eits, jangan dipikir membeli sebuah barang mahal tanpa izin istri terlebih dahulu dan meminta maaf ketika ketahuan lantas urusan selesai. Oh tentu tidak!

Akan ada efek lain setelah meminta maaf, seperti sang istri bisa meminta barang dengan harga dua kali hingga tiga kali lipat lebih mahal dari nilai barang dibeli suami. Bahkan, ada kemungkinan barang sudah suami beli tersebut, secara diam-diam dijual kembali sang istri karena kesal.

Bila barang kamu beli dijual kembali sang istri, tentu akan rugi dua kali lipat. Pertama rugi kehilangan barang diinginkan, dan rugi uang, karena sudah pasti harga jual barang dan harga beli berbeda jauh.

Tak sampai di situ, tindakan lebih baik minta maaf daripada minta izin tersebut akan diungkit terus-menerus oleh sang istri. Bila sudah demikian, niat untuk minta maaf justru malah menjadi masalah. Karena itu, jangan menyalah-artikan kata maaf untuk 'menghilangkan izin' nan justru akan membuat situasi jadi rumit.

Baca Juga:

Petaka Maaf-Maafan Halabihalal Bareng Mantan Berujung Show Off Kebaikan Pacar Baru

Bila ditelusuri di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata maaf memang tak sebatas meminta ampun atau penyesalan melainkan pula izin melakukan sesuatu.

Di Jawa, misalnya, seorang akan mengucap "Amit, nuwun sewu. Ndherek langkung" ketika melintas di antara orang lebih tua, sebaya, atau usia jauh lebih muda.

Di Sunda, misalmnya, mengucap punten berarti maaf, tak sebatas digunakan minta maaf atas sebuah kesalahan, melainkan bermakna permisi minta izin ingin melakukan sesuatu.

Menurut KBBI, artik kata maaf tak sebatas memminta ampun atau penyesalan (Foto: pixabay/geralt)

Kata punten misalnya digunakan saat ingin bertanya alamat, memulai pembicaraan dengan seseorang, izin mau pulang duluan, izin melewati sekelompok orang saat berjalan di gang kecil, dan sebagainya.

Intinya, kata maaf tersebut bukan meminta maaf atas sebuah kesalahan terhadap masing-masing personal, melainkan meminta restu.

Memisah maaf dan izin pada kebiasaan orang pada konsep lebih baik minta maaf daripada minta izin tentu saja selain salah konsep, keliru konteks, juga kacau secara komunikasi terhadap orang terkasih. (Ryn)

Baca Juga:

Modus-Modus Orang Minta Maaf Palingan di Ujung Ada 'Maunya'

#Mei Negeri Aing Maaf-maafan
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Bagikan