Menkes: Omicron Indonesia Capai 152 Kasus, 6 Merupakan Transmisi Lokal


Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto: MP/Ismail)
MerahPutih.com - Kasus varian baru COVID-19 Omicron di dunia telah meluas hingga ke 132 negara dalam kurun sepekan terakhir. Tercatat, Omicron di dunia kasus konfirmasi 408.000 atau naik dari pekan lalu 184.000.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, negara yang sudah mendeteksi varian Omicron bertambah dari 115 negara menjadi 132 negara dalam sepekan terakhir. Kasus Omicron terdeteksi paling banyak di Eropa, Inggris, Denmark, Amerika.
Baca Juga:
Cegah Omicron, BNPB Perketat Pengawasan Kedatangan PMI di Kota Batam
"Itu semuanya di atas 20.000 (kasus), Afrika Selatan sendiri sudah turun ke angka 1800-an kasus," katanya.
Indonesia, kata Budi berada di posisi 40 negara di dunia yang terjangkit Omicron dengan jumlah kasus per hari ini mencapai 152 pasien. Terjadi tambahan 16 kasus dibandingkan Sabtu (1/1) yang dibawa seluruhnya oleh pelaku perjalanan luar negeri.
Budi mengatakan, negara di Asia Tenggara dengan jumlah kasus Omicron yang melebihi Indonesia adalah Singapura 1.600 kasus dan Thailand 1.500 kasus. Kasus Omicron juga mengalami kenaikan di India, total sebanyak 1.700 kasus.
Ia menegaskan, Indonesia relatif lebih rendah untuk kasus Omicron jika dilihat dari populasinya dan juga luas geografis. Selain itu, situasi ini,tidak lepas dari kebijakan karantina bagi seluruh pelaku perjalanan internasional yang sudah cukup ketat.
"Kita berhasil menahan masuknya Omicron ke dalam, tapi dari 152, kita tahu ada enam sudah merupakan transmisi lokal," katanya.
Ia memaparkan, kasus transmisi lokal, kata Budi, mayoritas berada di Jakarta, tapi ada juga yang datang dari Medan, Bali dan Surabaya.
Budi menambahkan, meski secara klinis Omicron mampu menghindari antibodi vaksin, tapi tidak menyebabkan gejala yang berat. Di mana, sebanyak 23 persen atau 34 orang dari 152 kasus Omicron di Indonesia telah dinyatakan sembuh usai menjalani perawatan dan isolasi.
Bahkan, dari 152 kasus yang masuk di Indonesia, itu lebih setengahnya adalah tanpa gejala, setengahnya lagi sakit ringan. Sejak kasus Omicron pertama diumumkan pada pertengahan Desember 2021, tidak ada satu pun pasien yang membutuhkan perawatan serius di rumah sakit. Cukup dikasih obat dan vitamin sudah bisa kembali ke rumah.
"Berita baiknya untuk kasus Omicron secara klinis, walaupun perlindungan antibodinya yang berasal dari vaksin bisa dilalui, tapi perlindungan dari T sel masih bisa melindungi dengan cukup baik. Itu yang menjelaskan kenapa angka pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit lebih rendah," katanya. (Knu)
Baca Juga:
Legislator PDIP Sebut Munculnya Omicron Momentum Sukseskan Vaksinasi Anak
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Presiden Prabowo Perintahkan Menkes Kerja Keras Percepat Pemenuhan 70 Ribu Dokter Spesialis

Kemenkes Beri Obat Cacing ke Warga yang Satu Desa dengan Raya di Sukabumi

KPK Geledah Kantor Kemenkes terkait Kasus Bupati Koltim

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Menkes Janji Percepat Target 70 Ribu Dokter Spesialis Sesuai Perintah Prabowo, Siapkan Berbagai Intervensi

Mulai 4 Agustus 2025, 53,8 Juta Anak Sekolah Bakal Ikut Cek Kesehatan Gratis

Jumlah Perokok Naik 5 Juta Orang, Termasuk Perokok Usia 15 Tahun

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
