esports

Menjuarai Piala Dunia DOTA 2, Berikut Fakta Menarik Tim OG dan The International 2019

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Minggu, 25 Agustus 2019
Menjuarai Piala Dunia DOTA 2, Berikut Fakta Menarik Tim OG dan The International 2019

Tim OG Juara The International 2019, turnamen DOTA 2 dengan total hadian fantastis (Foto: Twitter @wykrhm)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DOTA merupakan game Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) yang dikembangkan dari mod game Warcraft III. Kemudian game diakuisisi oleh Valve dan menjadi mendunia, dengan nama DOTA 2. Setiap tahunnya DOTA 2 mengadakan turnamen kelas dunia dengan nama The International. Piala dunia untuk DOTA 2 itu pertamakali diadakan pada 2011. Event tersebut pun menjadi revolusi bersejarah di dunia kompetitif esports.

Bagaimana tidak? Dengan total hadiah USD 1.6 juta atau sekitar Rp 22 miliar, The International pun menjadi turnamen esports dengan total hadiah terbesar sepanjang sejarah olahraga digital.

Baca juga:

Bukan Mobile Legends, Inilah 5 Turnamen 'esports' dengan Total Hadiah Fantastis

Sejak saat itu, The International terus berlanjut dan berkembang setiap tahunnya. Total hadiah The International 2019 yang baru saja berakhir Minggu (25/8), bahkan telah mencapai USD 34 juta atau sekitar 483 miliar.

Menjuarai Piala Dunia DOTA 2, Berikut Fakta Menarik Tim OG dan The International 2019
Piala Aegis'yang dipamerkan dan diperebutkan tiap tahun di The International (Foto: twitter @DOTA2)

Berbicara mengenai The International 2019, turnamen ini memiliki fakta-fakta yang menarik untuk diketahui. Para fans DOTA 2 mempercayai adanya sebuah 'kutukan' dalam ajang The International.

Kutukan yang pertama ialah tidak ada orang yang akan memenangkan The International dua kali. Kutukan tersebut akhirnya pecah di 2019. Kelima pemain dari tim OG kembali mendominasi The International tahun ini setelah mereka menang di The International tahun sebelumnya.

Kutukan yang kedua ialah sebuah pola yang menentukan tim akan menang. Dalam tahun ganjil, tim dari bagian barat dunia yang akan menang. Sedangkan tahun genap, tim dari Tiongkok yang akan menang.

Dari The International 2011 hingga 2017, kutukan tersebut benar adanya. The International pertama (2011) dimenangkan oleh tim Natus Vincere dari Ukraina. Tahun 2012, turnamen dimenangkan oleh tim Invictus Gaming asal Tiongkok.

Lalu oleh tim Alliance dari Swedia pada 2013, kemudian tim Newbee asal Tiongkok di 2014. Dilanjutkan tim Evil Geniuses yang berasal dari Amerika Serikat pada 2015. Berlanjut ke tim Wings Gaming dari Tiongkok di tahun 2016. Berikutnya dimenangkan oleh tim Liquid dari Eropa pada 2017.

Kemudian pada tahun 2018, kutukan tersebut akhirnya dipecahkan oleh tim OG dari eropa. Dengan menjadi juara The International 2019, tim OG sekaligus memecahkan kedua kutukan di atas. Tim yang satu ini memang hebat dan memiliki banyak kisah menarik untuk diceritakan.

OG sendiri awalnya didirikan oleh dua atlet esports yang telah lama bersahabat, Johan 'N0tail' Sundstein dan Tal 'Fly' Aizik. Mereka telah bermain dalam berbagai tim yang sama dan menjadi sahabat yang begitu dekat. Suatu ketika saat mereka tak dapat mengembangkan potensi karena selalu berpindah-pindah tim, mereka membuat tim mereka sendiri.

Di tahun 2015-2017, OG merupakan tim yang sangat kuat dan ditakuti banyak kompetitor. Meski perjalanan mereka tak selalu lancar, OG selalu memberikan performa yang menakjubkan. Mereka mampu memenangkan berbagai turnamen besar yang disebut sebagai 'Major' oleh komunitas DOTA 2. Lalu entah mengapa, semua berubah ketika memasuki The International 2017.

Baca juga:

Mengenal Game DOTA 2 dan Turnamen The International

Semenjak OG mendapatkan peringkat ketujuh di The International 2017, performa mereka menurun. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan tersebut ialah Anathan 'ana' Pham. Pemain kunci di tim OG yang memutuskan untuk cuti dari DOTA 2.

Performa tim OG yang kian menurun menyebabkan adanya perpecahan di antara anggota tim. Termasuk juga pertemanan kedua pendiri OG, N0tail dan Fly. Beberapa minggu sebelum The International 2018 dimulai, kedua pemain dari OG 'Fly' dan Gustav 's4' Magnusson memutuskan pindah ke tim Evil Geniuses.

Menjuarai Piala Dunia DOTA 2, Berikut Fakta Menarik Tim OG dan The International 2019
Tim OG yang jadi juara DOTA2 The International 2019 (Foto: LiquidDota)

'N0tail' terpaksa harus mencari anggota baru untuk dapat bertanding di ajang terbesar DOTA 2 tersebut. Ia beruntung dapat menemukan salah satu pemain publik hebat bernama Topias 'Topson' Miikka Taavitsainen. Kemudian untuk melengkapi tim OG, pelatih OG Sebastien 'Ceb' Debs dan 'ana' kembali bermain DOTA 2. Dengan Jesse 'JerAx' Vainikka yang setia dengan tim OG, mereka siap untuk bertanding di The International 2018.

Banyak tim yang meragukan tim OG. Komunitas DOTA 2 pada saat itu mengatakan bahwa mereka bahkan tidak akan dapat tembus kualifikasi. OG dengan deretan pemain mereka yang terbilang baru dan performa yang kurang baik menjadi alasan kenapa komunitas DOTA 2 dapat mengatakan hal tersebut.

Ternyata, tebakan komunitas DOTA 2 salah besar. Mereka mampu mendominasi tiap lawan mereka dan bahkan menjadi yang terbaik di ajang The International 2018. Mereka bahkan sempat melawan mantan anggota tim mereka, 's4' dan 'Fly'.

Cerita mereka di The International 2018 bagaikan sebuah kisah dongeng. Terlebih lagi dengan prinsip yang tim OG pegang. Kemenangan bisa diraih, bersama dengan teman-teman yang siap berjuang bersama.

"Kita kalah bersama, kita menang bersama, kita bertarung bersama, kita bertarung bersama, kita bertarung bersama," ucap 'Ceb' di pertandingan final The International 2018. Banyak fans DOTA 2 yang masih terkagum ketika mendengar cerita perjuangan mereka.

Namun, banyak juga fans DOTA 2 yang merasa bahwa kemenangan mereka hanya berdasarkan keburuntungan. Menjawab pernyataan tersebut, OG kembali mendominasi ajang The International 2019. Bisa dikatakan mereka kini jadi legenda di dunia DOTA 2.

Kisah mereka ini mungkin akan terus diingat oleh komunitas esports. Jika penasaran dengan kisah mereka, kamu bisa tonton film dokumenter kisah mereka berjudul Against The Odds. (jhn/sep)

Baca juga:

Trove Carafe Immortals 2019 Dirilis, The International Dota 2 makin ‘Greget’

#DOTA2 #The International #Esports #Olahraga
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Olahraga
Fathih Cetak Sejarah, Atlet Balap Unta Pertama Indonesia Tampil di Multievent Internasional
Bertekad untuk terus berjuang dan mempersembahkan prestasi buat Indonesia dari cabang olahraga balap untuk di masa depan.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Fathih Cetak Sejarah, Atlet Balap Unta Pertama Indonesia Tampil di Multievent Internasional
Olahraga
Bintang Muda Taekwondo Indonesia Queenit Kisha Raih Perunggu di Asian Youth Games 2025, Fokus Capai Target Tampil di Youth Olympic Games
Perjalanan Queen menuju podium dimulai dengan penampilan impresif di babak pertama saat menghadapi atlet Jepang, Nana Kawashima.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
Bintang Muda Taekwondo Indonesia Queenit Kisha Raih Perunggu di Asian Youth Games 2025, Fokus Capai Target Tampil di Youth Olympic Games
Indonesia
Ketum NOC Proaktif Akan Temui IOC Cari Solusi Larangan Gelar Ajang Olahraga Internasional
Langkah proaktif Ketum NOC ini bertujuan untuk membahas dampak dari penolakan visa terhadap atlet Israel yang hendak mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta.
Wisnu Cipto - Sabtu, 25 Oktober 2025
Ketum NOC Proaktif Akan Temui IOC Cari Solusi Larangan Gelar Ajang Olahraga Internasional
Olahraga
Sempat Repotkan China, Pelajar Asal Situbondo Bawa Pulang Medali Cabor Sprint Thriathlon di AYG Bahrain 2025
Atlet muda Indonesia, Aira Martha Ardistri, membawa pulang medali perunggu di Asian Youth Games Bahrain 2025.
Soffi Amira - Jumat, 24 Oktober 2025
Sempat Repotkan China, Pelajar Asal Situbondo Bawa Pulang Medali Cabor Sprint Thriathlon di AYG Bahrain 2025
Indonesia
Jakarta Running Festival 2025 Segera Digelar, ini 9 Lokasi Parkir di Sekitar GBK
Jakarta Running Festival 2025 akan digelar 25-26 Oktober 2025. Berikut adalah lokasi parkir di sekitar GBK.
Soffi Amira - Jumat, 24 Oktober 2025
Jakarta Running Festival 2025 Segera Digelar, ini 9 Lokasi Parkir di Sekitar GBK
Indonesia
Desak Pemerintah Tak Gentar Ancaman IOC, DPR: Sikap Bela Palestina Jauh Lebih Bermartabat
Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengancam status Indonesia sebagai tuan rumah event olahraga dunia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 23 Oktober 2025
Desak Pemerintah Tak Gentar Ancaman IOC, DPR: Sikap Bela Palestina Jauh Lebih Bermartabat
Indonesia
IOC Serukan Larangan Event Olahraga Internasional di Indonesia, DPR Minta Pemerintah Terus Lakukan Diplomasi
IOC diharapkan membuka ruang dialog dengan seluruh anggotanya untuk mencari solusi yang adil bagi semua pihak, termasuk bagi negara-negara yang memiliki prinsip solidaritas terhadap Palestina.
Dwi Astarini - Kamis, 23 Oktober 2025
IOC Serukan Larangan Event Olahraga Internasional di Indonesia, DPR Minta Pemerintah Terus Lakukan Diplomasi
Olahraga
Asian Youth Games Bahrain 2025: Busana Adat Mandailing, Betawi Hingga Batak Karo jadi Sorotan Dunia, Simbol Nyata Keharmonisan Sebelum Bertarung Habis-habisan
Dalam parade kontingen, Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Akbar Nasution, memimpin barisan dengan mengenakan busana adat Mandailing
Angga Yudha Pratama - Kamis, 23 Oktober 2025
Asian Youth Games Bahrain 2025: Busana Adat Mandailing, Betawi Hingga Batak Karo jadi Sorotan Dunia, Simbol Nyata Keharmonisan Sebelum Bertarung Habis-habisan
Olahraga
Kalah di Babak Kualifikasi, Tim Kurash Indonesia Jadikan AYG Bahrain ‘Cek Ombak’ Menuju SEA Games 2025
Indonesia mengirim dua atlet terbaik di cabang olahraga Kurash untuk berlaga di Asian Youth Games (AYG) Bahrain 2025.
Dwi Astarini - Selasa, 21 Oktober 2025
Kalah di Babak Kualifikasi, Tim Kurash Indonesia Jadikan AYG Bahrain ‘Cek Ombak’ Menuju SEA Games 2025
Olahraga
Terhenti di Babak Kualifikasi Kejuaraan Dunia Senam, Tim Indonesia Ambil Pelajaran Penting Menuju SEA Games 2025
Para atlet bisa tampil dengan pressure tinggi.
Dwi Astarini - Selasa, 21 Oktober 2025
Terhenti di Babak Kualifikasi Kejuaraan Dunia Senam, Tim Indonesia Ambil Pelajaran Penting Menuju SEA Games 2025
Bagikan