Menjadi Banten dalam Festival Teater Banten 2016

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Sabtu, 14 Mei 2016
Menjadi Banten dalam Festival Teater Banten 2016

Haris Priadi Bah (berbaju putih), Chavcay Syaifullah (berbaju hitam) sedang mengulas pertunjukan Festival Teater Banten 2016. (Foto: MerahPutih/Abdul Majid)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Budaya - Tujuan dan harapan tidak hentinya menggelora, meski kesemrawutan jelas menghadang kerja kesenian di Banten. Gagasan estetika ibarat candu, menagih tanpa harus mengerti keadaan yang dihadapi penganutnya. Meski begitu, fenomena tersebut semakin tumbuh dan subur di berbagai ruang, komunitas, personal, atau lembaga yang ikut terlibat dalam kerja kesenian.

Karena alasan itu pula, gagasan Festival Teater 2016 dihelat Disbudpar Provinsi Banten bersama Dewan Kesenian Banten (DKB), Senin (9/5), di halaman parkir Taman Budaya Banten. Festival Teater Banten 2016 diselenggarakan guna meredakan dahaga eksplorasi artistik yang nyaris jarang didapatkan di Banten. 

"'Banten-Isasi' mengedepankan proses menjadi Banten di segala sudut pandang," papar Ujang, Kepala Bidang Balai Budaya dalam sambutannya mewakili Kepala Disbudpar Provinsi Banten.

"Banten-Isasi" dalam tema di atas yaitu proses menjadi. Sensor artistik memberi identitas sebagai ke-Banten-an yang kuat. Apa yang dilihat menjadi Banten. Apa yang didengar menjadi Banten. Apa yang di pikirkan menjadi Banten. Dan, apa yang diserap menjadi Banten, tanpa harus bersekat mengenai siapa yang mengajari, siapa yang menjadi sutradara, siapa yang menjadi aktor, atau siapa yang mengapresiasi.

Segala bertumpu sebagai ke-Banten-an. Refleksi ke-Bantenan tertuang dalam beragam ide garap, baik pertunjukan secara modern, kontemporer, atau tradisional.

Festival Teater 2016 diikuti 8 komunitas besar di Banten. Tidak terbagi wilayah, tetapi pertimbangan intensitas berkarya. Adapun grup yang didaulat adalah Teater Nol Banten, Teater Agata, Teater Lidi, Teater Wong Kite, Teater Rumah Dunia, Teater Kain Hitam, Teater Kafe Ide, dan Teater Samagaha. 

"Tiap grup memiliki gaya. Proses berteater dengan ragam ide garaf, sutradara, aktor, atau kebudayaan. Semuanya dituntut menjadi Banten (dalam perspektif jati dirinya). Dan, saya (kira) hal tersebut berhasil mereka lakuka," jelas Haris Priadie Bah, kala itu dipercaya sebagai pengamat dari delapan pertunjukan. (Dul)


BACA JUGA:

  1. Kolaborasi Maestro Musik Sunda dan Doulce Mémoire Bikin Hening Teater Kecil TIM
  2. Teater Cahaya dari Papua, Kisah Teror Naga Jahat
  3. Teater Cahaya dari Papua, Upaya Melestarikan Seni Indonesia
  4. Wajah Indonesia dalam Festival Teater Mahasiswa Indonesia
  5. Dibayar 75 Ribu, Dede Yusuf Tetap Semangat Ikut Teater Wayang
#Provinsi Banten #Pagelaran Seni #Festival Teater Banten 2016
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

ShowBiz
TIMFest Kembali Digelar untuk Rayakan Ekosistem Seni di Jakarta
Merayakan hari jadi Taman Ismail Marzuki (TIM) ke-56, TIMFest akan berlangsung 7-10 November 2024.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 05 November 2024
TIMFest Kembali Digelar untuk Rayakan Ekosistem Seni di Jakarta
Fashion
Merayakan Kebaya sebagai Entitas Hidup Bangsa Indonesia
Bakti Budaya Djarum Foundation merilis sebuah film pendek bertajuk 'Kebaya Kala Kini'.
Dwi Astarini - Rabu, 24 Juli 2024
Merayakan Kebaya sebagai Entitas Hidup Bangsa Indonesia
ShowBiz
Teater Koma Gelar Pentas 'Matahari Papua', Bicara soal Perjuangan
Teater Koma akan menggelar pentas Matahari Papua karya Norberus Riantiarno. Pentas itu akan digelar pada 7-9 Juni 2024 mendatang.
Soffi Amira - Rabu, 29 Mei 2024
Teater Koma Gelar Pentas 'Matahari Papua', Bicara soal Perjuangan
ShowBiz
Indonesia Kaya Siap Luncurkan Drama Cerita Rakyat Bertema Horor
Beranak dalam Kubur yang siap meramaikan kembali panggung teater musikal Indonesia Kaya pada 6, 7, dan 8 November 2023.
Dwi Astarini - Kamis, 02 November 2023
Indonesia Kaya Siap Luncurkan Drama Cerita Rakyat Bertema Horor
Tradisi
Galeri Indonesia Kaya Tampilkan Drama 'Karaeng Pattingalloang'
Drama tari musikal "Karaeng Pattingalloang” hadir di Galeri Indonesia Kaya.
Andreas Pranatalta - Selasa, 03 Oktober 2023
Galeri Indonesia Kaya Tampilkan Drama 'Karaeng Pattingalloang'
Bagikan