Menilik Idealisme Melalui Pertunjukan Panggung 'Idealita: Analogi Elegi' dari Teater Svatuhari


Konferensi pers 'Idealita: Analogi Elegi' di Galeri Indonesia Kaya. (Foto: MerahPutih.com/Tika)
Merahputih.com - Teater Musikal Idealita: Analogi Elegi akan diselenggaraka pada 12 Oktober 2024 di Teater Salihara, Jakarta Selatan. Pertunjukan musikal ini akan dimainkan oleh Teater Svatuhari.
Naskah garapan Idealita: Analogi Elegi ditulis oleh Rinaldy Zulkarnain. Ini merupakan karya orisinil ke dari perjalanan Svatuhari sebagai sanggar seni.
"Idealita kami pilih karena ia melekat sekali di hati kami, sebuah dilema yang judulnya Analogi Elegi yang bicara tentang satu kematian, satu kedukaan atas jalan hidup yang kita pilih. Kenapa kita harus memilih, mengapa kita tidak bisa bebas di luar pilihan itu, bebas apa yang kita mau. Dan ini jadi analogi yang akan kami bawakan," kata Joseph Morris, saat konferensi pers di Galeri Indonesia Kaya, Selasa (1/10).
Baca juga:
Pertunjukan 'Matahari Papua' dari Teater Koma Berjalan Sukses
Di lain sisi, sutradara Idealita: Analogi Elegi Rinaldy Zulkarnain mengatakan ada pesan krusial yang dicoba bawakan dalam pertunjukan Idealita. Tentang melanjutkan hidup, mengetahui ritme kapan hidup harus diterus bergerak dan kapan hidup harus berhenti.
"Aku punya pepatah yang aku pegang personal sound 'lebih baik aku mati mengejar mimpi daripada mati membuang mimpi'. Membawa naskah Idealita bisa di balik. 'Mengejar mimpi, paling penting hidup dulu deh'. Kita terlalu fokus sama yang jauh di depan sana sampai lupa sama diri kita," kata dia.
Baca juga:
Alur Cerita Pementasan Teater 'Sang Kembang Bale'
Tak cuma itu dalam pemaparannya, Rinaldy menekankan ada pesan yang menyinggung tentang menyeleksi hal-hal buruk untuk jauh dari hidup.
"Aku ingin banget sampaikan ke penonton kayaknya kalau kita dalam kehidupan we have make a strong choice. Apapun pilihannya, baik dan buruknya tergantung kita semua. Kita yakin atau tidak. Karna baik dan buruk subjektif. Yakin lah dalam memilih jalan hidup, pintar jangan terbuai," kata dia.
"Oh ya jauhi orang toksik," tambah Rinaldy sambil tertawa.
Baca juga:
Teater Musikal Terinspirasi dari Lirik-Lirik Lagu Tulus 'INTERAKSI' Tambah Jadwal Pentas
Rinaldy menambahkan dalam pemanggungan kali ini, pihaknya akan membawakan warna baru dan ambience yang lebih kaya dengan dengan ekplorasi di sisi musik dan panggung.
"Penggarapan secara ensamble banyak banget perbedaannya, mulai dari ensamble kantor, bar,
bahkan nanti akan ada ensamble satu lagi baru janitor yang dulu belum ada," kata dia.
Dari sisi garapan musik Idealita: Analogi Elegi akan ada 7 number, dengan penyajian yang berwarna mulai dari jazz hingga kontemporer.
"Koreografinya jazz, sedikit kontemporer, diharapkan koreagrafinya bisa menyampaikan pesan di setiap numbernya," kata Manager Panggung Nicole Fatka. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad

Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta

Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'

Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik

Riri Riza Sebut Pemutaran Musikal 'Petualangan Sherina' Sebuah Nostalgia Penting

Musikal 'Petualangan Sherina' Janjikan Pengalaman Audio Visual Ciamik

Mengulik Kenangan Kolektif, Teater Musikal Adaptasi 'Petualangan Sherina' Gelar Panggung dengan Visual Autentik 11 - 20 Juli 2025

Sutradara Riri Riza Awalnya Tak Menyangka Petualangan Sherina 'Terus Hidup'

Melihat Keseruan Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara 2025 di Jakarta
