Mengisi Buku Kegiatan Ramadan Sangat Memorable


Buku Kegiatan Ramadan, Buku yang sangat legendaris dan melekat diingatan anak-anak generasi 90-an (foto: instagram @jusufhyung)
KEGIATAN masa kecil di bulan Ramadan merupakan sebuah kenangan yang sangat membekas, buat mereka yang sudah menginjak usia dewasa. Di masa kecil, banyak kegiatan di bulan Ramadan, yang membuat rindu ketika diingat kembali.
Adapun salah satu hal unik dan memorable yang dilakukan anak sekolah di bulan Ramadan, yakni tugas mengisi buku kegiatan Ramadan. Biasanya sekolah memberikan tugas untuk merangkum sejumlah kegiatan di bulan Ramadan pada buku tersebut.
Baca Juga:
5 Tradisi Ramadan Unik dari Seluruh Dunia

Untuk anak-anak generasi 90-an, tentu tidak asing dengan Buku Kegiatan Ramadhan. Buku berbentuk mirip lembar kerja siswa namun berukuran agak kecil. Biasanya sudah bertengger cantik di atas meja guru agama, ketika menjelang datangnya bulan Ramadhan. Kemudian buku tersebut dibagikan kepada siswa-siswi.
Jika para siswa-siswi sudah menerima buku tersebut, mereka diwajibkan mengisi sejumlah kegiatan di bulan Ramadan pada buku itu. Dari mulai salat lima waktu, puasa, membaca Al-Quran hingga kegiatan shalat Tarawih.
Buku Kegiatan Ramadan secara tidak langsung membuat para anak-anak pada masanya menjadi sangat rajin beribadah. Karena, setelah mengisi agenda biasanya dibutuhkan tanda tangan orang tua, untuk memvalidasi bahwa kegiatan tersebut sudah dilakukan.
Namun ada satu hal yang cukup menarik dalam mengisi buku kegiatan Ramadan tersebut, yakni meminta tanda tangan imam/penceramah.
Sebelum meminta tanda tangan imam, kamu harus mencatat apa saja isi dari ceramah di antara shalat Isya dan shalat Tarawih. Setelah dicatat biasanya ketika salat Tarawih berakhir, para siswa-siswi sekolah berbondong-bondong mendekati imam untuk meminta tanda tangan.
Baca Juga:
Tradisi Ramadan Unik di Aceh, Berburu Daging di Hari Meugang

Tanda tangan tersebut terbilang sangat penting. Itu sebagai bukti kamu sudah melaksanakan shalat Tarawih. Jika lupa meminta tanda tangan imam/penceramah, maka pihak sekolah menganggapmu bolos shalat Tarawih.
Dalam mengisi buku kegiatan Ramadan, tak semua siswa lancar dalam melakukan kegiatan dan melakukan tugas sekolah untuk mengisi buku tersebut, karena banyak masalah yang kerap terjadi.
Masalah pertama hilangnya buku. Biasanya hilangnya buku terjadi ketika lupa menaruh, tertinggal di masjid, atau tertinggal ketika main sepulang Tarawih.
Kepanikan yang luar biasa terjadi pada anak sekolah yang kehilangan buku, karena data-data dan tanda tangan pada buku akan hilang semua. Jika sudah demikian biasanya untuk membeli buku baru agak sedikit sulit, karena kamu harus melapor terlebih dahulu pada guru, dan belum tentu ada stok buku lebih.
Kalaupun kamu mendapat buku yang baru, isi dari kegiatan tersebut dimulai dari nol lagi, itu artinya, kamu harus mendapatkan tandangan penceramah ulang, dan mengingat apa saja isi ceramahnya. Akan menjadi masalah bila buku tersebut sudah hampir penuh kamu isi, atau sudah lebih dari 20 hari menjalankan ibadah puasa dan Tarawih.
Baca Juga:
Kalau Iklan TV Ini Mulai Muncul, Pertanda Bulan Ramadan Telah Tiba

Untuk mengatasi masalah tersebut, ada sebuah trik yang biasa dilakukan anak sekolah pada zamannya, tapi triknya sedikit 'nakal'. Pinjamlah buku kegiatan Ramadan teman sebaya yang tinggal di dekat rumahmu dan biasa salat di masjid yang sama. Kemudian kamu bisa menyalin data salat Tarawih darinya, dengan begitu catatan kegiatan Ramadanmu bisa terselamatkan.
Masalah selanjutnya yakni buku ketinggalan ketika melaksanakan solat tarawih. Bila sudah demikian, maka kamu tidak bisa mendapatkan tanda tangan imam dan dianggap bolos Tarawih. Akan menjadi masalah lebih, bila imam di masjid yang biasa kamu datangi untuk salat Tarawih setiap harinya berbeda.
Adapun cara untuk mengatasi masalah buku yang ketinggalan, yakni pada hari berikutnya, kamu temui imam tersebut, kemudian meminta penceramah itu tanda tangan dua kali, untuk hari ini dan hari sebelumnya.
Baca Juga:

Adapun cara kedua yakni agak sedikit 'nakal', tapi banyak dilakukan anak-anak sekolah pada zamannya. Bila imamnya sama dengan hari sebelumnya, kamu bisa 'memalsukan' tanda tangan imam agar tetap dinilai hadir Tarawih, meski buku sempat tertinggal.
Selain itu, dalam pengisian buku kegiatan Ramadan sendiri, kebanyakan siswa-siswi tidak jujur dalam mengisinya. Baik untuk kegiatan puasa ramadan atau salat tarawih. Tak dimungkiri banyak yang terkadang malas tarawih, atau puasanya sempat 'jebol' beberapa hari, namun mereka tetap mengisi buku tersebut seakan tarawih full dan puasa full. Hal itu lantaran demi mendapatkan nilai mata pelajaran Agama yang bagus.
Kejujuran tingkat tinggi memang dibutuhkan. Karena itu, dalam hal ini peran orang tua dirumah sangat penting dalam melatih kejujuran sang anak. Tapi, biasanya orang tua juga dihadapkan dilema, antara ingin membantu anaknya mendapat nilai baik dan mendidik sang anak agar disiplin dalam beribadah, dengan cara mengisi buku kegiatan ramadan tersebut apa adanya sesuai fakta. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Masjid Istiqlal Gelar Sejumlah Program Ramadan, Ada 4 Ribu Boks untuk Buka Puasa dan Sahur Tiap Harinya

Jam Kerja ASN DKI Disesuaikan Selama Ramadan, Senin - Kamis Pulang Jam 3 Sore

3 Bacaan Doa yang Disarankan ketika Berziarah Kubur Jelang Ramadan

Jadi Lokasi Pemantauan Hilal 1 Ramadan 2025, Pelataran Puncak Monas Ditutup Sementara

50 Ucapan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Penuh Makna dan Berkah di Bulan Ramadan

50 Ucapan Menyambut Ramadan 2025, Menyentuh Hati!

Disdik DKI Minta Sekolah Gelar Kegiatan Ramadan Seperti Tadarus Al-Quran Hingga Kajian Keislaman
Cegah Lonjakan Harga saat Bulan Ramadan, Pelaku Penyelewengan Bahan Pokok Diancam Pidana

Pemprov DKI Masih Rumuskan Materi Pembelajaran Anak Sekolah Selama Ramadan

Legislator Senayan Dukung Libur Sekolah Selama Bulan Ramadan
