Mengintip Ragam Gaya Busana Jago Revolusi Indonesia

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Rabu, 18 Agustus 2021
Mengintip Ragam Gaya Busana Jago Revolusi Indonesia

Tentara India dari Pasukan Inggris menangkap empat pemuda asal Bekasi. (Foto Nationaal Archief)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

EMPAT pemuda memegang senjata berada di tengah serdadu India, Pasukan Inggris, Sekutu, di sekitar Bekasi, Desember 1945. Mereka masih sangat muda, bertelanjang kaki, tak berseragam.

Keempatnya mengenakan celana pendek berbeda warna, ikat pinggang, dua orang berkemeja lengan pendek, dua lagi kemeja lengan panjang. Penutup kepala pun beda-beda. Satu orang tanpa penutup kepala berambut potongan belah tengah, di sebelahnya berpeci, sampingnya memakai topi pet, lalu terakhir menggunakan fedora.

Baca juga:

Bang Pi`ie Kecil-Kecil Buaya Pasar Senen

Mereka, sesuai keterangan pada foto Imperial War Museum di Nationaal Archief, diduga sebagai pemuda Indonesia ikut andil atas tewasnya dua orang Inggris kru pilot dan penumpang pesawat RAF milik Sekutu, di Rawa Gatel, Cakung, Bekasi.

Tiga setelah kejadian tersebut, Letnan Jendeal Philip Christison, Panglima Sekutu di Indonesia, mengirim konvoi pasukan dalam jumlah besar.

Moncong tank memuntahkan motir tertuju permukiman. Tentara Inggris, menurut Richard McMillan pada The British Occupation of Indonesia, 1945-1946, membakar sekira 600 rumah penduduk dan gedung tangsi polisi.

jago revolusi
Mereka kerap memakai dan menggabung seragam bekas tentara. (Foto: Nationaal Archief)

Penumpang pesawat RAF (Dakota) Inggris, lanjut McMillan, bukan tentara melainkan Laskar Banteng Hitam. Bentrok antara pasukan Sekutu dengan laskar acap terjadi di Karawang dan Bekasi.

Setelah Sutan Sjahrir meminta pengosongan Jakarta, para pejuang memindahkan markas perjuangan di Karawang dan Bekasi. Di masa revolusi peran laskar, kebanyakan berisi para pemuda serta orang-orang dari 'dunia hitam' seperti perampok, jago, dan santri memainkan peran penting.

Mereka tak pernah takut menghadapi serangan pasukan NICA atau Sekutu, meski dengan sumber daya amunisi, logistik, bahkan sandang begitu terbatas. Tak heran bila pasa laskar tak berseragam. "Bajunya, apa adanya mereka punya," kata Wenri Wanhar, penulis buku penulis buku Gedoran Depok, Revolusi Sosial di Tepi Jakarta 1945-1955, kepada Merahputih.com.

Baca juga:

Masa Kecil 'Raja Copet Senen' Bang Pi`ie

Para jago di kelaskaran tersebut, lanjut Wenri, sehari-hari biasa bercelana pangsi akronim 'Pangeusi Numpang Ka Sisi', lalu dipadukan dengan pakaian hasil rampasan dari lawannya, baik pasukan NICA maupun Sekutu, seperti Austerity jaket dan battledress milik pasukan Eropa atau seragam milik tentara Jepang, dan tak lupa beberapa mengenakan lars.

"Mereka ambil sepatunya. Mereka pakai. Jadi bayangkan celana pangsi sepatunya sepatu lars. Kadang pakaiannya kedodoran," ungkap Wanhar sambil tertawa.

jago revolusi
Potret KRIS dari jaman revolusi dengan berbagai gaya pakaian khasnya. (Foto: IPPHOS)

Di antara anek ragam pakain jago di badan kelaskara, lanjut Wenri, ada satu pakaian milik musuh selalu jadi incara untuk digunakan. Barang tersebut tampak bukan benda asing di antara mereka.

"Umumnya, laskar-laskar itu, jadi kalau berhasil lawan musuh semuanya, enggak semua kostum musuhnya dipakai. Hanya beberapa bagian diambil. Jadi umumnya para pemimpin laskar itu pakai topi Capio (Capyo). Disebutnya topi Capio, memang ternyata mereknya Yo jadi Cap Yo," jelas Wenri.

Capio atau Capyo merupakan topi bertungkai pendek mengitari kepala. Sekilas bentuknya mirip peci namun agak lebar. "Ada sebuah kebanggan fesyen. Jadi Capio tuh fesyen menempati kasarnya, kalngan atas. Dianggap paling keren lah," lanjutnya.

Penampilan urakan para pemuda dan jago di masa revolusi selain memang selam perang mengenakan sandang sedanya, ternyata juga bentuk perlawanan terhadap tatanan kolonial.

jago revolusi
Aksi jago Betawi di tahun 1920an (Foto: KITLV)

"Orang-orang muda memilih membiarkan rambutnya memanjang sampai akhirnya kemerdekaan dapat diraih, meski tidak semuanya bersikap demikian," tulis William H. Fredercik dalam 'The Appearance of The Revolution: Cloth, Uniforms, and the Pemuda Style in East Java, 1945-1949' di buku 'Outward Apperances" Dressing State and Society in Indonesia'.

Ada pula jago masih kental unsur tradisi Betawi. Dalam tata cara berpakaian, menurut Muhammad Fauzi pada "Jagoan Jakarta dan Penguasaan di Perkotaan, 1950-1966," Tesis Sejarah FIB-UI, biasanya menggunakan celana panjang berwarna kuning atau krem, atasannya jas tutup warna putih dengan bersarung ujung serong, berpeci hitam atau destar serta kaki berterompah.

"Fungsi pakaian melekat pada tubuh jagoan ini bukan hanya sebagai penghubung tubuh dengan dunia sosial, melainkan juga untuk memisahkan keduanya, tulis Fauzi.

Tampilan urakan para jago-jago revolusi menjadi nadi perjuangan merebut hingga mempertahankan kemerdekaan. "Pemuda-pemuda rambut panjang, pejuang-pejuang bersenjata tak kenal nama-namanya itu, dengan tingkah laku serba-serampangan, merupakan kekuatan revolusi," tulis Ali Sastroamidjojo dalam biografinya berjudul Tonggal-Tonggak di Perjalananku. (Sam)

Baca juga:

Masa Kecil 'Raja Copet Senen' Bang Pi`ie

#Fashion #Lipsus Bulanan Agustus #Jago Revolusi Karawang-Bekasi #Agustus Jagoan Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness

Berita Terkait

Fashion
Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki
Keputusan diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BATA yang digelar pada 25 September 2025.
Wisnu Cipto - Jumat, 10 Oktober 2025
 Terus Merugi, Sepatu BATA Resmi Hapus Bisnis Produksi Alas Kaki
ShowBiz
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
JakCloth telah bertransformasi jadi sebuah movement anak muda.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 01 Oktober 2025
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
Fashion
Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025
ESMOD Jakarta Runway Syndicate menjadi salah satu sorotan di panggung Senayan City Fashion Nation 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 24 September 2025
Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025
Fashion
UNIQLO x POP MART: Koleksi 'THE MONSTERS' Hadirkan Labubu Cs ke Dunia Fashion
Karakter-karakter ciptaan Kasing Lung seperti Labubu, Zimomo, Tycoco, dan Spooky tampil dalam desain penuh warna dan detail menarik.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 19 September 2025
UNIQLO x POP MART: Koleksi 'THE MONSTERS' Hadirkan Labubu Cs ke Dunia Fashion
Fashion
Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026
Koleksi yang dijadwalkan debut di musim 2026 ini akan menggabungkan teknologi mutakhir dengan desain kolaborasi dua ikon di dunia performa olahraga.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026
Fashion
Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal
Wondherland berkolaborasi dengan Scent of Indonesia (SOI), untuk membawa konsep 'anti blind buy experience' di edisi 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 September 2025
Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal
ShowBiz
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda
Armani ialah pria yang meninggalkan jejak yang diakui di seluruh dunia.
Dwi Astarini - Jumat, 05 September 2025
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda
ShowBiz
Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia
Perusahaannya, Armani, berkembang dari mode menjadi sebuah imperium yang merambah kecantikan, wewangian, musik, olahraga hingga hotel mewah.
Dwi Astarini - Jumat, 05 September 2025
 Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia
Fashion
Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue
Pengumuman ini mengakhiri spekulasi selama berbulan-bulan setelah Wintour mengumumkan pengunduran dirinya, pada Juni lalu.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
 Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue
Fashion
Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia
Moscow Fashion Week (MFW) digelar 28 Agustus hingga 2 September 2025.
Dwi Astarini - Jumat, 29 Agustus 2025
Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia
Bagikan