LAPUT HUT 76 RI: Jago Revolusi Karawang-Bekasi

Bang Pi`ie Kecil-Kecil Buaya Pasar Senen

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Selasa, 17 Agustus 2021
Bang Pi`ie Kecil-Kecil Buaya Pasar Senen

Foto Bang Pi`ie sebagai Menteri Urusan Keamanan Rakyat. (Wikipedia)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

PENGUJUNG Pasar Sayur Senen berpaling. Begitu pula pedagang. Mereka meghentikan tawar-menawar. Keramaian berpindah di satu ruang pasar. Jual-Beli sedang terjadi. Pi`ie melawan Muhayar. Pertarungan akbar jago Pasar Senen.

Keduanya bertarung sengit. Pi`ie berperawakan kecil tak gentar menerima serangan Muhayar. Mereka mengeluarkan jurus andalan masing-masing. Dengan tusukan pisau, menurut Jerome Tadie pada Wilayah Kekerasan di Jakarta, Pi`ie berhasil membunuh Muhayar. Alih kekuasaan pun terjadi.

Baca juga:

Kenangan Indekos Pemuda Revolusioner di Lokasi Sumpah Pemuda

Sejak tak ada lagi tandingan di wilayah Senen, seluruh pelaku 'dunia bawah tanah' daerah di masa lalu bernama Vinckepasser berkhidmat kepada Pi`ie.

Sejak saat itu, nama Pi'ie kesohor sebagai Buaya Senen. Sebutan Buaya bermakna lihai, pandai, ahli, maestro, seperti Buaya Keroncong bermakna masetro keroncong. Ia melesat sebagai tokoh sentral di 'dunia bawah' Jakarta.

bang pi`ie
Tawar-menawar di Pasar Senen. (KITLV)

Bang Pi`ie membuat kelompok Kumpulan 4 Sen, seturut Abdul Haris Nasution, dalam bukunya Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 4 (Masa Pancaroba Kedua), mengorganisasi pedagang sayur, asongan, kaki lima, hingga tukang kuli untuk mengumpulkan iruran 4 sen bagi begundal Pasar Senen. Tujuannya sebagai 'bayaran' untuk meredam keonaran para bandit.

"Orang tua-tua Senen menyebut Pasukan Sebenggol," kata Wenri Wanhar, penulis Gedoran Depok: Revolusi Sosial di Tepi Jakarta 1945-1955, kepada Merahputih.com.

Baca Juga:

Adu Keras Pemuda Radikal Versus Sukarno-Hatta

Di Senen, posisi Bang Pi`ie semakin kuat, lanjut Wenri Wanhar, lantaran disokong sekondannya, Bang Amat Bey atau tersohor berasama Mat Bendot. Keduanya saling mengisi

Anggotanya berisi tukang copet yang siap maju menghalau Belanda merebut Tanah Air. Mereka lalu bergabung dalam Oesaha Pemuda Indonesia (OPI) dan nama Bang Pi'ie tercatat sebagai ketuanya.

bang pi`ie
Seorang nenek sedang membeli makanan di Pasar Senen. (KITLV)

"Bang Pi`ie dan Mat bendot hampir selalu berdua. Waktu menikah dan sudah punya anak, keduanya punya rumah bersebelahan di wilayah Bungur, Senen," kata Wenri.

Bang Pi`ie sekomplotan kemudian tergabung pada Oesaha Pemuda Indonesia (OPI). Bang Pi'ie tercatat sebagai ketua OPI. Persentuhan Pi`ie dengan politik, lanjut Wenri, tak terlepas dari peran Rachman Zakir, mahasiswa Ika Daigaku (Sekolah Kedokteran Tinggi di masa Pendudukan Jepang) pimpinan Angkatan Pemuda Indonesia (API) daerah Senen.

Para jago, sambung Wenri, bisa beroleh bekal tentang situasi politik nasional termasuk koordinasi di antara badan-badan perjuangan kelaskaran berkat orang-orang bawah tanah seperti para pemuda 'nakal' berhimpun pada API.

bang pi`ie
Dua perempuan setengah baya di Pasar Senen. (KITLV)

"Kebencian para jago terhadap aparat kemanan di masa Belanda dan Jepang disulut para pemuda revolusioner sehingga mereka siap berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan," kata jurnalis sejarah berkumis baplang tersebut.

Di masa merebut hingga mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, sepak terjang pasukan berisi copet, gelandangan, rampok, bahkan pelacur Senen pimpinan Bang Pi`ie acap membuat tentara Belanda kerepotan. (Sam)

Baca juga:

Celetukan Benyamin Sueb Masih Populer Hingga Kini

#Agustus Jagoan Negeri Aing #Jago Revolusi Karawang-Bekasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness

Berita Terkait

Bagikan