Mengenal Olahraga Kontroversial Finch Sitting
Olahraga Finch Sitting tengah viral dan menjadi kontroversial (Foto: spotter2/wikimediacommons)
OLAHRAGA biasanya dikaitkan dengan keterampilan dan upaya, baik fisik maupun mental. Namun dalam olahraga Finch Sitting tak seperti itu adanya.
Finch Sitting atau vinkenzetting merupakan olahraga hewan tradisional yang dipraktikkan di wilayah Flanders, Belanda. Olahraga tersebut yakni duduk dan mendengarkan kicauan burung.
Baca Juga:
Pada Finch Sitting, terlihat kandang-kandang kecil berbaris bejajar sekitar enam kaki di jalan. Di dalam setiap kotak, ada chaffinch jantan tunggal, yang tugasnya menghasilkan sebanyak mungkin panggilan burung dalam satu jam.
Sang pemilik burung duduk di depan sangkar kayu, posisi si pemilik menghitung kicauan-kicauan burung dengan kapur pada batang kayu besar. Setiap garis kapur mewakili satu kicauan burung.
Para juri kemudian berjalan di sepanjang barisan kandang guna memastikan tak ada yang curang atau menipu. Chaffinch dengan kicauan burung terbanyak dalam satu jam, dinyatakan sebagai pemenang.
Finch Sitting atau disebut juga Vinkensport, merupakan olahraga yang sangat pasif. Beberapa orang bahkan menyebutnya olahraga yang membosankan, dan sangat kontroversial.
Bila ditelusuri kembali pada abad ke-19, popularitas olahraga telah sangat berkurang. Namun untuk beberapa alasan, mengalami peningkatan usai Perang Dunia I dan pada 2007 ada lebih dari 13.000 vinkeniers membiakkan 10.000 burung setiap tahun.
Baca Juga:
Seperti yang dilansir dari laman odditycentral, Chaffinch menggunakan berbagai metode untuk memastikan burung mereka memiliki kesempatan untuk memenangkan kompetisi Vinkensport. Itu termasuk pembiakan selektif, diet protein tinggi, dan teknik stimulasi menyanyi kontroversial. Seperti bermain musik, memperdengarkan rekaman kicauan burung dan menggunakan lampu buatan.
Aktivis hewan telah menentang Vinkeniers, karena mengurung chaffinc dalam sangkar gelap kecil untuk hiburan mereka sendiri, serta 'mencuci otak' burung-burung agar berkicau lebih daripada yang alami atau sehat dengan cara memainkan loop kicauan burung lainnya.
Sementara itu, untuk Juara vinkensport dilaporkan bisa menghasilkan lebih dari 1.000 kicauan dalam satu jam yang jelas tidak terdengar alami.
Di sisi lain, aspek kontroversial dari Vinkensport ialah menyontek. Pemilik salah satu Chaffinch yang berhasil menghasilkan rekor 1.278 kicauan dalam satu jam, dituduh memberikan burungnya doping testosteron.
Bahkan sebelumnya burung tersebut sukses menghasilkan kicauan yang tepat dalam tiga putaran kompetisi. Saat kandangnya dibuka, pemutar CD ditemukan dalam kandang. Cara tersebut kerap dilakukan untuk memenangkan kompetisi kicauan burung.
Di tengah anggapan kejamnya mengurung burung dalam kegelapan, rupanya dahulu vinkensport lebih kejam lagi. Kala itu, mata burung chafinch jantan dibutakan karena mereka percaya burung itu akan berkicau lebih banyak tanpa gangguan. (ryn)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kemenag Tegaskan Tidak Ada Larangan Istirahat di Masjid, Tapi Pengelola Wajib Pasang CCTV Biar Aman
Tragedi Masjid Sibolga: Kemenag Murka Rumah Ibadah Diubah Jadi Arena Kekerasan, Program Inklusif Terancam Gagal Gara-Gara Aksi Para Pelaku
Turunkan 'Tim Lapis Kedua' di ISG Riyadh 2025, Indonesia Yakin Bisa Bikin Kejutan
David Beckham Resmi Dianugerahi Gelar Ksatria, Diakui atas Jasanya bagi Dunia Sepak Bola dan Masyarakat Inggris
Indonesia Amankan 3 Emas di Para Badminton International 2025, Siap Buru Gelar Juara Umum
Pramono: Belum Lengkap Jadi Warga Jakarta Kalau Belum Coba Padel, Khususnya Orang Jaksel
Masuk Rangking 5 Besar, Indonesia jadi Poros Pengembangan Woodball Asia dan Dunia
Voli Putri Indonesia Raih Perak di Asian Youth Games 2025, Tim Pelatih Sebut Gaya Permainan Beda Tipis sama Jepang
Fathih Cetak Sejarah, Atlet Balap Unta Pertama Indonesia Tampil di Multievent Internasional
A2O MAY Merilis "PAPARAZZI ARRIVE" dengan Synth Sirene dan Beat Dubstep yang Bikin Candu Generasi Muda