Mengejutkan! KPK Akui Telah Mengendus Korupsi Tambang Sebelum Raja Ampat Gempar
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setyo Budiyanto. (Foto: MerahPutih.com/Didik)
Merahputih.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyiapkan kajian mendalam mengenai potensi korupsi di sektor pertambangan.
Ketua KPK, Setyo Budiyanto, mengungkapkan bahwa kajian ini sudah berlangsung sebelum mencuatnya permasalahan tambang di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
"Kajian ini memang sedang dalam proses dan akan diajukan ke kementerian/lembaga terkait untuk mitigasi. Namun, masalahnya keburu muncul di sana," jelas Setyo di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, Jumat (13/6).
Baca juga:
Kapal Tambang Nikel Raja Ampat Pakai Nama JKW dan Iriana, Jokowi Dukung Izinnya Dicabut
Oleh karena itu, KPK melalui Kedeputian Koordinasi dan Supervisi (Korsup) akan memperbarui kajian tersebut.
"Kami akan lebih merinci kajian ini berdasarkan permasalahan yang sudah ada. Bahkan, salah satu hasilnya adalah pencabutan izin beberapa perusahaan nikel di sana," tambahnya.
Setyo menegaskan bahwa perubahan kajian ini tidak hanya berfokus pada Raja Ampat, tetapi juga mencakup wilayah-wilayah lain yang berpotensi serupa.
Setelah final, KPK akan menyerahkan hasil kajian terbaru tentang potensi korupsi pertambangan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Lingkungan Hidup, hingga pemerintah daerah.
Baca juga:
Sebelumnya, Kepala Satuan Tugas Korsup Wilayah V KPK, Dian Patria, dalam diskusi daring tentang Raja Ampat pada Kamis (12/6), telah mengidentifikasi berbagai tantangan dan permasalahan dalam sektor pertambangan di Indonesia.
Sebagai informasi, pemerintah secara resmi telah mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) empat perusahaan tambang di Raja Ampat pada Selasa (10/6). Keempat perusahaan tersebut adalah PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Mulia Raymond Perkasa, dan PT Kawei Sejahtera Mining. Pencabutan IUP dilakukan karena terbukti melanggar ketentuan lingkungan dan kawasan geopark.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
KPK Beberkan Alasan Penyegelan Rumah Kajari Kabupaten Bekasi
2 Jaksa HSU Diduga Terima Uang Rp 1,13 Miliar dari Kasus Pemerasan
Kabur Saat OTT, KPK Buru Kasi Datun Kejari Hulu Sungai Utara
KPK Tetapkan Kajari Hulu Sungai Utara Tersangka Pemerasan Rp 1,5 Miliar
KPK: Bupati Bekasi Diduga Terima Ijon Proyek Rp 9,5 Miliar, Total Suap Rp 14,2 M
KPK Tetapkan Bupati Bekasi dan Ayahnya Tersangka Suap Ijon Proyek
KPK Tetapkan 3 Jaksa di Kabupaten Hulu Sungai Utara Jadi Tersangka Pemerasan
Terungkap Lewat OTT KPK, Ini Modus Ijon Proyek dalam Kasus Bupati Bekasi
KPK Bongkar Skenario Jaksa Banten Peras WN Korea Selatan Berkedok Tuntutan Berat
Terjaring OTT KPK, Bupati Bekasi Ade Kunang Punya Harta Rp 79 Miliar