Mempelajari Perjanjian Linggarjati di Gedung Perundingan Linggarjati

Gedung Perundingan Linggarjati (Instagram @apelestitiheru_)
Saat berkunjung ke Cirebon, Jawa Barat, jangan lupa datang ke Gedung Perundingan Linggarjati, Kabupaten Kuningan, yang terletak di kaki Gunung Ceremai.
Didukung dengan sarana jalan yang bagus dan nilai sejarahnya, tempat ini bisa menjadi salah satu tujuan wisata unggulan di Kota Kuningan.
Gedung yang berupa museum itu merupakan saksi perjuangan bangsa Indonesia dalam bidang diplomasi untuk mencapai kemerdekaan Indonesia sehingga menghasillkan perjanjian Linggarjati.
Museum Linggarjati terletak tidak jauh dari jalan raya Kuningan. Letaknya lebih tinggi daripada permukaan jalan raya sehingga pengunjung bisa melihat daerah sekelilingnya, seperti hamparan pepohonan tinggi di kiri kanan jalan raya yang terletak di bawahnya, dan kawasan perbukitan dan Gunung Ciremai di kejauhan.
Gedung Perundingan Linggarjati itu terdiri atas beberapa bangunan rumah besar satu lantai bergaya kolonial Belanda yang saling berhubungan satu sama lainnya. Sekalipun gedung tersebut sudah tua, tampak masih sangat terawat dengan dominasi cat putih.
Saat akan masuk ke Museum Linggarjati terdapat plang bertuliskan "Bangunan Cagar Budaya. Gedung Perundingan Linggarjati. Dilindungi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya".
Untuk masuk ke dalam museum itu, pengunjung dewasa dikenai tiket Rp2.000, anak-anak Rp1.000 per orang. Jam buka Senin sampai dengan Jumat pukul 08.00 sampai 16.00 WIB dan Sabtu dan Minggu pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.
Di dalam gedung terdapat sejumlah diorama tim perunding dari Indonesia dan Belanda serta tim negosiator yang menggambarkan suasana saat itu.
Selain terdapat diorama tim perunding dan negosiator, di dalam ruang utama tertata dan terawat apik sejumlah kursi dan meja serta bendera kecil dari tiga negara, yakni Indonesia, Belanda, dan Inggris, tempat tim melakukan perundingan.
Dengan dialaskan kain berwarna hijau untuk meja dan kursi ukir berwarna cokelat, pengunjung bisa membayangkan suasana perundingan saat itu.
Di dalam gedung tua tersebut juga terdapat sejumlah kamar yang berisi beberapa tempat tidur lengkap dengan bantal dan guling serta lemari untuk istirahat tim perunding. Kondisi tempat tidur juga terlihat rapi dan bersih dengan ditutup seprai putih.
Terdapat juga sebuah ruangan yang berisi meja dan kursi yang menurut keterangan merupakan tempat berkumpulnya jurnalis untuk bekerja saat meliput perundingan itu.
Saat liburan sekolah ada baiknya Anda mengajak anak-anak untuk mengunjungi museum itu sehingga menambah pengetahuan sejarah berdirinya Republik Indonesia. (*)
Sumber: Antara
Selain artikel ini Anda juga bisa baca Ziarah ke Makam Paman Rasulullah SAW di Tiongkok Lebih Lega
Bagikan
Berita Terkait
Ketua DKJ Tegaskan Perusakan Benda dan Bangunan Bersejarah Adalah Kejahatan Serius yang Melampaui Batas Kemanusiaan

Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Pemprov DKI Setuju dan Dukung Pendirian Musem Gus Dur di Jaksel

Bikin Ilmuwan Terkejut! Ini Rahasia Dinosaurus Super Cepat "Enigmacursor" yang Mampu Berlari Lebih Cepat dari Predator Terbesar

Pemerintah dan Keluarga Sepakat Jadikan Rumah Bing Slamet Museum

Museum Belanda Pamerkan Kondom Langka Abad ke-19, masih Utuh belum Dipakai tapi Terbukti tak Efektif

Dato Tahir Pastikan Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo Dibuka Agustus 2025

Buka Pameran 40 Museum Indonesia di Solo, Wali Kota Respati Minta Study Tour Sekolah Wajib ke Museum Jateng

5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
