Di Balik Kisah Hangat Nama Wedang Ronde


Wedang Ronde. (Instagram/@resepku.wikiwika77)
WEDANG ronde merupakan salah satu jajanan unik yang ada di Indonesia. Selain rasanya yang nikmat dan kaya manfaat, santapan tradisional yang umumnya disajikan di Pulau Jawa ini memiliki sejarah panjang dalam perkembangannya.
Diketahui, wedang ronde merupakan salah satu tradisional Tiongkok dengan nama asli tangyuan. Makanan ini masuk ke Nusantara jauh sebelum Belanda datang.

Pada awal ketenarannya, makanan dengan khas kuah air jahe ini dinamai dengan 'Wedang Guyub'. Wedang merupakan bahasa Jawa yang artinya air hangat, sedangkan guyub artinya keakraban.
"Bentuk bulat yang ada pada makanan ini dianggap sebagai simbol keakraban," kata Chef Wira Hardiya dalam diskusi kuliner dengan tema Jepang-Indonesia Local Dessert, Culture Inside an Edible Art, seperti dilansir Antara.
Seiring berjalannya waktu, setelah Belanda masuk ke Indonesia nama wedang guyub bergeser menjadi wedang ronde. "Ronde itu sendiri berasal dari bahasa Belanda yang artinya bulat," katanya.

Dalam penyajiannya, wedang ronde memiliki isi bulat yang berwarna-warni. Ada warna hijau, merah, dan putih. Warna tersebut memiliki filosofi yang tak kalah uniknya dari sejarah wedang ronde itu sendiri.
"Warna merah adalah lambang dari keberanian, hijau merupakan karunia, dan warna putih artinya hati nan bersih. Sedangkan air jahe lambang dari kehangatan dan rasa manis yang dikandung adalah simbol dari keberkahan," kata Wira.
Dalam penyajiannya, wedang ronde memiliki 3 jenis hidangan. Pertama, ronde tanpa isi yang hanya tediri dari air jahe manis dan ronde itu sendiri. Kedua, ronde dengan sajian manis dengan kuah yang tawar ditambah isian ketan. Ketiga, ronde dengan isian ubi dan kuah gula aren atau jahe.
Baca Juga: Menikmati Ronde Favoritnya Pak Harto di Kauman Yogyakarta
Bagikan
Berita Terkait
Rekap Makanan Viral 2024, Sensasi Rasa yang Bikin Nagih

Menyantap Kelelawar Dalam Sajian Paniki Khas Sulawesi Utara

Kolaborasi Unik, Berani Coba Coca Cola Rasa Oreo?

Makanan Ikonik Ini Ternyata Tak Setua yang Diperkirakan

PKK Maluku Dorong Konsumsi Pangan Lokal Lewat Festival Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman
