Mbah Suyat, Abdi Dalem yang Setia Menggowes di Usia Senja


Abdi dalem. (Foto: MP/Teresia Ika)
USIANYA tak lagi muda. Namun, abdi dalem Keraton Yogyakarta ini tetap semangat mengayuh pedal sepedanya ke manapun ia pergi. Setiap hari, pria bernama Suyatiman ini juga selalu bersepeda dari rumahnya ke Keraton Yogyakarta.
Berseragam khas abdi dalem yang terdiri dari kain jarit lengkap dengan blangkon dengan keris, ia pun menggowes sepedanya. Bersepeda telah dilakoninya selama 47 tahun. Lelah seolah tak pernah hadir dalam raganya. Bersepeda malah membuat tubuhnya bugar dan sehat hingga usia senja. Pria bergelar Riyo Bupati Anom Cermo Wicoro ini kini telah berusia 63 tahun.
“Saya naik sepeda ke keraton Waktu pertama kali jadi abdi keraton, sekitar tahun 1974. Saya gak berani naik motor. Karena pertama kali naik motor malah nabrak dan jatuh,” ujar Suyat, panggilan akrabnya saat ditemui Merahputih.com di acara Jogja Republik Onthel (JRO) 2017.
Kini, ia punya kebiasaan baru. Jika dahulu selalu berangkat kerja sendiri, sekarang ia selalu membonceng cucunya. Sang cucu, Rizky Kuncoro Manik, merupakan abdi dalem termuda di Keraton Yogyakarta. Sama seperti sang kaker, Rizky juga selalu memakai seragam lengkap setiap berangkat kerja bersama Mbah Suyat.
Sehari-hari, Suyat bekerja sebagai abdi dalem yang mengurusi wayang. Ia merupakan pemain wayang andal di kampungnya. Mbah Suyat biasanya berangkat dari rumahnya sekitar pukul 10.00 WIB. Menjemput sang cucu di sekolah, lalu bergegas ke keraton. Sepeda yang ia kendarai bermerek Senioraster dan merupakan warisan dari kedua orangtuanya.
Ia hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk pergi dari rumahnya di Janturan, Kecamatan Umbulharjo, menuju Keraton Yogyakarta di Kecamatan Keraton. “Naik sepeda itu menyenangkan. Murah dan bisa bikin badan seger. Saya juga sering difoto orang di jalan. Jadinya seneng,” kata kakek satu cucu ini seraya tersenyum.
Hobi bersepeda tumbuh lantaran ia selalu bepergian dengan sepeda sejak kecil. Dia menyayangkan fenomena saat ini: makin sedikit masyarakat Yogyakarta yang mau menggunakan sepeda. Bahkan anak-anak muda saat ini sudah hampir enggan menggunakan sepeda. “Sekarang mau ke tempat 500 meter saja pakai motor. Beda sama dulu masih banyak yang naik sepeda kemana-mana. Jadinya sekarang jalanan tambah macet,’ tutur dia.
Mbah Suyat juga mengaku prihatin dengan kondisi jalanan Yogyakarta yang tak lagi ramah dan nyaman bagi pengendara sepeda. Selama mengayuh sepeda, Mbak Suyat mengaku pernah terjatuh dari sepeda gara-gara diserempet mobil yang ugal-ugalan. “Untungnya hanya luka kecil. Tapi ya kesel saja. Si pengendara tidak menghormati pemakai jalanan lainnya. Banyak anak muda sekarang yang menyepelekan pengendara sepeda,” katanya.
Perilaku sehat bersepeda ini diganjar penghargaan. Panitia Jogja Republik Onthel memberikan piagam penghargaan kepada Mbah Suyat. Ia dianugerahi penghargaan sebagai tokoh yang setia bersepeda selama menjalankan profesinya. Piagam penghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Sri Paduka Paku Alam X dalam acara Jogja Onthel Republik di Benteng Vrede Berg.
Artikel ini dibuat berdasarkan laporan Teresa Ika, kontributor Merahputih.com wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Dishub DKI Targetkan Pemeliharaan Jalur Sepeda Usai Lampaui Target 2025

Dishub DKI Jakarta Bangun 3,8 Km Jalur Sepeda Baru Tahun Ini, Fokus pada Keamanan dan Kenyamanan Pesepeda

Abdi Dalem Keraton Solo Antre Paket Sembako Lebaran dari PB XIII, Total Ada 500 Orang

Gowes Persatuan Indonesia dari Tangsel - Bandung Bukti Kehadiran TNI di Tengah Rakyat

Brompton Indonesia Hadirkan 'Three Peaks Challenge'

Remaja Tangguh Ini Bersepeda dari Alaska ke Argentina

Bike To Care 2023 Kumpulkan 578 Juta Rupiah untuk Anak-Anak Indonesia

Fasilitas Parkir Sepeda Kolaborasi Pertamina NRE dan Bike to Work

Hindari Cedera, Perhatikan Posisi Tubuh saat Bersepeda

Bike to Care 2023 Lombok Loop, Gowes untuk Masa Depan Anak-Anak Indonesia
