Massa Aksi Pendukung Yoon Suk Yeol Kibarkan Bendera Amerika Serikat, Simbol Kedekatan Mereka dengan Negeri Abang Sam
Pendukung Presiden Korsel yang Dimakzulkan Yoon Suk Yeol mengibarkan bendera Amerika Serikat. (Foto: YouTube/Global News)
MerahPutih.com - Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan menghadapi penangkapan pada Jumat pagi (3/1) akibat penerapan darurat militernya yang gagal sebulan sebelumnya.
Ribuan pendukung Yoon tetap bertahan di depan rumahnya untuk menghalangi penangkapan. Karuan sikap mereka menarik perhatian dunia. Terlebih lagi sebagian mereka juga mengibarkan bendera Amerika Serikat.
Mengapa?
Bagi banyak pendukung kelompok konservatif di Korea Selatan, bendera Amerika telah lama menjadi simbol kuat anti-komunisme dan aliansi abadi dengan mitra keamanan utama negara tersebut.
Seorang perempuan berusia 60-an bernama Ahn Young-mi berdiri di dekat barikade polisi, melambai-lambaikan bendera Korea dan Amerika.
Baca juga:
"Dia mengatakan bahwa bendera tersebut mewakili aliansi Korea-AS, sambil mengungkapkan harapannya bahwa 'AS atau Trump akan datang dan menyelamatkan Yoon Suk Yeol'," tulis koreaherald.com (3/1).
Di tempat lain, seorang pria juga terekam sejak membagikan bendera mini Amerika dan Korea. Dia bilang itu tanda aliansi dan memberikan kekuatan lebih bagi para demonstran.
Para orator demo bahkan meneriakkan,“Trump manse!”. Ini adalah ungkapan pujian untuk presiden terpilih AS, yang diyakini beberapa orang dapat campur tangan dalam urusan Korea Selatan demi keuntungan presiden.
Akar hubungan kelompok konservatif, yang di dalamnya Yoon termasuk, dengan AS dapat ditelusuri dari Perang Korea 1950-1953.
Baca juga:
AS berperan penting membantu Korea Selatan menahan penyebaran komunisme dari Utara. Bagi banyak konservatif tua, era itu menempatkan AS sebagai pejuang kebebasan.
Sejarah kerjasama militer dan ekonomi AS dan Korse memperkuat citra AS sebagai sekutu yang tak tergantikan dan pelindung keamanan Korea Selatan.
Akibatnya, ketika faksi konservatif berkumpul, mereka sering menyandingkan bendera Korea dengan bendera Amerika untuk menegaskan komitmen mereka terhadap kemitraan yang kuat dengan AS.
Bendera Amerika juga mencerminkan sisa-sisa pola pikir Perang Dingin di kalangan sayap kanan Korea Selatan. Bagi mereka, anti-komunisme tetap menjadi ideologi utama dan bendera Amerika menjadi simbol perlawanan terhadap Korea Utara dan sekutunya.
Baca juga:
Pengadilan Perintahkan Penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol
Praktik ini muncul kembali selama gejolak politik sebelumnya, terutama pada 2016–17 ketika demonstran yang menentang pemakzulan Presiden Park Geun-hye saat itu mengibarkan bendera serupa.
Pesan mereka jelas: dukungan untuk arah konservatif pro-AS yang kuat dan penolakan terhadap apa yang mereka anggap sebagai elemen condong kiri atau pro-Pyongyang dalam politik domestik.
Dengan berkibarnya bendera itu, para pendukung Yoon ingin menyatakan bahwa Yoon adalah lambang "kebebasan sejati" yang sedang melawan kekuatan musuh baik domestik maupun asing. (dru)
Baca juga:
Presiden Yoon Abaikan 3 Panggilan Pengadilan, Pihak Berwenang Korsel Minta Surat Penangkapan
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Prabowo Akui Belajar soal Etos Kerja dari Orang Korea, Natal dan Idul Fitri Tetap Latihan
Bukan Oppa K-Pop! Ternyata Inilah Idola Utama Presiden Prabowo Subianto dari Korea Selatan
Prabowo Puji K-Pop Sukses Taklukan Dunia, Presiden Korsel Tertawa Tepuk Tangan
Penyelundupan hingga Narkotika Bikin Prabowo ‘Ngeri’, Dianggap Jadi Bahaya Nyata bagi Masa Depan Perekonomian
KTT APEC Bakal Hasilkan Deklarasi Gyeongju Dan Kesepakatan Kecerdasan Artifisial
Ketegangan Global di Depan Mata, Prabowo Peringatkan semua Pemimpin APEC tak Saling Curiga dan Bangkit dari Ketakutan
Tersentuh Sikap Hangat Prabowo, Pekerja Migran di Korea: Beliau Seperti Sosok Ayah bagi Kami
Presiden Prabowo Telah Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda dan Isu KTT APEC 2025
Presiden Prabowo Berada di Korea Selatan Selama 3 Hari, Hadiri KTT APEC