Kisah Inspiratif

Masnawati Patahkan Mitos 'Kutukan Miskin' Petani Indonesia

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 25 April 2018
Masnawati Patahkan Mitos 'Kutukan Miskin' Petani Indonesia

Tanaman Kakao alias Coklat. Foto: ArgoIndonesia

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Masnawati, perempuan asal Desa Tarengge, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, berhasil memutarbalikan mitos petani Indonesia, negara yang terkenal kaya dengan sumber daya alam ini, ditakdirkan miskin. Uang puluhan juta hampir pasti ada di tangan perempuan itu dari hasil menjual hasil pertaniannya setiap bulannya.

Terlahir dari kalangan keluarga petani sederhana, perempuan belia ini ingin mengubah pandangan petani identik miskin. Khususnya, tentang teori kemiskinan terstruktur ada di kalangan petani, jika neneknya petani miskin, maka hingga anak cucunya juga bernasib serupa.

"Sebenarnya sejak memasuki bangku SMP sudah mencari sekolah yang menjurus ke pertanian, namun belum ada. Nanti setelah masuk ke jenjang SMA baru bisa masuk ke SMK Pertanian," kata Masnawati, saat ditemui di kampung halamannya, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, baru-baru ini.

Petani
Ilustrasi kerja keras petani. Foto: Antara

Alasan Masnawati masuk SMK Pertanian, karena penasaran ingin mengetahui seluk-beluk pertanian agar dapat membantu orang tua mengembangkan tanaman kakao yang sudah dikembangkan turun-temurun. Selepas lulus SMK Pertanian, niat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tertunda, karena alasan biaya.

Masnawati lalu memutar otak untuk mengumpulkan biaya untuk persiapan mendaftar ke perguruan tinggi tahun berikutnya. Untuk itu, dia pun ingin mengembangkan ilmunya yang di dapat di bangku SMK Pertanian. Dengan modal hasil berkongsi dengan empat teman SMK-nya, dia mengembangkan pembibitan tanaman kakao dengan hanya modal Rp2,5 juta.

"Pengetahuan usaha pembibitan kakao ini seperti teknik sambung samping atau sambung pucuk didapatkan pada masa praktek kerja lapang (PKL) di perusahaan kakao PT MARS," kata anak ke-5 dari tujuh bersaudara ini, dilansir Antara.

Setelah bibit tanaman kakao terjual, biaya operasionalpun dikeluarkan dan laba kemudian dibagi bersama. Namun dari lima orang perkongsian ini, hanya Masnawati yang melanjutkan usaha ini, sementara keempat temannya beralih mencari pekerjaan baru dan ada juga yang melanjutkan pendidikan.

panen kakao
Hasil panen kakao. Foto: ArgoIndonesia

Belum Setahun Sudah Untung Rp100 Juta

Setiap hari berada di antara bibit tanaman kakao yang memberinya inspirasi untuk mengembangkan usahanya lebih besar lagi. Apalagi, peluang cukup besar usaha ini karena permintaan bibit tanaman kakao yang relatif stabil misalnya permintaan dari dari Malili, Soroako di Sulsel hingga sejumlah daerah di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Merawat tanaman dengan menyiram, menyemprot hama dan membuat sambung samping maupun sambung pucuk, sudah menjadi rutinitas Masnawati di halaman samping rumahnya yang telah disulap menjadi lahan pembibitan sejak 2017.

Meskipun baru berjalan kurang lebih setahun usahanya itu, Masnawati sudah mampu mengembangkan 20 ribu batang bibit tanaman kakao per tahun dan hasil penjualannya mencapai Rp100 juta. Dari nilai jual bibit tanaman kakao itu, terdapat laba bersih sebesar Rp60 juta setelah mengeluarkan biaya operasional sekitar Rp40 juta.

Dengan pendapatan ini, Masnawati mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, merenovasi rumah orang tua dan membantu biaya sekolah adik-adiknya, termasuk menyelesaikan kuliahnya di Politeknik Pertanian Universitas Hasanuddin. "Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa usaha saya ini perlahan-lahan dapat mengangkat perekonomian keluarga kami," katanya dengan mata nanar.

Masnawati
Masnawati, petani kakao yang sukses meraih untung ratusan juta sekali panen. Foto: Antara

Tinggalkan Cita-Cita Jadi PNS

Awalnya, Misnawati mengaku pernah ingin menjadi menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sebagaimana harapan pada umumnya anak-anak di desanya. Namun, kini cita-cita itu pun berganti untuk menjadi petani agar bisa menularkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya agar petani lainnya juga dapat menikmati usahanya.

Tantangan terbesarnya, Minaswati ingin membuktikan penghasilan petani tidak kalah dengan gaji PNS, bahkan jauh melampaui mereka. Apalagi, kata dia, profesi petani sangat menyenangkan karena dapat mengatur waktu sendiri alias tidak terikat jam kerja seperti pegawai kantoran.

Perempuan itu mengaku dapat menggunakan waktu untuk urusan keluarga ataupun menjadi penyuluh atau pendamping petani dalam mengembangkan usahanya. Minaswati juga berpesan kepada sesama petani jangan pernah berkecil hati karena profesi itu dapat menjanjikan kesejahteraan saat bersungguh-sungguh menekuninya. "Jadi tidak ada alasan takut menjadi petani karena takut menjadi miskin," tandasnya. (*)

#Petani Sukses #Petani #Masnawati
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
Menteri Amran Klaim Petani Muda Hasilkan Pendapatan Rp 20 Juta Per Bulan
Amran mengaku optimistis tren itu akan terus tumbuh, terutama karena pemerintah tengah menggencarkan program cetak sawah baru seluas tiga juta hektare.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 22 Oktober 2025
Menteri Amran Klaim Petani Muda Hasilkan Pendapatan Rp 20 Juta Per Bulan
Berita Foto
Anak Petani Raih Gelar Doktor Disertasi Kupas Sistem Aplikasi SRIKANDI DPR
Anggota Dewan Pengawas LKBN Antara, Ariawan menjalani Sidang Promosi Doktor, dengan judul disertasi "Implementasi Kebijakan Digitalisasi Informasi: Studi Efektivitas Sistem Aplikasi SRIKANDI Di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia", yang digelar terbuka di Kampus Universitas Prof Dr Moestopo Beragama, Jakarta, Sabtu (18/10/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Anak Petani Raih Gelar Doktor Disertasi Kupas Sistem Aplikasi SRIKANDI DPR
Berita Foto
Audiensi Petani dengan DPR dan Pemerintah Bahas Reforma Agraria
Sejumlah aktivis dan petani menyampaikan paparan pada audiensi bersama Pimpinan DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 24 September 2025
Audiensi Petani dengan DPR dan Pemerintah Bahas Reforma Agraria
Berita Foto
Aksi Hari Tani Nasional, Petani Indramayu Tuntut Perbaikan Irigasi dan Modernisasi Pertanian
Ratusan petani Indramayu yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu menggelar aksi di depan Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025). Memperingati Hari Tani Nasional, para petani Indramayu menggelar aksi di depan gedung Kementerian Pertanian untuk menuntut perbaikan irigasi serta modernisasi pertanian di Indramayu Barat. Hari Tani Nasional diperingati setiap 24 September untuk mengenang lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960, tonggak penting reformasi agraria yang menegaskan prinsip “tanah untuk rakyat.” Meski petani disebut tulang punggung bangsa, kenyataannya hingga kini banyak yang hidup dalam kemiskinan struktural dan minim akses terhadap lahan, pupuk, teknologi, maupun pasar. Karena itu, Hari Tani terus menjadi momentum perjuangan menuntut keadilan agraria dan kedaulatan pangan.
Didik Setiawan - Rabu, 24 September 2025
Aksi Hari Tani Nasional, Petani Indramayu Tuntut Perbaikan Irigasi dan Modernisasi Pertanian
Indonesia
Hari Tani Nasional, Komisi IV DPR Desak Pemerintah Harus Siapkan Peta Jalan Pertanian Indonesia
Peringatan Hari Tani Nasional 24 September harus menjadi momentum pemerintah menyiapkan peta jalan kebangkitan pertanian Indonesia
Wisnu Cipto - Rabu, 24 September 2025
Hari Tani Nasional, Komisi IV DPR Desak Pemerintah Harus Siapkan Peta Jalan Pertanian Indonesia
Indonesia
Hari Tani Nasional 24 September: Ketahui Sejarah, Makna, hingga Ironinya di 2025
Hari Tani Nasional diperingati setiap 24 September.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 24 September 2025
Hari Tani Nasional 24 September: Ketahui Sejarah, Makna, hingga Ironinya di 2025
Indonesia
Mentan Ogah Kompromi ke Pelaku Praktik Curang Beras dan Pupuk, Sangat Rugikan Petani
Tidak ada kompromi terhadap praktik curang yang merugikan petani, karena pemerintah berkomitmen penuh melindungi kepentingan petani
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 14 September 2025
Mentan Ogah Kompromi ke Pelaku Praktik Curang Beras dan Pupuk, Sangat Rugikan Petani
Indonesia
Kereta Khusus Pedagang dan Petani Segera Meluncur, Jam Operasional Sedang Dikaji
Kereta itu dirancang untuk membantu mobilitas para petani dan pedagang, sekaligus memudahkan pengangkutan hasil panen maupun barang dagangan secara lebih leluasa, aman dan efisien.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Kereta Khusus Pedagang dan Petani Segera Meluncur, Jam Operasional Sedang Dikaji
Indonesia
Kesejahteraan Petani Tidak Terpengaruh Penurunan Harga Beras Menurut Menteri Pertanian
Tugas pemerintah tidak mudah untuk tetap menjaga petani tetap sejahtera dan konsumen bahagia.
Frengky Aruan - Sabtu, 23 Agustus 2025
Kesejahteraan Petani Tidak Terpengaruh Penurunan Harga Beras Menurut Menteri Pertanian
Indonesia
Petani Tebu Menjerit, Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Gudang Nilai Capai Ratusan Miliar Rupiah
Hasil panen tebu yang sudah digiling belum dibayar, sementara beban biaya produksi gula terus menghimpit
Wisnu Cipto - Senin, 11 Agustus 2025
Petani Tebu Menjerit, Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Gudang Nilai Capai Ratusan Miliar Rupiah
Bagikan