Masa Depan Industri Kreatif dan Penelitian Bergantung pada AI
Nvidia dukung masa depan AI dalam industri kreatif dan penelitian. (Foto: Merahputih.com/Aqil Baihaqi)
TEKNOLOGI artificial intelligence/kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dan melonjak masif. Penggunaannya juga meluas dan menyentuh beberapa industri besar, termasuk industri kreatif yang menggunakannya untuk mendukung produksi konten.
Penggunaan AI dalam industri kreatif bisa dilihat dari konten-konten di media sosial yang menggunakan filter dan deep fake.
Melihat kemajuan AI, Nvidia, pembuat GPU untuk PC dan laptop, turut mendukung perkembangan AI dalam seri laptop RTX 40.
Bani Adil, Stable Diffusion Artist dan juga seorang film maker, terbiasa menggunakan Stable Diffusion untuk mempercepat proses produksi videonya. Seiring perkembangan Nvidia yang masif, ia merasa proses produksi konten menggunakan AI lebih efisien.
Baca juga:
Nvidia RTX 5090 Dirumorkan Dua Kali Lebih Cepat dibanding RTX 4090
"Dulu waktu graphic card belum sebagus sekarang, saya hampir nyerah pas belajar bikin VFX (visual effects-Red.) dan juga editing dengan AI. Sekarang karena Nvidia sudah support AI, kerjaan saya sudah lebih efisien dan lebih cepat," ujar Bani dalam sesi Press Conference di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Jum'at (29/9).
Adrian Lesmono, Consumer Business Lead NVIDIA ID, mengatakan bahwa pada masa depan AI akan menjadi bagian dari produktivitas kita.
"Dalam melakukan kegiatan di laptop atau PC. Maka dari itu untuk memperlancar pekerjaan yang menggunakan AI, Nvidia RTX 40 Series sudah mampu untuk membantu kebutuhan para profesional dalam pengerjaan yang membutuhkan Ai," jelasnya.
Gregorius Natanael Elwirehardja, NV DLI Ambassador sekaligus edukator di Universitas Binus, menilai bahwa Nvidia RTX 40 Series tidak hanya digunakan dalam gaming saja, tetapi juga untuk penelitian dan eksperimen yang melibatkan AI.
Baca juga:
"Beberapa Eksperimen AI, seperti object detector dan simulasi juga memerlukan GPU yang kencang. Jadi, kalo ada pemikiran tentang GPU itu cuma buat main game, sekarang sudah bisa untuk keperluan riset dan penelitian," ujarnya.
Dia bercerita tentang kunjungannya ke Tiongkok yang membuktikan bahwa AI sudah bisa mendiagnosis awal penyakit. "Dan nantinya akan diverifikasi oleh dokternya. Untuk membuat AI dapat bekerja maksimal, diperlukan juga GPU yang tepat," tambahnya.
Mengingat pentingnya AI, Adrian berharap bahwa AI perlu dimasukkan ke kurikulum pendidikan Indonesia agar generasi muda tidak tertinggal oleh generasi negara tetangga seperti Singapura.
"Jadi, harapan saya, semoga sekolah atau universitas dapat membawa teknologi ini ke materi pembelajarannya. Karena anak anak muda sekarang sudah mulai pintar dalam membuat konten kreatif, hal ini juga dapat mendongkrak ekonomi kreatif Indonesia," tutupnya. (aqb)
Baca juga:
Google Batal Luncurkan Laptop Gaming Chromebook Bertenaga Nvidia
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Gambar Xiaomi 17 Ultra Bocor sebelum Rilis, Dibekali Baterai 6.000mAh
Samsung Bakal Gelar 'The First Look' Jelang CES 2026, Galaxy Z TriFold Segera Unjuk Gigi?
Zentara Rilis Solusi Keamanan Siber Berbasis AI, Perkuat Kemandirian Teknologi Indonesia
Desain Motorola Edge 70 Ultra Terungkap, Siap Bikin Gebrakan Lewat Tombol Khusus AI!
Vivo S50 Pro Mini Muncul di Geekbench, Bawa Chipset Snapdragon 8 Gen 5?
Huawei Pura X2 Meluncur 2026, Kemungkinan Pakai Chipset Kirin 9030
Bocoran Vivo X300 Ultra: Bawa Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Baterai 7.000 mAh
Galaxy Z TriFold Resmi Meluncur 12 Desember di Korea Selatan, ini Spesifikasi dan Harganya
Samsung Luncurkan Galaxy Z TriFold 12 Desember, hanya untuk Pasar Korea di Penjualan Perdana
OPPO Find N6 Sudah Masuk Uji Coba di India, Siap Meluncur dalam Waktu Dekat!