Mark Kerr: Kisah Kelam Sang Juara UFC di Film The Smashing Machine


Film The Smashing Machine. Foto Youtube
MerahPutih.com - Film The Smashing Machine karya Benny Safdie menyoroti kehidupan Mark Kerr seorang legenda MMA yang dikenal karena kekuatan brutalnya di arena, namun menyimpan pergulatan batin yang dalam di luar ring.
Diperankan oleh Dwayne Johnson, karakter Kerr ditampilkan bukan sekadar sebagai petarung, melainkan sebagai manusia dengan sisi rapuh yang mengejutkan.
Mark Kerr - The Smashing Machine
Awal Karier: Dari Gulat ke Dunia MMA
Mark Kerr memulai kariernya sebagai pegulat amatir dengan segudang prestasi. Namun, ketenarannya benar-benar melonjak saat ia masuk ke dunia Mixed Martial Arts (MMA) dan berlaga di Ultimate Fighting Championship (UFC) dan Pride Fighting Championships di Jepang.
Baca juga:
Disney Siapkan Film Animasi Baru 'Hexed', Siap Tayang November 2026
Dengan gaya bertarung agresif dan kekuatan yang nyaris tak tertandingi, Kerr mendapat julukan The Smashing Machine mesin penghancur.
Di pertandingan perdananya sebagai petarung MMA, kamera merekam bagaimana Kerr menghujani lawan dengan pukulan telak tanpa ampun. Kemenangan demi kemenangan ia raih, tapi di balik itu semua, ada sisi gelap yang tak banyak diketahui publik.
Wajah Lain Mark Kerr: Lembut, Namun Terluka
Meski di ring ia dikenal sebagai monster tak terkalahkan, suara naratif dalam film memperdengarkan sisi lain Kerr: suara lembut, nyaris seperti seseorang yang lebih cocok berada dalam sesi meditasi daripada pertarungan.
Kerr menjelaskan betapa “euforia” yang ia rasakan saat melumpuhkan lawan bukan hanya tentang menang, melainkan tentang menguasai. Ucapan itu terdengar lebih seperti monolog seorang pecandu kekuasaan daripada seorang atlet.
Dwayne Johnson, yang dikenal lewat peran-peran maskulin dan dominan, tampil berbeda di sini. Ia membawakan sosok Mark Kerr sebagai pria yang fisiknya dibentuk oleh disiplin, tapi jiwanya lelah dan tersesat.
Johnson berhasil menampilkan sisi manusiawi dari sang “mesin penghancur”, memperlihatkan bahwa di balik tubuh besar dan wajah tegas, ada jiwa yang mencari makna.
Baca juga:
Ramalan Zodiak Hari Ini 1 September 2025: Keuangan dan Asmara, Bikin Pusing!
Hubungan yang Retak: Mark dan Dawn
Dalam film, kita diperkenalkan pada Dawn (diperankan Emily Blunt), kekasih Kerr yang menjadi bagian penting dalam kisah ini. Hubungan mereka jauh dari kata harmonis.
Pertengkaran-pertengkaran kecil bahkan hal remeh seperti jumlah pisang dalam smoothie pagi bisa memicu konflik besar. Ketegangan ini menunjukkan bahwa meskipun Kerr bisa mengontrol pertarungan brutal di atas ring, ia gagal mengendalikan emosinya dalam kehidupan pribadi.
Momen-momen emosional, seperti ketika Kerr menghancurkan pintu karena amarah, menjadi potret nyata bahwa dirinya sedang berperang bukan hanya melawan lawan di ring, tapi juga melawan dirinya sendiri.
Salah satu aspek paling menyentuh dari The Smashing Machine adalah penggambaran perjuangan Kerr melawan kecanduan opioid.
Awalnya dianggap sebagai obat untuk meredam rasa sakit pasca-pertarungan, penggunaan obat berubah menjadi ketergantungan yang mengancam karier dan hidupnya.
Salah satu adegan paling menyayat adalah ketika Kerr ditemukan tak sadarkan diri di lantai ruang tamu dan dibawa ke rumah sakit.
Baca juga:
Di sana, ia dikunjungi oleh sahabat dan sesama petarung, Mark Coleman (diperankan oleh Ryan Bader), yang memberinya dukungan dengan cara yang sederhana namun penuh makna.
Latihan, Jepang, dan Pencarian Jati Diri
Lokasi utama film ini adalah Tokyo, tempat di mana Kerr bertanding di bawah bendera Pride Fighting Championships. Di sinilah kita melihat proses latihan intensif bersama legenda MMA, Bas Rutten. Salah satu momen unik adalah saat montage latihan disusun dengan lagu “My Way” dari Elvis Presley
pengingat bahwa Kerr sedang mencoba menemukan jalannya sendiri di tengah kekacauan batin dan fisik.
Kerr yang dahulu menggila dalam ring, perlahan mulai mempertanyakan siapa dirinya sebenarnya. Ia mulai sadar bahwa identitas sebagai “pemenang” telah menjadi belenggu yang membuatnya takut menghadapi kekalahan bukan karena malu, tetapi karena itu membuatnya merasa kehilangan eksistensi.
Menuju klimaks film, Kerr yang kini tampil dengan kepala plontos dan tampak lebih familiar sebagai Dwayne Johnson yang kita kenal, bersiap menghadapi pertarungan penting.
Baca juga:
Drama Deadline Transfer: Liverpool Resmi Gaet Isak Rp 2,4 Triliun, Sancho ke Villa
Kali ini bukan hanya melawan lawan di ring, tapi juga menghadapi kemungkinan bertarung melawan sahabatnya sendiri, Mark Coleman, demi hadiah utama.
Namun film ini tidak berakhir dengan narasi kemenangan klise. Sebaliknya, The Smashing Machine justru menunjukkan kemenangan sejati: ketika Kerr mulai mengenali sisi manusianya yang selama ini ia tekan.
Ia bukan lagi mesin penghancur semata, tetapi manusia yang pernah hancur dan berusaha bangkit kembali.
The Smashing Machine bukan sekadar film biografi olahraga. Ini adalah potret mendalam tentang pergulatan batin, harga dari ketenaran, dan perjuangan melawan kecanduan.
Mark Kerr, dengan segala kehebatannya di atas ring, adalah simbol dari banyak atlet yang terjebak dalam ekspektasi dan pencarian identitas.
Dengan penyutradaraan jujur dari Benny Safdie dan penampilan luar biasa dari Dwayne Johnson, film ini berhasil menggambarkan bahwa kadang, pertarungan terberat bukanlah yang terjadi di atas ring melainkan yang terjadi di dalam diri sendiri.
Bagikan
ImanK
Berita Terkait
Maestro Horor John Carpenter Siapkan Series Antologi Mengerikan Lewat 'John Carpenter Presents'

Black Phone 2 – Teror Mistik Berlanjut dengan Ethan Hawke Kembali Sebagai The Grabber

Film 'Tak Kenal Maka Ta’aruf' Siap Tayang 13 November 2025, Usung Romansa Islami yang Menyentuh Hati

Lady Gaga Bergabung di 'The Devil Wears Prada 2', Satu Layar dengan Meryl Streep dan Anne Hathaway

Dibintangi Prilly Latuconsina dan Bryan Domani, Film 'Patah Hati yang Kupilih' Angkat Isu Cinta dan Keyakinan

Iko Uwais Comeback Lewat Film ‘Timur’, Debut Perdana Sebagai Sutradara

Suka Series Netflix 'Monster: The Ed Gein Story'? Ini 3 Film Horor Legendaris yang Terinspirasi Kisah Nyata Pembunuh dari Plainfield

Ngakak Bareng di Netflix Pas Natal, Rowan Atkinson Comeback Lewat Serial Man vs Baby

'What’s Up with Secretary Kim' Diadaptasi Jadi Film Versi Indonesia, Intip Sinopisis hingga Deretan Pemainnya

Lagu 'Tentang Seseorang' Kembali Populer setelah Dinyanyikan El Putra Sarira untuk OST 'Rangga & Cinta', Simak Lirik Lengkapnya
