Main Media Sosial 5 Jam Sehari Picu Depresi


Waspada, bermain media sosial lebih dari lima jam sehari dapat memicu depresi. (Foto: unsplash/saulomohana)
PASTI rasanya sangat sulit untuk jauh dari ponsel dan tidak menggunakan media sosial. Apalagi di tengah pandemi saat ini. Aktivitas orang memainkan ponselnya semakin tinggi karena banyak kegiatan yang dilakukan secara online.
Namun kamu harus tetap waspada, karena terdapat penelitian dilakukan oleh para ahli yang memperingatkan kebiasaan memainkan ponsel secara terus-menerus dapat menyebabkan depresi.
Baca juga:
Melansir laman The Sun, hasil penelitian ini menemukan orang yang menghabiskan waktu lima jam sehari di media sosial akan lebih berisiko mengalami depresi, daripada mereka yang memainkannya kurang dari dua jam.
Penelitian tersebut ingin mengetahui perkembangan gejala depresi di setiap partisipan selama enam bulan. Lebih dari 1.000 orang dewasa di Amerika berpartisipasi dalam penelitian ini.

Para ahli percaya bahwa kecanduan media sosial juga bisa menurunkan motivasi banyak orang untuk bepergian dan mencapai tujuannya dalam karir. Hal ini mengarah pada pengaruh negatif.
Dalam American Journal of Preventive Medicine, terdapat studi besar yang pertama kalinya mengaitkan antara kebiasaan bermain media sosial dengan depresi.
Profesor kesehatan masyarakat di Universitas Arkansas, Dr. Brian Primack, mengatakan depresi dan penggunaan media sosial cenderung berjalan seiringan. Namun, sulit untuk mengetahui mana yang lebih dulu menjadi penyebabnya.
Baca juga:
Bahaya ini Mengancam Jika Terlalu Royal Pamer Foto Pelesiran di Media Sosial
"Studi baru ini mengungkapkan penggunaan media sosial yang tinggi menyebabkan risiko depresi meningkat. Tapi, depresi juga tidak menyebabkan perubahan apapun dalam penggunaan media sosial," ujar Primack.
Tim peneliti bertanya kepada partisipan mengenai seberapa sering mereka menggunakan media sosial. Kemudian membandingkannya dengan skor kuis yang mengukur tingkat depresi mereka.
Berdasarkan data dari 1.289 partisipan, terdapat 299 orang yang sudah mengalami depresi di tahap awal penelitian. Selanjutnya, peneliti melihat apakah depresi ini mempengaruhi penggunaan media sosial mereka atau tidak.
Selama enam bulan penelitian, gejala depresi berkembang pada 95 partisipan. Terbukti orang dewasa yang menggunakan media sosial lebih dari lima jam per hari akan 2,8 kali lebih berpotensi mengalami depresi, dibandingkan mereka yang menggunakannya kurang dari dua jam per hari dalam enam bulan.

Meskipun para peneliti yakin dengan studi tersebut, penelitian ini tetap tidak bisa menemukan sebab dan akibatnya. Media sosial juga bukan satu-satunya faktor yang dapat memicu depresi.
Penelitian menunjukkan depresi telah meningkat setiap tahunnya. Primack mengungkapkan kekhawatirannya terhadap peningkatan penggunaan media sosial yang akan memperburuk masalah kesehatan mental.
"Sekarang lebih sulit untuk komunikasi secara langsung, kita semua menggunakan lebih banyak teknologi seperti media sosial," kata Primack
"Meskipun menurut saya teknologi itu berharga, tapi saya juga mendorong masyarakat untuk lebih memilah teknologi mana yang dapat berguna bagi mereka dan mana yang tidak," tutupnya. (scp)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
