Longsor Tambang Ilegal di Buranga Sulteng, Tiga Orang Meninggal Dunia

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 25 Februari 2021
Longsor Tambang Ilegal di Buranga Sulteng, Tiga Orang Meninggal Dunia

Warga sedang menyaksikan proses evakuasi jenazah tertimbun tanah longsor tambang emas di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Kamis (25-2-2021). ANTARA/Moh Ridwan

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Tiga warga meninggal dunia akibat tanah longsor tambang ilegal yang berlokasi di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, tim gabungan juga masih mencari 5 orang yang dikabarkan tertimbun. Sedangkan penambang yang selamat dari insiden ini berjumlah 15 orang.

"BPBD setempat masih melakukan pendataan terkait dampak tanah longsor," ujar Raditya melalui keterangan tertulisnya, Kamis (25/2).

Baca Juga:

Pencarian Korban Tanah Longsor Nganjuk Kembali Dilanjutkan

Longsor dipicu karena intensitas hujan tinggi dan struktur tanah yang labil di lokasi penambangan. Hujan teridentifikasi terjadi sejak pukul 17.00 waktu setempat. Kemudian sekitar 30 menit kemudian, longsor mulai terjadi karena air dari talang mengalir menuju lubang galian.

Pada saat itu, lanjut Raditya, sebagian penambang telah menyelamatkan diri namun sebagian lain tetap bertahan untuk mendulang pada sisi tumpukan dan sudut galian tanah yang terjal.

Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (24/2), pukul 18.30 waktu setempat. Lokasi penambangan ini dikelola oleh warga yang berada di Dusun 5.

Lokasi diduga tambang emas ilegal di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, yang diduga tempat para korban tertimbun longsor, di Parigi, Kamis (25/2/2021).(ANTARA/Rangga Musabar).
Lokasi diduga tambang emas ilegal di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, yang diduga tempat para korban tertimbun longsor, di Parigi, Kamis (25/2/2021).(ANTARA/Rangga Musabar).

Berdasarkan laporan kronologi di lapangan, pengelola mengerahkan 4 ekskavator dengan sistem rilei material sekitar pukul 08.00 pagi. Keempat ekskavator diperuntukkan 1 unit untuk penggalian dan sisanya memindahkan material ke talang untuk diolah.

Sebanyak 100 orang melakukan penambangan ke lubang galian. Pada sore hari, penambang terus berdatangan karena hasil emas di lubang galian cukup banyak sehingga warga berhimpitan untuk mendapatkan material dengan diameter yang relatif tidak terlalu besar.

Baca Juga:

Lima Orang Meninggal Dunia Akibat Tanah Longsor di Pamekasan Madura

Sekitar pukul 18.30 Wita, warga mendulang tertimbun tanah tumpukan material yang berada pada sudut galian yang terjal dengan ketinggian material mencapai sekitar 20 meter, diperkirakan sekitar 30 orang tidak bisa menghindar dan terjatuh saat akan menyelamatkan diri.

Lebih lanjut, BPBD Kabupaten Parigi Moutong telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Sulteng, Basarnas, TNI, Polri, Dinas Sosial Sulteng, PMI Kabupaten Parigi Moutong dan aparat desa setempat untuk melakukan evakuasi dan pendataan.

"Alat berat dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi," ungkap dia. (Asp)

Baca Juga:

Satu Korban Ditemukan pada Pencarian Hari Kempat Longsor Nganjuk, 6 Masih Hilang

Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan