Lindungi Data Pribadi Pengguna, Korea Selatan Blokir Akses DeepSeek


Korea Selatan blokir akses DeepSeek. Foto: Unsplash/Solen Feyissa
MerahPutih.com - Korea Selatan telah menghentikan sementara pengunduhan chatbot AI milik Tiongkok, DeepSeek. Alasannya adalah untuk mencegah adanya pelanggaran privasi data.
Keputusan tersebut, yang diumumkan oleh Komisi Perlindungan Informasi Pribadi (PIPC), mulai berlaku pada 15 Februari 2025 pukul 18.00 waktu setempat.
Sementara itu, pengunduhan aplikasi seluler telah ditangguhkan, tetapi versi web masih bisa diakses karena perusahaan berupaya memenuhi persyaratan peraturan.
Baca juga:
Guncang Dunia AI, CEO Arm Prediksi DeepSeek Bakal Dilarang di AS
Korea Selatan Ungkap Ada Kelemahan di DeepSeek
PIPC mengungkapkan bahwa analisisnya terhadap DeepSeek, yang dilakukan segera setelah peluncuran chatbot tersebut, mengungkap kelemahan dalam fitur komunikasi dan kebijakannya terkait penanganan informasi pribadi dengan penyedia layanan pihak ketiga.
Komisi tersebut menekankan, hingga masalah ini diselesaikan sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi Korea Selatan, aplikasi tersebut tidak akan tersedia untuk diunduh lagi.
Pengguna juga disarankan untuk tidak memasukkan data pribadi ke dalam perintah chatbot hingga pemberitahuan lebih lanjut.
DeepSeek telah mengaku, bahwa mereka gagal mempertimbangkan sepenuhnya undang-undang perlindungan data Korea Selatan sebelum meluncurkannya.
Baca juga:
Kemkomdigi Masih Pantau DeepSeek, Belum Akan Keluarkan Pemblokiran
Mereka juga sudah menunjuk perwakilan lokal untuk memfasilitasi kepatuhan terhadap peraturan. Pemerintah bermaksud menggunakan kasus ini sebagai preseden untuk memperkuat arahan dan pengawasan, kemudian memastikan jika kelalaian serupa tidak terjadi di masa mendatang.
Penangguhan tersebut menyusul pengawasan ketat dari Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan, yang sebelumnya memperingatkan, bahwa DeepSeek mengumpulkan data pengguna secara berlebihan dan berpotensi menggunakannya untuk melatih model AI-nya.
Selain itu, pakar keamanan mengungkapkan, versi Android dan iOS dari aplikasi tersebut mengirimkan data pengguna tertentu ke servernya dalam format yang tidak terenkripsi, sehingga menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut.
Tak hanya Korea Selatan saja, kekhawatiran global atas praktik data DeepSeek juga berkembang di Amerika Serikat, Italia, Australia, dan Taiwan.
Baca juga:
Negara-negara tersebut telah memberlakukan pembatasan pada layanan AI untuk penggunaan pemerintah, dengan alasan risiko keamanan.
Bahkan, NASA juga memblokir DeepSeek dari sistemnya, kemudian Angkatan Laut AS memperingatkan personel agar tidak menggunakan aplikasi tersebut karena ada potensi kerentanan data.
Melihat kekhawatiran ini, Beijing menegaskan, jika mereka mengizinkan perusahaan internet internasional untuk beroperasi di Tiongkok berdasarkan hukum setempat.
Mereka juga bersikreas, bahwa tidak memaksa perusahaan untuk mengumpulkan atau menyimpan data secara tidak sah. Namun, karena pengawasan regulasi semakin ketat di seluruh dunia, DeepSeek kini menghadapi perjuangan berat untuk mendapatkan kembali kepercayaan dan kepatuhan di berbagai yurisdiksi. (sof)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Pintu Meraih Penghargaan Kategori Komitmen Edukasi Tertinggi dalam Industri Kripto pada Ajang Anugerah Ksatria CFX 2025

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?
