Limbah Tekstil dan Fesyen Didaur Ulang Jadi Pakaian


Memproduksi serat rayon viskosa. (Foto: Unsplash/Ian deng)
PEMBOROSAN yang dihasilkan oleh industri fesyen dan pakaian sangat besar. Bukan hanya karena barang-barang yang dipakai cuma beberapa kali sebelum dibuang demi tren terkini. Mendaur ulang pakaian yang terbuat dari katun adalah urusan yang kompleks.
Potongan seperti jeans dan kemeja sering kali menjadi compang-camping ketimbang menjadi rusak dan digunakan kembali sebagai pakaian berkualitas tinggi. Namun, terobosan terbaru dapat mengatasi masalah ini.
Baca juga:
Melansir laman Interesting Engineering, para ilmuwan mendemonstrasikan teknik baru mengembalikan kapas ke bentuk serat yang sesuai untuk pembuatan massal. Bahan-bahan pakaian mampu didaur ulang menggunakan teknologi ini.

Alasan mendaur ulang item pakaian seperti celana, celana panjang, dan kemeja sangat sulit. Setidaknya dengan cara mereproduksi item dengan kualitas yang sama, adalah karena umumnya dibuat dari campuran serat.
Sebagai contoh, kain katun dalam satu pakaian juga bisa mengandung poliester, spandeks atau serat kimia lainnya. Tim peneliti mengatakan jenis serat yang diproduksi dikenal sebagai serat rayon viskosa.
Ini biasanya dibuat dari selulosa berbasis kayu, yang bertindak sebagai bahan starter "pulp" dan dilarutkan dalam larutan. Kemudian dipintal menjadi serat selulosa yang telah diregenerasi.
Namun tim ilmuwan di Institut Fraunhofer bekerja dengan perusahaan Swedia, re: newcell, untuk menyelidiki lebih banyak bahan awal yang ramah lingkungan.
"Re: newcell mengirimi kami lembaran selulosa yang terbuat dari kapas daur ulang dan meminta kami untuk mencari tahu apakah selulosa tersebut dapat diubah menjadi serat rayon viskosa," kata André Lehmann dari Fraunhofer.
Baca juga:

Dari lembaran selulosa kapas daur ulang, tim mampu menghasilkan benang dengan panjang beberapa kilometer. Terbuat dari 100 persen selulosa yang kualitas sebanding dengan yang terbuat dari selulosa berbahan dasar kayu. Tim tersebut mengatakan teknik tersebut kompatibel dengan prosedur standar untuk memproduksi rayon viskosa.
"Pakaian katun biasanya dibakar atau berakhir di tempat pembuangan sampah," kata Lehmann. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal

Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda

Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia

Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue

Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia

Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara

ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna

The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap

Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan
