Libur Akhir Tahun Dipotong, Pengusaha Wisata Tambah Rugi


Ilustrasi Hotel. (Foto: bumn.go,id).
MerahPutih.com - Pemotongan libur akhir tahun atau Libur Natal dan Tahun Baru di akhir Desember 2020, dipastikan bakal merugikan pengusaha terutama sektor wisata. Padahal, libur panjang momentum kelas menengah berbelanja dan berwisata.
Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bima Yudistira menegaskan, pemangkasan libur panjang akhir tahun akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat konsumsi masyarakat.
“Libur Natal dan Tahun Baru ini puncak konsumsi rumah tangga tertinggi kedua setelah libur Idul Fitri, jika diperpendek pasti berdampak, khususnya ke sektor pariwisata,” kata Bima Yudistira dihubungi di Jakarta, Rabu (25/11).
Baca Juga:
Gerakan Ekonomi, Jokowi Perintahkan Reformasi Anggaran
Pemangkasan libur panjang ini, akan memberikan kerugian kepada pelaku usaha bidang perhotelan dan restoran karena mereka sudah menyiapkan stok lebih banyak mulai dari kamar hingga merekrut tenaga kerja baru.
"Libur dipotong pasti banyak pengusaha kecewa, banyak dirugikan di sektor pariwisata,” katanya.
Apabila libur panjang dipangkas benar-benar direalisasikan, konsumsi hanya akan tumbuh negatif kisaran 3-4 persen pada kuartal IV-2020 karena konsumsi rumah tangga berperan kisaran 56-57 persen terhadap pergerakan ekonomi dalam negeri.
Ia mendorong pemangku kebijakan untuk percaya diri dengan protokol kesehatan yang sudah diterapkan.
“Kalau pesimis angka penularan meningkat karena libur panjang berarti sekalian dilakukan pembatasan sosial lebih ketat,” imbuhnya.
Pemerintah berencana memangkas libur panjang akhir tahun yang merupakan gabungan libur dan cuti bersama dari Idul Fitri pada Mei 2020, Natal dan Tahun Baru. Hal ini terkait melonjaknya COVID-19 setiap kali usai libur panjang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, libur panjang saat pandemi tidak mampu mengungkit indikator ekonomi namun justru menambah kasus COVID-19.
Contohnya, pada Oktober 2020 dengan adanya libur panjang, konsumsi listrik di sektor bisnis dan manufaktur justru menurun sehingga berdampak ke sektor produksi yang juga menurun dan sektor konsumsi melemah.
Selain itu, aktivitas ekonomi bakal melemah kembali karena kasus COVID-19 kembali naik.
“Ini harus dilihat terus untuk memberikan keseluruhan aspek seperti membuat policy tidak cuma melihat pada satu sisi, harus melihat semua sisi, aspek kesehatan, ekonomi, kegiatan usaha dan lain,” katanya. (*)
Baca Juga:
PT KAI Buka Pemesanan Tiket Untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Libur Nasional 2026 Resmi Diumumkan: Ada 17 Libur Nasional dan 8 Hari Cuti Bersama

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

10 Stasiun Jadi Favorit Keberangkatan Pengguna Kereta Long Weekend Maulid Nabi

Long Weekend, 20.230 Penumpang Berangkat dari Daop 6 Yogyakarta

Hati Hati Kepadatan Lalu Lintas Diprediksi Terjadi 7 September 2025 Saat Arus Balik Libur Maulid Nabi

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

MBG Jadi 'Senjata Rahasia' Pemerintah untuk Tarik Wisatawan, Sampai Bikin Dunia Kagum dan Geleng-Geleng Kepala

Pemerintah Targetkan Cuti Bersama 18 Agustus Meriahkan HUT RI dan Genjot Pariwisata

SKB 3 Menteri Tetapkan 18 Agustus 2025 Jadi Libur Nasional, Siap-Siap Long Weekend!
