Legacy dalam Buku 'Faith, The Art of Sasya Tranggono'

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Kamis, 13 Desember 2018
Legacy dalam Buku 'Faith, The Art of Sasya Tranggono'

Sasya Tranggono sedang memeragakan bukunya. (MP/Zaimul)

Ukuran:
14
Audio:

SEORANG ibu dengan pakaian batik cantik tampak sedang asik menuntun anak lelakinya. Di wajah keduanya terlukis kisah perjuangan hidup. Keduanya tak hidup di dunia nyata, tapi di atas sehelai kertas dalam lukisan berjudul 'My Son and I'.

Karya itu milik perupa Sasya Tranggono. Lukisan penuh makna tersebut ia pajang dalam sebuah pameran tunggal berjudul 'Faith, The Art of Sasya Tranggono'. Pameran diselenggarakan di Mandiri Private, Menara Mandiri, Jakarta.

Suasana di ruang pamran Sasya Tranggono. (MP/Zaimul)
Suasana di ruang pameran Sasya Tranggono. (MP/Zaimul)

Dalam acara yang sama, anak pertama dari pasangan Suharto Tranggono dan Retno IS Tranggono, pendiri Ristra, itu juga meluncurkan buku dengan judul yang sama. Buku itu bagi Sasya Tranggono merupakan rangkuman perjalanan 30 tahun melukis dan juga merupakan legacy.

"Termasuk di dalamnya perjuangan perempuan, cat air, dan menjadi duta bangsa," kata Sasya membuka perbincangan dengan pewarta di ruangan pameran.

Sasya Tranggono saat memperlihatkan isi bukunya. (MP/Zaimul)
Sasya Tranggono saat memperlihatkan isi bukunya. (MP/Zaimul)

Ia juga menceritakan, buku seni rupa berbahasa Ingggris yang didesain dan dipublikasikan oleh Afterhours itu disusun dalam waktu dua tahun. Beragam peristiwa di gambarkan di dalamnya.

"Buku ini juga melewati peristiwa-peristiwa yang menyedihkan, tetapi kesedihan itu juga menjadi titik balik untuk mendapatkan dan memperjuangan kekuatan dalam hidup saya. Itulah mengapa kemudian judulnya Faith," katanya sembari mengenang masa lalu.

Ia juga mengatakan, buku karyanya ini juga terinspirasi dari keluarga. Bagi Sasya Tranggono, keluarga merupakan inspirasi yang tidak kelihatan tetapi selalu mewujud dalam setiap karyanya yang bertema keluarga. Tak heran jika lukisan dengan judul 'My Son and I' di jadikan sampul buku ini.

Nama Sasya Tranggono dalam dunia seni rupa muncul pertama kali saat menggelar pameran pameran tunggal berjudul 'Focus 99' pada tahun 1999 di Cipta Merkurius Gallery, Jakarta. Pamor Sasya semakin tinggi setelah masuk sebagai finalis di CP Open Biennale 2003 lalu.

Sejak terjun ke dunia seni, Sasya Tranggono membagi karyanya dalam tiga fase. Fase pertama, digolongkan ke dalam fase wayang. Alasannya, pada tahap itu obyek lukisan yang sering dibuatnnya adalah sosok wayang golek.

Kemudian pada fase kedua, disebutnya sebagai fase bunga, karena ia sering mengeksplorasi berbagai jenis bunga. Fase ketida adalah Kupu-kupu. Baginya merupakan pembaruan budi yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Sasya Tranggono di depan lukisan karyanya. (MP/Zaimul)
Sasya Tranggono di depan lukisan karyanya. (MP/Zaimul)

Ibu satu anak itu juga memberikan padangannya terkait dengan perkembangan-perkembangan seni rupa di Indonesia dan peluang perupa perempuan untuk berkarya.

"Perkembangan seni di Indonesia sudah cukup baik, terbukti dengan berdirinya museum pribadi seperti Museum MACAN, Akili dan masih banyak lagi. Kemudian juga banyaknya event seperi Venice Bienalle, Art Bazaar dan lain-lain," ungkapnya.

Sasaya melanjutkan bahwa peluang perupa Indonesia sebenarnya cukup besar, tetapi terkendala dengan domestic affairs (tugas perempuan sebagai istri, ibu, serta urusan dan pekerjaan rumah tangga). (zaim)

Baca Juga: Aroma Kematian dalam Pameran Titik Temu Proyek SKS

#Pameran Seni #Lukisan #Buku #Pameran Buku
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Fun
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer
Art Jakarta 2025 menghadirkan 75 galeri ternama dari 16 negara, baik dari kawasan Asia maupun luar Asia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 September 2025
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer
Fun
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
LQID Creative Space hadir sebagai ruang seni publik portabel pertama di Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 21 Agustus 2025
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Fun
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'
ArtMoments Jakarta 2025 menampilkan 57 galeri serta lebih dari 600 seniman, baik dari Indonesia maupun mancanegara.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 08 Agustus 2025
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Fun
ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur
ARTSUBS 2025 resmi dibuka mulai 2 Agustus hingga 7 September 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 01 Agustus 2025
ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur
Indonesia
Sambut SBY dan Pelukis Jerman, Pramono: Kolaborasi Melukis Ikon Jakarta
SBY turut mendampingi Christopher dan SBY Art Community melukis Monas dari lantai 23 Grha Ali Sadikin, Balai Kota Jakarta
Wisnu Cipto - Selasa, 29 Juli 2025
Sambut SBY dan Pelukis Jerman, Pramono: Kolaborasi Melukis Ikon Jakarta
Fun
Gim ‘Candy Crush’ Rilis Buku Masak
menghadirkan resep seperti Color Bomb Cake, Rainbow Twist Treats, hingga Licorice Swirl Squares.
Dwi Astarini - Senin, 21 Juli 2025
  Gim ‘Candy Crush’ Rilis Buku Masak
Indonesia
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Genre Imajinasi Nusantara merupakan lukisan karya Denny JA. Lukisan ini tampil sebagai manifesto estetika digital Nusantara.
Soffi Amira - Minggu, 20 Juli 2025
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Lifestyle
Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal
Lewat observasi nan jeli, dan diselingi humor, Emte membawa pembaca ke ‘dunia kesendirian’ yang nyatanya tidaklah membuat merasa kesepian.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal
Fun
Lukisan, Harapan, dan Kebaikan: Ekspresi Tulus Pelukis Gadis Dharsono di Pameran 'Joy in Color'
Pameran 'Joy in Color' Gadis Dharsono berlangsung dari 11 hingga 26 Juli 2025 di ruang galeri IFI Wijaya, Jakarta Selatan.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 13 Juli 2025
Lukisan, Harapan, dan Kebaikan: Ekspresi Tulus Pelukis Gadis Dharsono di Pameran 'Joy in Color'
Bagikan