Lebih Andalkan AI, LinkedIn PHK 668 Karyawan


LinkedIn telah PHK total 1.279 karyawan. (Foto: Unsplash/Alexander Shatov)
AWAL Oktober ini, LinkedIn mengumumkan rencananya untuk memperkenalkan berbagai alat berbasis kecerdasan buatan baru di seluruh bisnisnya. Namun, kenyatannya mereka kini mengumumkan hal yang berbeda.
Seperti diwartakan TechCrunch, Senin (16/10), perusahaan itu akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 668 karyawannya. Belum tahu apa penyebabnya, tetapi pengumuman itu muncul setelah keputusan LinkedIn untuk mengandalkan lebih banyak AI.
Menurut beberapa sumber, sebagian besar dari PHK itu, yakni sekitar 563 orang, akan berdampak pada divisi R&D, termasuk tim-tim di bidang teknik, pengembangan produk, perekrutan, dan keuangan.
Pemutusan hubungan kerja itu, yang diumumkan Senin pagi, terjadi lima bulan setelah LinkedIn mengumumkan pemotongan 716 pekerjaan seiring dengan penghentian perlahan aplikasinya di Tiongkok.
Baca juga:
LinkedIn Merilis Fitur Stories, Mirip Instagram dan Snapchat

Pemotongan kerja hari ini membuat jumlah total pemutusan hubungan kerja di perusahaan yang dimiliki Microsoft itu mencapai 1.384 karyawan. Sebagai perbandingan, hingga saat ini, sudah lebih dari 242.000 orang yang kehilangan pekerjaan di sektor teknologi pada tahun 2023, menurut pelacak pekerjaan Layoffs.fyi.
"Sementara kami sedang menyesuaikan struktur organisasi kami dan menyederhanakan proses pengambilan keputusan, kami tetap berinvestasi dalam prioritas strategis untuk masa depan dan memastikan kami terus memberikan nilai bagi anggota dan pelanggan kami," kata pengumuman resmi Linkedin.
"Kami berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada semua karyawan yang terkena dampak selama masa transisi ini dan memastikan mereka diperlakukan dengan penuh perhatian dan rasa hormat," lanjutnya.
Pernyataan tersebut tidak menjelaskan secara spesifik mengenai prioritas strategis yang akan diambil, tetapi sangat mungkin bahwa reorientasi untuk merekrut lebih banyak tenaga ahli dalam kecerdasan buatan menjadi bagian dari rencana perusahaan.
Baca juga:
700 Data Pengguna Linkedin Bocor

Setelah diakuisisi Microsoft dengan nilai lebih dari USD 26 miliar (Rp 408 triliun) pada tahun 2016, LinkedIn menjadi jauh lebih tertutup dalam hal keuangan dan metrik operasional lainnya.
Pada laporan pendapatan perusahaan yang dikeluarkan oleh Microsoft pada Juli 2023, disebutkan LinkedIn memiliki lebih dari 950 juta anggota dan menghasilkan pendapatan lebih dari USD 15 miliar (Rp 235 triliun), dengan kontributor terbesar berasal dari solusi dalam hal bakat dan SDM dengan pendapatan lebih dari USD 7 miliar (Rp 110 triliun).
Dalam laporan tersebut, perusahaan mengatakan: "Kami terus menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu anggota dan pelanggan kami menghubungkan diri dengan peluang serta memanfaatkan pengalaman para ahli di platform ini. Artikel kolaboratif yang didukung oleh kecerdasan buatan kini menjadi penyumbang lalu lintas tercepat ke LinkedIn." (waf)
Baca juga:
Elon Musk Ingin Ubah X Menjadi Kompetitor LinkedIn
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
